Dalam konteks EFL Indonesia, ruang kelas merupakan salah satu dari sedikit lingkungan di mana siswa terpapar masukan bahasa Inggris autentik karena bahasa tersebut jarang digunakan dalam komunikasi sehari-hari. Oleh karena itu, bahasa guru di kelas memainkan peran penting dalam memberikan paparan yang bermakna dan mengembangkan kompetensi komunikatif siswa. Namun, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa guru EFL Indonesia cenderung menggunakan bahasa Inggris secara terbatas—terutama untuk memberikan instruksi atau menjelaskan tata bahasa—sementara mengabaikan komunikasi interaktif dan spontan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kategori bahasa kelas yang paling umum digunakan oleh guru EFL dan menganalisis pada tahap mana bahasa Inggris digunakan dalam proses belajar mengajar. Penelitian ini mengisi kesenjangan yang ada dengan menggabungkan kerangka kerja fungsi bahasa kelas Salaberri dengan tahapan pengajaran Willis, yang menawarkan wawasan kuantitatif dan kualitatif. Dengan menggunakan desain kualitatif deskriptif, data dikumpulkan melalui observasi kelas, rekaman audio, dan dokumentasi di dua SMP Islam di Kabar yang melibatkan dua guru bahasa Inggris yang mengajar siswa kelas VIII. Untuk menganalisis data, ujaran ditranskripsi, dikodekan, dan dianalisis berdasarkan frekuensi dan penggunaan kontekstual. Temuan penelitian menunjukkan bahwa di MTs Baiturrahim Kabar, Interaksi Sosial (36,8%) merupakan kategori yang paling sering digunakan, sementara di MTs Sa'adatuddarain NW Kabar, Instruksi Sederhana (41,7%) mendominasi. Kedua guru menggunakan bahasa Inggris terutama pada tahap pembukaan dan pengembangan pelajaran, tetapi membatasi penggunaannya dalam kerja berpasangan/kelompok dan situasi spontan. Hasil ini menyiratkan perlunya guru untuk mendiversifikasi bahasa Inggris di kelas guna meningkatkan interaksi komunikatif dan memaksimalkan paparan siswa terhadap bahasa target.
Copyrights © 2025