Pendidikan kejuruan (Vocational Education and Training/VET), khususnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dituntut untuk beradaptasi secara fundamental terhadap tuntutan Industri 4.0 dengan melahirkan lulusan yang memiliki kompetensi di luar keahlian teknis, terutama Kreativitas dan Inovasi. Penelitian ini menyajikan Tinjauan Sistematis dan Sintesis Metodologi Campuran (Mixed-Methods Systematic Review/MMSR) terhadap 38 studi internasional bereputasi, yang bertujuan untuk menganalisis (1) seberapa signifikan pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Keterampilan Abad Ke-21 (21CSLM) terhadap Kreativitas siswa (RQ1), (2) seberapa signifikan pengaruhnya terhadap Inovasi siswa (RQ2), dan (3) bagaimana persepsi siswa dan guru terhadap efektivitas dan tantangan penerapannya (RQ3).Hasil Meta-Analisis (untuk RQ1 dan RQ2) menunjukkan pengaruh 21CSLM, khususnya Project-Based Learning (PjBL) dan Problem-Based Learning (PBL), yang sangat besar dan signifikan terhadap kedua variabel hasil. Effect Size (Hedges’ ) gabungan untuk Kreativitas mencapai 1.15 dan untuk Inovasi mencapai 0.85, yang mengindikasikan bahwa intervensi ini bersifat transformasional. Analisis moderator lebih lanjut menegaskan bahwa efektivitas ini sangat menonjol dalam konteks Asia Tenggara dan pada subjek Teknik/Teknologi. Sementara itu, Sintesis Tematik (untuk RQ3) mengungkapkan bahwa meskipun terdapat persepsi positif dari siswa dan guru mengenai pengembangan keterampilan 4C, implementasinya dibayangi oleh tantangan sistemik. Hambatan utama adalah kesenjangan kompetensi guru yang tidak memiliki pengalaman industri yang memadai, yang menghasilkan proyek pembelajaran yang kurang autentik, dan masalah ketidakselarasan asesmen (misalignment) akibat ketiadaan rubrik yang divalidasi untuk mengukur Kreativitas dan Inovasi yang kompleks.Secara keseluruhan, 21CSLM terbukti sebagai kerangka pedagogis yang sangat efektif untuk VET. Namun, potensi penuh model ini hanya dapat direalisasikan melalui reformasi kebijakan yang berfokus pada pengembangan profesional guru VET, khususnya adopsi kerangka Technology, Andragogy, and Work Content Knowledge (TAWOCK), serta pengembangan sistem asesmen berbasis kompetensi yang valid untuk mengukur hasil non-teknis.
Copyrights © 2025