Pendahuluan: Penyakit degeneratif seperti hipertensi, diabetes melitus, dan dislipidemia merupakan masalah kesehatan kronis dengan prevalensi tinggi di Indonesia. Terapi kombinasi pada pasien penyakit ini sering menimbulkan risiko interaksi obat akibat polifarmasi. Interaksi obat yang tidak terdeteksi dapat mengurangi efektivitas terapi atau menimbulkan efek toksik, sehingga perlu dilakukan analisis menyeluruh terhadap potensi interaksi obat. Tujuan penelitian: Untuk menganalisis potensi interaksi obat pada resep pasien dengan penyakit degeneratif di Klinik X, Kabupaten Malang, serta mengidentifikasi jenis mekanisme interaksi dan tingkat keparahannya. Metode: Penelitian ini menggunakan desain observasional deskriptif analitik terhadap 90 resep pasien hipertensi, diabetes melitus, dan dislipidemia yang diperoleh dari Instalasi Farmasi Klinik Rawat Inap Muslimat Singosari periode Januari–Maret 2022. Data dianalisis menggunakan Drug Interaction Checker (DIC) untuk mengidentifikasi jenis interaksi (farmakodinamik, farmakokinetik, dan nonspesifik) serta tingkat keparahan interaksi (mayor, moderat, dan minor). Hasil: Ditemukan total 229 potensi interaksi obat, dengan mekanisme farmakodinamik mendominasi sebesar 79,48%, diikuti farmakokinetik 13,98%, dan nonspesifik 4,36%. Sebagian besar interaksi ditemukan pada pasien hipertensi (75 kasus) dan dislipidemia (71 kasus). Berdasarkan tingkat keparahan, 69,64% interaksi tergolong moderat, 15,18% mayor, dan 15,18% minor. Interaksi paling umum terjadi pada kombinasi antihipertensi (ACE inhibitor, beta-bloker, diuretik) dan antihiperlipidemia (statin, fibrat) yang melibatkan mekanisme aditif atau antagonistik. Kesimpulan: Sebagian besar potensi interaksi obat pada pasien penyakit degeneratif terjadi melalui mekanisme farmakodinamik dengan tingkat keparahan sedang. Faktor utama penyebabnya adalah polifarmasi, khususnya pada pasien hipertensi dan dislipidemia. Diperlukan pemantauan terapi secara berkelanjutan, edukasi pasien, serta penerapan sistem pendukung keputusan klinis (CDSS) untuk mencegah interaksi obat yang merugikan dan meningkatkan keamanan terapi.
Copyrights © 2025