AbstrakPengelolaan sampah di UPA (Unit Penunjang Akademik) Laboratorium Terpadu Universitas Sulawesi Barat masih belum optimal hingga saat ini, terutama dalam hal pemilahan limbah laboratorium, penanganan limbah B3, dan belum maksimalnya Prosedur Standar Operasional (SOP) yang dipahami oleh semua pengguna laboratorium. Masalah ini menimbulkan risiko bagi keselamatan kerja dan potensi pencemaran lingkungan. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan teknis, dan kesadaran sivitas akademika tentang pengelolaan limbah laboratorium yang aman, sesuai dengan standar K3, dan berkelanjutan. Acara ini dilaksanakan pada hari Jumat, 22 Agustus 2025, di Aula Laboratorium Terpadu Universitas Sulawesi Barat. Kegiatan tersebut melibatkan 40 peserta yang terdiri dari petugas kebersihan, Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP), staf UPA Lab Terpadu, mahasiswa, dan koordinator laboratorium. Metode pelaksanaan mencakup pelatihan dan demonstrasi, serta praktik langsung dalam pembuatan ecobrick. Evaluasi dilakukan melalui pre-test dan post-test, observasi praktik, serta kuesioner kepuasan peserta. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pengetahuan peserta sebesar 62% berdasarkan nilai post-test, serta peningkatan keterampilan teknis dalam pemilahan sampah dan penanganan limbah B3 sebesar 88,5% menurut rubrik observasi. Di samping itu, praktik pembuatan ecobrick dapat meningkatkan soft skill kolaborasi dan kepedulian lingkungan hingga 90%. Dari segi keseluruhan, kegiatan ini berdampak positif dengan meningkatkan kemampuan peserta dalam menerapkan pengelolaan limbah laboratorium yang aman, efektif, dan berkelanjutan di lingkungan UPA Laboratorium Terpadu. Keywords: ecobrick; sampah; limbah B3; UPA lab. terpadu; Sulawesi Barat. AbstractWaste management at the Integrated Laboratory Academic Support Unit (UPA) of the University of West Sulawesi is still not optimal, especially in terms of laboratory waste sorting, hazardous waste handling, and the absence of standard operating procedures (SOPs) that are understood by all laboratory users. This problem poses risks to occupational safety and potential environmental pollution. The purpose of this community service activity was to increase the knowledge, technical skills, and awareness of the academic community about safe, K3-compliant, and sustainable laboratory waste management. The event was held on Friday, August 22, 2025, in the Integrated Laboratory Hall of the University of West Sulawesi. The activity involved 40 participants consisting of cleaning staff, Educational Laboratory Administrators (PLP), Integrated Lab UPA staff, students, and laboratory coordinators. The implementation methods included socialization, counseling, workshops on waste sorting, and hands-on practice in making ecobricks. Evaluation was carried out through pre-tests and post-tests, practice observations, and participant satisfaction questionnaires. The results of the activity showed a 62% increase in participants' knowledge based on post-test scores, as well as an 88.5% increase in technical skills in waste sorting and hazardous waste management according to the observation rubric. In addition, the practice of making ecobricks can improve soft skills in collaboration and environmental awareness by up to 90%. Overall, this activity had a positive impact by improving participants' ability to implement safe, effective, and sustainable laboratory waste management in the UPA Integrated Laboratory environment. Keywords: B3 waste; ecobrick; garbage; integrated laboratory UPA; West Sulawesi
Copyrights © 2025