Produksi mentimun di Jawa Timur mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir, yang salah satunya disebabkan oleh rendahnya mutu benih. Banyak petani masih menggunakan benih hasil tanam sendiri yang kualitasnya kurang terjamin, sehingga berdampak pada produktivitas. Upaya peningkatan mutu dan hasil dapat dilakukan melalui penerapan teknik budidaya yang tepat, seperti pemangkasan dan pemberian pupuk. Pemangkasan berfungsi mengatur distribusi assimilate agar pertumbuhan generatif lebih optimal, sedangkan pupuk Monoammonium Phosphate (MAP) dipilih karena mengandung nitrogen dan fosfor yang berperan penting dalam pembentukan bunga, buah, serta pengisian biji. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh pemangkasan dan pupuk MAP terhadap produksi dan vigor benih mentimun (Cucumis sativus L.). Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial 2 faktor dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah pemangkasan (P0: tanpa pemangkasan, P1: pemangkasan cabang ruas 1–5, P2: pemangkasan pucuk ruas ke-12, dan P3: kombinasi P1 dan P2), sedangkan faktor kedua adalah dosis pupuk MAP (M0: tanpa MAP, M1: 5 g/tanaman, M2: 15 g/tanaman, M3: 25 g/tanaman). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemangkasan berpengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap umur berbunga, jumlah buah per tanaman, dan bobot 100 benih, serta berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap panjang buah dan berat buah per tanaman. Pemberian pupuk MAP berpengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap berat buah per tanaman dan bobot 100 benih, serta nyata (p<0,05) terhadap umur berbunga dan jumlah buah per tanaman. Tidak ditemukan interaksi signifikan antarperlakuan. Secara praktis, pemangkasan yang tepat dan pemberian pupuk MAP dosis 15 g/tanaman dapat meningkatkan produktivitas serta mutu benih mentimun, sehingga mendukung ketersediaan benih bermutu bagi petani dan industri benih
Copyrights © 2025