Pesatnya perkembangan teknologi digital telah mempercepat adopsi layanan psikologis jarak jauh, termasuk telekonseling, sebagai respons strategis terhadap meningkatnya kebutuhan kesehatan mental. Yogyakarta, yang dikenal dengan ekosistem digitalnya yang kuat dan tantangan kesehatan mental yang signifikan, menghadirkan kondisi unik bagi pengembangan layanan konseling berbasis teknologi. Tinjauan pustaka ini bertujuan untuk memetakan faktor-faktor yang memengaruhi adopsi telekonseling di masyarakat Yogyakarta dengan menganalisis 91 artikel ilmiah yang terindeks dalam basis data digital Garuda. Sebanyak tujuh studi ditemukan berkaitan langsung dengan praktik telekonseling di Yogyakarta. Temuan menunjukkan bahwa pengembangan telekonseling di wilayah ini mencakup studi konseptual tentang kompetensi konselor, pembuatan aplikasi siberkonseling, layanan pertolongan pertama psikologis yang disampaikan secara daring, serta penilaian awal minat pengguna dan hasil intervensi. Beberapa faktor kunci memengaruhi adopsi telekonseling, termasuk literasi digital klien, kesiapan dan kompetensi konselor, keterbatasan format komunikasi daring, kekhawatiran tentang keamanan data, dan beragamnya tingkat penerimaan di kalangan mahasiswa dan anggota masyarakat. Meskipun telekonseling telah menunjukkan potensi, terutama dalam konteks pendidikan, efektivitas dan penerimaan publiknya masih terkendala oleh tantangan teknis, etika, dan keterampilan. Tinjauan ini menyoroti perlunya peningkatan kapasitas profesional, standar layanan yang lebih jelas, dan evaluasi empiris untuk memperkuat implementasi telekonseling di Yogyakarta.
Copyrights © 2025