Clean water is a fundamental need that plays a crucial role in maintaining human quality of life and supporting sustainable regional development. However, increasing development activities, land-use changes, and environmental degradation have significantly reduced the capacity of ecosystems to provide essential environmental services, including water provisioning. This study aims to analyze the environmental carrying capacity based on water provisioning ecosystem services (P2) in Magelang Regency using a spatial-analytical approach. The research method integrates data on ecoregions, land cover derived from SPOT 7 satellite imagery interpretation, and ecosystem service coefficients (KJE) obtained through expert assessment. The analysis was conducted using an overlay method between ecoregion maps and land cover data to produce a spatial distribution map of water provisioning ecosystem services. The results show that approximately 47.80% of Magelang Regency has high to very high potential for water provisioning, with the very high category accounting for 35.47%. Secang (63.34%) and Grabag (35.67%) sub-districts represent the areas with the highest capacity, while Salaman (58.23%) and Borobudur (53.54%) demonstrate low capacity due to the geomorphological characteristics of the Menoreh Hills. These findings highlight the importance of recharge area management and watershed protection in spatial planning policies to ensure the sustainability of clean water provision in Magelang Regency. AbstrakAir bersih merupakan kebutuhan dasar yang berperan penting dalam menjaga kualitas hidup manusia serta mendukung keberlanjutan pembangunan wilayah. Namun demikian, peningkatan aktivitas pembangunan, perubahan penggunaan lahan, dan degradasi lingkungan telah menurunkan kapasitas ekosistem dalam menyediakan jasa lingkungan, termasuk penyediaan air bersih. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis daya dukung lingkungan berbasis jasa ekosistem penyedia air bersih (P2) di Kabupaten Magelang melalui pendekatan spasial-analitik. Metode penelitian dilakukan dengan mengintegrasikan data ekoregion, penutupan lahan hasil interpretasi citra satelit SPOT 7, serta koefisien jasa ekosistem (KJE) yang diperoleh melalui penilaian pakar. Analisis dilakukan dengan metode tumpang susun (overlay) antara peta ekoregion dan penutupan lahan untuk menghasilkan peta distribusi daya dukung jasa ekosistem penyedia air bersih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 47,80% wilayah Kabupaten Magelang memiliki potensi tinggi hingga sangat tinggi dalam penyediaan air bersih, dengan kategori sangat tinggi mencapai 35,47%. Kecamatan Secang (63,34%) dan Grabag (35,67%) merupakan wilayah dengan kapasitas tertinggi, sedangkan Kecamatan Salaman (58,23%) dan Borobudur (53,54%) menunjukkan kapasitas rendah akibat kondisi geomorfologi perbukitan Menoreh. Temuan ini menegaskan pentingnya pengelolaan kawasan resapan serta perlindungan wilayah tangkapan air dalam kebijakan tata ruang guna menjamin keberlanjutan penyediaan air bersih di Kabupaten Magelang.
Copyrights © 2025