Cerita lisan Sumatera Utara, Puteri Berdarah Putih (Batak Toba), Puteri Dewa Gunung Lumut (Pakpak-Dairi), dan Beru Ginting Pase (Karo) mengangkat cerita tentang perempuan yang selalu dinarasikan adalah cantik dan lemah lembut. Metode pengumpulan data penelitian ini adalah simak dan analisis data menggunakan kajian gender. Berdasarkan analisis, ketiga cerita lisan Sumatera Utara ini memperkuat stereotip perempuan yang tumbuh di masyarakat, yaitu cantik, lemah lembut, dan mengurus urusan domestik. Stereotip ini menjadi citra yang ideal. Citra ini adalah konstruksi kultural yang dibangun untuk menjadikan perempuan sebagai kaum subordinat. Dengan begitu, perempuan akan menjadi objek yang hadir karena imajinasi laki-laki. Ini sebagai salah satu upaya kau patriarki untuk terus memperkuat posisinya di masyarakat.
Copyrights © 2025