Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemakaian afiks, khususnya infiks, dalam pengembangan lema menjadi sublema pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Fenomena lema berinfiks menunjukkan bahwa sejumlah bentuk turunan sering dicatat sebagai lema mandiri tanpa penjelasan mengenai proses pembentukannya, sehingga hubungan antara kata dasar dengan bentuk berinfiks menjadi kurang jelas. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan sumber data berupa lema-lema berinfiks dalam KBBI, baik versi cetak maupun daring. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat ketidakkonsistenan dalam pencatatan lema berinfiks, baik dalam penempatan, pemberian rujukan silang, maupun penjelasan proses morfologisnya. Selain itu, produktivitas infiks dalam bahasa Indonesia modern cenderung menurun, namun tetap memiliki pola pembentukan yang sistematis. Penelitian ini menegaskan pentingnya pembaruan struktur lema berinfiks dalam KBBI agar lebih selaras dengan teori morfologi dan memudahkan pengguna memahami hubungan antar kata.
Copyrights © 2025