Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji konsep sumber dan validitas pengetahuan dalam al-Qur’an melalui pendekatan epistemologis dengan analisis tematik-tahlili terhadap ayat-ayat yang berbicara tentang ilmu (‘ilm). Fokus kajian ini adalah memahami bagaimana Al-Qur’an menjelaskan asal-usul, sumber, proses, dan ukuran kebenaran pengetahuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Al-Qur’an menempatkan wahyu, akal, dan pengalaman empiris sebagai tiga sumber utama pengetahuan yang saling mengafirmasi dan terintegrasi. Wahyu berfungsi sebagai sumber dan otoritas kebenaran pengetahuan tertinggi, akal sebagai instrumen rasional untuk memahami tanda-tanda Tuhan, dan pengalaman empiris sebagai sarana pengamatan terhadap realitas ciptaan. Validitas pengetahuan dalam Islam tidak hanya ditentukan oleh kesesuaian logis dan empiris, tetapi juga oleh nilai moral dan orientasi teologisnya. Epistemologi Qur’ani menolak dikotomi antara ilmu agama dan ilmu dunia, serta menegaskan pentingnya integrasi antara dimensi rasional, empiris, dan spiritual. Temuan ini memiliki implikasi besar terhadap pengembangan filsafat ilmu Islam, pendidikan, dan rekonstruksi ilmu pengetahuan modern agar kembali berakar pada prinsip tauhid dan kesakralan ilmu pengetahuan.
Copyrights © 2025