Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengukur kemampuan berpikir kritis mahasiswa sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan model Project-Based Learning (PjBL), (2) menghitung peningkatan kemampuan berpikir kritis pada dua kelas melalui perhitungan N-Gain, dan (3) mendeskripsikan profil kemampuan berpikir kritis berdasarkan empat indikator utama: menganalisis argumen, mengevaluasi bukti, menarik kesimpulan logis, dan memberikan alasan relevan. Penelitian ini menggunakan desain quasi-experimental two-group pretest-posttest, dengan subjek 33 mahasiswa kelas Reguler A dan 24 mahasiswa kelas ICP pada Mata Kuliah IPA Sekolah 3. Hasil penelitian menunjukkan (1) kedua kelas memulai pembelajaran dengan kemampuan berpikir kritis level rendah pada pretest. Setelah penerapan PjBL, terjadi peningkatan signifikan yang dibuktikan dengan uji Wilcoxon (p = 0,000). (2) N-Gain kelas Reguler A (0,60) termasuk kategori sedang dengan persentase capaian posttest lebih tinggi sekitar dua puluh persen dibanding kelas ICP yang memiliki N-Gain (0,28) kategori rendah. (3) Analisis per indikator menunjukkan kemampuan menganalisis argumen, mengevaluasi bukti, dan menarik kesimpulan logis berada pada kategori tinggi, namun kemampuan memberikan alasan relevan masih berada pada kategori sedang di kedua kelas. Penelitian ini menyimpulkan bahwa PjBL efektif meningkatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa, meskipun efektivitasnya bervariasi tergantung karakteristik kelas, sehingga diperlukan penguatan aspek justifikasi melalui tugas yang lebih menekankan pemberian alasan lisan maupun tertulis.
Copyrights © 2025