Rendahnya capaian literasi ilmiah siswa Indonesia berdasarkan hasil PISA menunjukkan perlunya transformasi pembelajaran sains di sekolah. Studi ini melakukan Systematic Literature Review (SLR) terhadap lima artikel utama terkait pembelajaran berbasis inkuiri, integrasi STEM, fasilitas laboratorium, dan kompetensi guru (PCK) untuk menganalisis faktor-faktor kunci yang mempengaruhi literasi ilmiah. Hasil kajian menunjukkan bahwa pembelajaran inkuiri secara konsisten meningkatkan kemampuan berpikir kritis, pemahaman konseptual, serta keterampilan proses ilmiah siswa. Integrasi STEM memberikan penguatan melalui pemecahan masalah autentik dan pendekatan desain rekayasa yang mendorong motivasi serta performa literasi. Di sisi lain, keterbatasan fasilitas laboratorium menjadi hambatan signifikan, sementara laboratorium virtual dan teknologi simulasi mampu menjadi alternatif efektif. Temuan juga menegaskan bahwa kompetensi guru, khususnya Pedagogical Content Knowledge (PCK), menjadi faktor penentu keberhasilan implementasi inkuiri dan STEM. Secara keseluruhan, peningkatan literasi ilmiah di Indonesia memerlukan kolaborasi strategis antara inovasi pedagogis, penyediaan fasilitas, serta pengembangan profesional guru secara berkelanjutan.
Copyrights © 2025