Dalam perkembangannya, seiring dengan kebangkitan Islam pada abad pertengahan, Barat berupaya mendalami Islam. Sebagai pintu masuk memahami Islam adalah dengan memahami Al-Qurâan. Oleh karena itu, model kajian Al-Qurâan pertama yang dilakukan Barat adalah penerjemahan Al-Qurâan ke Bahasa Latin dan bahasa Eropa lainnya kemudian berkembang pada kajian lain terkait dengan Al-Qurâan. Ada dua teori yang digunakan yaitu: teori kesinambungan dan perubahan (continuity dan change theory) dan teori âpeminjaman budayaâ (cultural borrowing theory). Tulisan ini menjawab bagaimana asal-usul kajian Al-Qurâan di Barat? Bagaimana potret dan dinamika kajian Al-Qurâan di Barat? Bagaimana pengaruh kajian Al-Qurâan di Barat bagi kajian Al-Qurâan kontemporer? Dengan pendekatan teoritik semacam ini mengungkap asal-usul perjumpaan Islam dan Barat bermula ketika ketika Islam meluas hingga Spanyol. Tulisan ini menggunakan pendekatan kualititatif dengan aksentuasi pada model penelitian bibliografis. Kajian Al-Qurâan di Barat berdampak pada dinamika kajian Al-Qurâan di belahan dunia lainnya, tidak terkecuali di kalangan umat Islam. Massifnya dunia percetakan menjadikan pertukaran gagasan demikian gencar menyebar. Ditambah lagi dengan kemajuan teknologi yang memungkinkan semua orang dengan mudah mengakses berbagai informasi. Melalui jurnal dan buku-buku yang diterbitkan atau diunggah di dunia maya, menjadikan informasi itu dengan mudah dibaca di berbagai penjuru dunia. Selain itu, investasi pengetahuan melalui beasiswa Islamic Studies ke berbagai pusat kajian Islam di Barat turut membantu âpenularanâ kajian Barat tentang Al-Qurâan ke para koleganya di dunia Islam.
Copyrights © 2013