Proceeding of International Conference on Art, Language, and Culture


PEMERTAHANAN BAHASA SASAK DI KECAMATAN UTAN SUMBAWA (PERSPEKTIF BODILY HEXIS SOSIOKULTURAL)

Muh. Jaelani Al-Pansori (Universitas Sebelas Maret)
Suryo Ediyono (Universitas Sebelas Maret)



Article Info

Publish Date
17 Nov 2017

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap pemertahanan pemakaian bahasa Sasak, Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap pemertahanan pemakaian bahasa Sasak, dan pembawaan tubuh (bodily hexis) yang terpengaruh oleh bahasa lisan di Kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan objek penelitian adalah masyarakat suku Sasak di Kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa NTB. Data berupa kata-kata atau kalimat yang diperoleh pada informan penelitian. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi/pengamatan untuk mengamati sosiokultural masyarakat suku Sasak dalam berinteraksi dengan partisipan; Sadap untuk menyadap interaksi sikap/bahasa antar masyarakat suku Sasak dengan Sasak maupun antara suku Sasak dengan Sumbawa; dan Wawancara  dengan informan untuk memperkuat data-data yang telah terkumpul. Data  dianalisis menggunakan  analisis interaktif, yaitu  reduksi  data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa (1) sikap pemertahanan pemakaian bahasa Sasak adalah dengan mempersiapkan mental atau perilaku dan pikiran pada guyup Sumbawa agar lebih dominan menggunakan bahasa Sasak di dalam berkomunikasi baik dengan sesama suku Sasak maupun suku Sumbawa dan baik diranah keluarga maupun sosial; (2) faktor-faktor yang mempengaruhi sikap pemertahanan pemakaian bahasa Sasak di Kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa adalah faktor partisipan, suasana, dan topik; dan (3) Tindak pemertahanan bahasa yang dilakukan oleh masyarakat suku Sasak menjadi identitas masyarakat asli Sasak. Perilaku (pembawaan tubuh) mereka mengikuti secara langsung ketika mereka berinteraksi dengan sesama masyarakat Sasak maupun Sumbawa. Masyarakat Sasak ketika berbicara dengan  bahasa bangsawan (halus) maupun ketika berbicara dengan orang yang lebih dihormati, tindak bahasa mereka selalu diikuti oleh tingkah laku/sikap yang disesuakan dengan bahasa yang mereka lakukan.

Copyrights © 0000