Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PRAGMATIK DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA DI SEKOLAH Al-Pansori, Muh Jaelani
Premiere Educandum Vol 4, No 2 (2014)
Publisher : Premiere Educandum

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This article is a theoretical study on the implementation of a pragmatic approach in learning speaking skills at school. Pragmatic approach is one of learning approaches that aims to train students to improve their speaking skills at school. This approach focuses on contextual learning speaking skills, particularly in the process of learning at school. Through this approach, students will be brought closer to practical conditions of speaking both orally and in writing. Thus, the learning skills of speaking with a pragmatic approach are very effective in creating active learning, especially in improving their speaking ability in the classroom and outside the classroom.Keywords: pragmatic approach, speaking skills
NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM CERITA RAKYAT SASAK (PENDEKATAN PRAGMATIK) Alpansori, Muhammad Jaelani; Wijaya, Herman
Educatio Vol 9, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (402.607 KB) | DOI: 10.29408/edc.v9i2.72

Abstract

Folklore is a literary work or have lived life and thrive in a society that is transmitted orally from one generation to the next. Because the story passed down orally often get additional variations of the speaker or the story. A folk story will be told in the same version or a different way though the contents of the same story. This study intends to explore the meaning and value of character education contained in folklore Sasak to be disseminated to the younger generation and the Sasak. This research is descriptive research kaulitatif with a pragmatic approach to the four stages, namely (1) data collection phase, which collects all the data related to the problems that have been formulated in the study, which is a collection of folklore Sasak, and conduct interviews with informants, (2) a data reduction step, namely the activities of selecting data in accordance with the object of study in research, (3) the stage of presentation of the data, which compile information or data regularly and detailed to be easily understood and analyzed, (4) the stage of drawing conclusions, namely activities formulate conclusions from the data obtained. This study mendeskrifsikan the meaning and value of character education contained within the story Sasak. Given a message or value of character education delivered by the author to have a role in shaping the educational value of character readers. Cerita rakyat adalah karya sastra yang hidup atau pernah hidup dan berkembang dalam sebuah masyarakat yang ditularkan secara lisan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Karena diwariskan secara lisan seringkali ceritanya mendapatkan variasi atau tambahan si penutur cerita tersebut. Sebuah cerita rakyat yang sama akan diceritakan dalam versi atau cara yang berbeda meskipun isi ceritanya sama. Penelitian ini bermaksud menggali makna dan nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam cerita rakyat Sasak untuk disebarluaskan kepada generasi muda dan masyarakat Sasak. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kaulitatif dengan pendekatan pragmatik dengan empat tahap, yaitu (1) tahap pengumpulan data, yaitu mengumpulkan semua data yang berkaitan dengan masalah-masalah yang telah dirumuskan dalam penelitian, yaitu kumpulan cerita rakyat Sasak, serta melakukan wawancara dengan informan, (2) tahap reduksi data, yaitu kegiatan memilih data yang sesuai dengan objek kajian dalam penelitian, (3) tahap penyajian data, yaitu menyusun informasi atau data secara teratur dan terperinci agar mudah dipahami dan dianalisis, (4) tahap penarikan simpulan, yaitu kegiatan menyusun simpulan dari data yang sudah diperoleh. Penelitian ini mendeskrifsikan makna dan nilai pendidikan karakter yang terkadung dalam cerita Sasak. Mengingat pesan atau nilai pendidikan karakter yang disampaikan oleh pengarang memiliki peran dalam membentuk nilai pendidikan karakter pembacanya. Keywords: Values, Education, Character, Story Sasak. Kata Kunci : Nilai, Pendidikan, Karakter, Cerita Sasak.
INTERFERENSI BAHASA MELAYU MALAYSIA TERHADAP BAHASA INDONESIA PADA MASYARAKAT TKI KECAMATAN SIKUR Muh. Jaelani Al-Pansori
MABASAN Vol. 8 No. 2 (2014): Mabasan
Publisher : Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (485.475 KB) | DOI: 10.26499/mab.v8i2.92

Abstract

It is a common phenomenon that many rural populations work in Malaysia well known as Indonesian Labors (TKI). Even, some of them have been working for 5 years without passport. Their long period serving as Malaysian TKI affects to the ungrammatical and interference usage of Indonesian language. This study focuses on the causes and interferences form of Malayan language towards the TKI’s Indonesian language performance in Sub-district of Sikur. This is descriptive and qualitative study. The data is collected by using recording and interview technique. Then, the recording data is transcribed into written form and is analyzed by using interactive analysis with the following steps: data collection, data reduction, data display, and conclusion. Based on the data analysis, it is concluded that the interferences occurred among the Malaysian TKI populations are caused by interaction, habitual use of Malayan language for communication and their long period serving as TKI. In addition, forms of language interferences of the Malaysian TKI are phonological interference which occurs through shift of vowel phoneme, shift of consonant phoneme, and articulation of vowel and consonant phoneme. Beside that, morphological interference also occurs through prefix di-, clitics –nya, preposition di, full reduplication and partial reduplication. Finally, syntactic interference occurs in term of function, category and role.
MENILIK SINONIMIS, PERSAJAKAN DAN PESAN MORAL DALAM NASYIDNAHDLATAIN Zainul Muttaqin; Muh Jaelani Alpansori
Asas: Jurnal Sastra Vol 10, No 2 (2021): ASAS : Jurnal Sastra
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/ajs.v10i2.26254

Abstract

Peneliti menganalisis lagu Nahdlatain karya Muhammad Zainuddin Abdul Madjiddari aspek Sinonimis, persajakan, dan pesan moral. Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dan peneliti sebagai instrumen kunci. Teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi. Analisis data menggunakan tiga tahap yaitu pemerolehan data, analisis data dan penarian simpulan. Data penelitian berupa data yang mengandung sinonimis, persajakan dan pesan moral dalam bentuk kata dan frasa. Penelitian ini dipandang penting disebabkan tidak semua Kyai memiliki kemampuan dalam menciptakan nasyid. Adapun hasil penelitian ini ditemukan satu kata yang bersinonim dan satu frasa yang bersinonim juga. kemudian pola persajakan yang muncul adalah pola sajak dengan rima mutlak (a-a-a-a) dan tak beraturan (a-a-b-b), rima akhir dan rima terus, sedangkan pesan moral yang disampaikan yaitu; 1) bersama-sama menuju kebaikan, 2) motivasi belajar agama, 3) memegang teguh agama, 4) bersyukur agar tidak lupa sejarah, 5) jangan lupa identitas tempat belajar, dan 6) harapan untuk menjaga madrasah bagi para penerusnya.
Peristiwa Tutur dalam Prosesi Selamatan Laut di Desa Tanjung Luar Lombok Ri’ina Ri’ina; Hary Murcahyanto; Muh. Jaelani Al-Pansori
Asas: Jurnal Sastra Vol 9, No 1 (2020): ASAS : Jurnal Sastra
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/ajs.v9i1.18331

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan menganalisis Peristiwa Tutur dalam Prosesi Selamatan Laut di Desa Tanjung Luar, Kabupaten Keruak, Lombok. Responden dalam penelitian ini adalah orang-orang lokal yang masih percaya pada kekuatan magis prosesi yang diadakan setahun sekali sebagai bentuk penghormatan kepada masyarakat Tanjung Luar karena mereka telah diberkati dengan lautan luas tempat di mana hidup mereka bergantung. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data diperoleh, dianalisis dengan teknik analisis data. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa ada acara pidato dan tindak tutur dalam prosesi selamatan laut, yaitu dari awal pembukaan program hingga akhir proses Tikolok sehingga menciptakan kesan yang sangat mendalam bagi masyarakat Tanjung. Luar menjaga tradisi nenek moyang. Bahasa yang digunakan dalam acara prosesi salah satunya adalah; Lamun kau teqa lamun kau darat! Kaming kalopah, suram anung rajane (Saya tidak suka menerima utusan dan perintah, jika rajamu adalah rajamu yang mengutusmu. Panggil rajamu!). Kalimat Perintah, diikuti oleh tindakan, sehingga dapat digolongkan sebagai tindak tutur.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (THINK PAIR SHARE) TERHADAP KEMAMPUAN MENELAAH UNSUR KEBAHASAAN TEKS BIOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII MTs. Al – MUSLIHUN NW MENSEH TAHUN PELAJARAN 2018/2019 Herman Wijaya; Muh Jaelani Alpansori; Ramlah Gani; Eli Marnawati
Jurnal Suluh Pendidikan Vol 8 No 2 (2020): September 2020
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas HKBP Nom- mensen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36655/jsp.v8i2.295

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TPS (think pair share) terhadap kemampuan menelaah unsur kebahasaan pada teks biografi. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Populasi penelitian seluruh siswa kelas VIII MTs. Al-Muslihun Menseh tahun pelajaran 2018/2019. Sampel penelitian ditentukan dengan teknik simple random sampling sehingga terpilih kelas VIII-a dan kelas VIII-b. Kelas VIII-b ditentukan sebagai kelas kontrol yang diajarkan dengan metode ceramah dan kelas VIII-a ditentukan sebagai kelas eksperimen yang diajarkan dengan TPS (think pair share). Racanganan penelitian yang digunakan adalah “The Post-Test Only Control Design”. Instrumen pengumpulan data menggunakan tes kognitif untuk meningkatkan prestasi belajar. Hasil penelitian untuk kelas eksperimen adalah ( =73,50), dan untuk kelas kontrol adalah = 52,90). Hasil uji normalitas diperoleh x2hitung < x2tabel yaitu 6,77<11,070 untuk kelas eksperimen dan 3,30 < 11,070 untuk kelas kontrol. Hasil uji homogenitas diperoleh Fhitung < Ftabel, yaitu 0,68 < 1,96. Maka data yang diperoleh dikatakan terdistribusi normal dan homogen. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan perumusan Uji-t. Hasilnya thitung ­ > ttabel, yaitu 5,00 > 1,68, sehingga hipotesis alternatif (Ha) Terdapat Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS) Terhadap Kemampuan Menelaah Unsur Kebahasaan Teks Biografi Siswa Kelas VIII MTs. Al-Muslihun NW Menseh Tahun Pelajaran 2018/2019 diterima.
THE EFFECTIVENESS OF TEACHING MODULE COMPUTER BASED DRILLING MODEL AND PRACTICE IN IMPROVING LEARNING ACHIEVEMENT OF INDONESIAN LANGUAGE Padlurrahman Padlurrahman; Muh. Jaelani Al-Pansori
RETORIKA: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol 14, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/retorika.v14i1.14161

Abstract

This study aims to determine the effectiveness of the computer-assisted learning module for drill and practice model of Indonesian language learning in SMA/MA East Lombok District. This research includes development research through the stage of requirement analysis, limited sample testing and testing of action research settings. The research subject consists of teachers and SMA/ MA students in East Lombok district. Research Data is collected via questionnaire, observation sheets, tests, and interview guidelines. Data was analyzed using the component's anáolysis technique and continued with test-t analysis. The results showed that (1) th majority of teacher prepare the teaching materials independently than work collaboratively; (2) The result of learning Indonesian language through the use of a computer-assisted drill and practice based learning Module at each cycle increases, (3) There are differences in the results of Indonesian language learning between students who have been taught using a computer-assisted learning module drill and practice model with students who are taught without using a computer-assisted learning Module drill and practice model, and (4) students ' responses to learning modules developed and are in a good category.
PEMERTAHANAN BAHASA SASAK DI KECAMATAN UTAN SUMBAWA (PERSPEKTIF BODILY HEXIS SOSIOKULTURAL) Muh. Jaelani Al-Pansori; Suryo Ediyono
-
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (670.774 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap pemertahanan pemakaian bahasa Sasak, Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap pemertahanan pemakaian bahasa Sasak, dan pembawaan tubuh (bodily hexis) yang terpengaruh oleh bahasa lisan di Kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan objek penelitian adalah masyarakat suku Sasak di Kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa NTB. Data berupa kata-kata atau kalimat yang diperoleh pada informan penelitian. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi/pengamatan untuk mengamati sosiokultural masyarakat suku Sasak dalam berinteraksi dengan partisipan; Sadap untuk menyadap interaksi sikap/bahasa antar masyarakat suku Sasak dengan Sasak maupun antara suku Sasak dengan Sumbawa; dan Wawancara  dengan informan untuk memperkuat data-data yang telah terkumpul. Data  dianalisis menggunakan  analisis interaktif, yaitu  reduksi  data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa (1) sikap pemertahanan pemakaian bahasa Sasak adalah dengan mempersiapkan mental atau perilaku dan pikiran pada guyup Sumbawa agar lebih dominan menggunakan bahasa Sasak di dalam berkomunikasi baik dengan sesama suku Sasak maupun suku Sumbawa dan baik diranah keluarga maupun sosial; (2) faktor-faktor yang mempengaruhi sikap pemertahanan pemakaian bahasa Sasak di Kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa adalah faktor partisipan, suasana, dan topik; dan (3) Tindak pemertahanan bahasa yang dilakukan oleh masyarakat suku Sasak menjadi identitas masyarakat asli Sasak. Perilaku (pembawaan tubuh) mereka mengikuti secara langsung ketika mereka berinteraksi dengan sesama masyarakat Sasak maupun Sumbawa. Masyarakat Sasak ketika berbicara dengan  bahasa bangsawan (halus) maupun ketika berbicara dengan orang yang lebih dihormati, tindak bahasa mereka selalu diikuti oleh tingkah laku/sikap yang disesuakan dengan bahasa yang mereka lakukan.
NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM CERITA RAKYAT SASAK (PENDEKATAN PRAGMATIK) Muhammad Jaelani Alpansori; Herman Wijaya
Educatio Vol 9, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/edc.v9i2.72

Abstract

Folklore is a literary work or have lived life and thrive in a society that is transmitted orally from one generation to the next. Because the story passed down orally often get additional variations of the speaker or the story. A folk story will be told in the same version or a different way though the contents of the same story. This study intends to explore the meaning and value of character education contained in folklore Sasak to be disseminated to the younger generation and the Sasak. This research is descriptive research kaulitatif with a pragmatic approach to the four stages, namely (1) data collection phase, which collects all the data related to the problems that have been formulated in the study, which is a collection of folklore Sasak, and conduct interviews with informants, (2) a data reduction step, namely the activities of selecting data in accordance with the object of study in research, (3) the stage of presentation of the data, which compile information or data regularly and detailed to be easily understood and analyzed, (4) the stage of drawing conclusions, namely activities formulate conclusions from the data obtained. This study mendeskrifsikan the meaning and value of character education contained within the story Sasak. Given a message or value of character education delivered by the author to have a role in shaping the educational value of character readers. Cerita rakyat adalah karya sastra yang hidup atau pernah hidup dan berkembang dalam sebuah masyarakat yang ditularkan secara lisan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Karena diwariskan secara lisan seringkali ceritanya mendapatkan variasi atau tambahan si penutur cerita tersebut. Sebuah cerita rakyat yang sama akan diceritakan dalam versi atau cara yang berbeda meskipun isi ceritanya sama. Penelitian ini bermaksud menggali makna dan nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam cerita rakyat Sasak untuk disebarluaskan kepada generasi muda dan masyarakat Sasak. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kaulitatif dengan pendekatan pragmatik dengan empat tahap, yaitu (1) tahap pengumpulan data, yaitu mengumpulkan semua data yang berkaitan dengan masalah-masalah yang telah dirumuskan dalam penelitian, yaitu kumpulan cerita rakyat Sasak, serta melakukan wawancara dengan informan, (2) tahap reduksi data, yaitu kegiatan memilih data yang sesuai dengan objek kajian dalam penelitian, (3) tahap penyajian data, yaitu menyusun informasi atau data secara teratur dan terperinci agar mudah dipahami dan dianalisis, (4) tahap penarikan simpulan, yaitu kegiatan menyusun simpulan dari data yang sudah diperoleh. Penelitian ini mendeskrifsikan makna dan nilai pendidikan karakter yang terkadung dalam cerita Sasak. Mengingat pesan atau nilai pendidikan karakter yang disampaikan oleh pengarang memiliki peran dalam membentuk nilai pendidikan karakter pembacanya. Keywords: Values, Education, Character, Story Sasak. Kata Kunci : Nilai, Pendidikan, Karakter, Cerita Sasak.
Distingsi Stratifikasi Sosial Variasi Bahasa Sasak, Indonesia Hasbullah; Muh Jaelani Al-Pansori
LITERASI: Jurnal Pendidikan Guru Indonesia Vol. 1 No. 1 (2022): September
Publisher : Lembaga Bale Literasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.528 KB) | DOI: 10.58218/literasi.v1i3.310

Abstract

The purpose of this study was to determine the pattern of social stratification relations in the form of communication of the Sasak language variation. This type of research can be categorized as a qualitative descriptive research (post positive) because it is oriented towards finding values and influences, namely two focuses that have causality and a hierarchical relationship between social stratification and the existence of language. The research phase begins with problem identification, intensive observation, and then proceeds with the data acquisition stage. Data collection and acquisition techniques were carried out in three ways, namely interviews, observation, and documentation while the research data focused on two types of data, namely secondary data (written) through documents and empirical data (field) through observation and interviews. Determination of informants as sources are selected and determined by qualification and random based on certain criteria. After the data is obtained, the data will be analyzed using the method of data reduction and categorization. The results of this study conclude that: (1) stratification and social class in the Sasak community have a very large existence and influence in the mobility of the community. All aspects including language in the stratification and social class of the Sasak people will be formed differently into language classes (undak usuk) to show the criteria and identity of each group. (2) The forms of communication that occur in social society can be seen based on the context of the speakers who communicate with each other or with different groups, while in relation to social interaction, social interaction between groups will be high if their forms of communication are parallel (parallel) and social interaction will decrease if the form of communication is opposite and not comparable (diparallel).