Pandangan mahasiswa dan mahasiswi penutur bahasa Jepang terhadap privasi dalam komunikasi yang tidak diketahui dan dipahami para pembelajar bahasa Jepang menyebabkan terjadinya kesalahpahaman dalam komunikasi bahasa Jepang. Guna mengurangi gangguan komunikasi dan kesalahpamahan, maka diperlukan kajian penelitian mengenai privasi dalam komunikasi di kalangan mahasiswa penutur bahasa Jepang berdasarkan gender. Penelitian ini dilakukan dengan metode analisis kontrastif dengan tujuan mengidentifikasi tingkat keterbukaan mahasiswa dan mahasiswi penutur bahasa Jepang mengenai privasi dalam komunikasi, mengidentifikasi faktor penyebab mahasiswa dan mahasiswi penutur bahasa Jepang membicarakan privasi kepada mitra tutur, mengidentifikasi persamaan dan perbedaan respons mahasiswa dan mahasiswi penutur asli bahasa Jepang terhadap topik pembicaraan yang berkaitan dengan privasi. Penelitian ini dilakukan dengan teknik survey dengan mendistribusi kuesioner kepada 109 responden (31 laki-laki dan 78 perempuan). Responden adalah mahasiswa dan mahasiswi penutur asli bahasa Jepang di Jepang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam hal privasi mahasiswa penutur bahasa Jepang cenderung lebih tertutup daripada mahasiswi penutur bahasa Jepang. Kemudian, baik mahasiswa maupun mahasiswi penutur bahasa Jepang menilai bahwa faktor yang menyebabkan penutur membicarakan privasi adalah hubungan kepercayaan atau rasa saling percaya. Namun demikian, tingkat intimasi lebih dijadikan faktor pertimbangan bagi mahasiswi penutur bahasa Jepang daripada mahasiswa penutur bahasa Jepang. Kemudian, dalam hal respons terhadap pertanyaan mengenai privasi, mahasiswa penutur bahasa Jepang cenderung lebih tegas untuk tidak menyampaikan informasi privasi daripada mahasiswi penutur bahasa Jepang. Kata kunci : privasi; komunikasi; analisis kontrastif; gender
Copyrights © 2017