Sonda Sanjaya, Sonda
Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

ANALISIS KONTRASTIF PANDANGAN MAHASISWA PENUTUR BAHASA INDONESIA DAN MAHASISWA PENUTUR BAHASA JEPANG TERHADAP PRIVASI DALAM KOMUNIKASI: SEBUAH TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK Sanjaya, Sonda; Ando, Yuriko
JAPANEDU: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Jepang Vol 2, No 1 (2017): JAPANEDU Volume 2 Issue 1, June 2017
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (Indonesia University of Education)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/japanedu.v2i1.6789

Abstract

Perbedaan pandangan di antara mahasiswa penutur bahasa Indonesia dan mahasiswa penutur bahasa Jepang terhadap privasi dalam komunikasi memungkinkan menyebabkan terjadinya gangguan dalam proses berkomunikasi dan mengundang kesalahpahaman. Guna mengurangi gangguan komunikasi dan kesalahpamahan, maka kajian penelitian mengenai privasi dalam komunikasi sangat diperlukan. Penelitian ini mengkaji persamaan dan perbedaan ranah privasi mahasiswa penutur bahasa Indonesia dan mahasiswa penutur bahasa Jepang, siapa saja yang boleh dan tidak boleh mengetahui privasi penutur, dan bagaimana respons penutur terhadap mitra tutur yang membahas topik pembicaraan yang berkaitan dengan privasi. Penelitian ini dilakukan dengan teknik survey dengan mendistribusi kuesioner kepada 127 responden di Indonesia dan 107 responden di Jepang. Responden di Indonesia adalah mahasiswa penutur asli bahasa Indonesia dan responden di Jepang adalah mahasiswa mahasiswa penutur asli bahasa Jepang di Jepang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa penutur bahasa Indonesia lebih terbuka terhadap privasi dibandingkan dengan mahasiswa penutur bahasa Jepang. Kemudian, mahasiswa penutur bahasa Jepang membicarakan privasi terhadap mitra tutur sembari mempertimbangkan apakah penutur dan mitra tutur memiliki hubungan kepercayaan atau tidak. Sedangkan mahasiswa penutur bahasa Indonesia memutuskan akan membicarakan hal yang berkaitan dengan privasi atau tidak dengan mitra tutur setelah memastikan apakah ada hubungan kepercayaan atau tidak.  The different perspectives on privacy between college students who speak Indonesian and those who speak Japanese as their native language may create some misunderstandings when they interact with each other. To avoid such misunderstandings, more studies on privacy in communication are needed. Meanwhile studies on the field are still scarce. Therefore, to fill the gap, this study aims at finding out the similarities and differences on topics that are considered as privacy by students who speak Indonesian language and Japanese language. Additionally, this study also revealed to which interlocutors they may be comfortable to open up talking about topics considered as their privacy and how they respond towards interlocutors who bring up such topics. To collect the data, a questionnaire on privacy was distributed to 127 participants in Indonesia and 107 participants in Japan. Respondents from both countries were college students who were native speakers of the language spoken in their countries, Japan and Indonesia. The data collected then were analyzed by employing contrastive analysis. The study indicated that Indonesian students were more open in comparison to Japanese students as indicated by the breadth of their preferred conversation topics with strangers. Additionally, when opening up to topics considered as private topics, Japanese students were simultaneously evaluating whether they had trusted relationship with the interlocutors throughout the interaction. On the other hand, instead of simultaneously evaluating the relationship, Indonesian students tended to decide whether they had the trusted relationship first before they proceeded to opening up about their privacy with their interlocutors.
Pandangan Mahasiswa Penutur Bahasa Jepang Terhadap Privasi dalam Komunikasi Ditinjau dari Gender Sanjaya, Sonda
Journal of Japanese Language Education and Linguistics Vol 1, No 1 (2017): Agustus - Januari
Publisher : Journal of Japanese Language Education and Linguistics

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jjlel.1101

Abstract

Pandangan mahasiswa dan mahasiswi penutur bahasa Jepang terhadap privasi dalam komunikasi yang tidak diketahui dan dipahami para pembelajar bahasa Jepang menyebabkan terjadinya kesalahpahaman dalam komunikasi bahasa Jepang. Guna mengurangi gangguan komunikasi dan kesalahpamahan, maka diperlukan kajian penelitian mengenai privasi dalam komunikasi di kalangan mahasiswa penutur bahasa Jepang berdasarkan gender. Penelitian ini dilakukan dengan metode analisis kontrastif dengan tujuan mengidentifikasi tingkat keterbukaan mahasiswa dan mahasiswi penutur bahasa Jepang mengenai privasi dalam komunikasi, mengidentifikasi faktor penyebab mahasiswa dan mahasiswi penutur bahasa Jepang membicarakan privasi kepada mitra tutur, mengidentifikasi persamaan dan perbedaan respons mahasiswa dan mahasiswi penutur asli bahasa Jepang terhadap topik pembicaraan yang berkaitan dengan privasi.         Penelitian ini dilakukan dengan teknik survey dengan mendistribusi kuesioner kepada 109 responden (31 laki-laki dan 78 perempuan). Responden adalah mahasiswa dan mahasiswi penutur asli bahasa Jepang di Jepang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam hal privasi mahasiswa penutur bahasa Jepang cenderung lebih tertutup daripada mahasiswi penutur bahasa Jepang. Kemudian, baik mahasiswa maupun mahasiswi penutur bahasa Jepang menilai bahwa faktor yang menyebabkan penutur membicarakan privasi adalah hubungan kepercayaan atau rasa saling percaya. Namun demikian, tingkat intimasi lebih dijadikan faktor pertimbangan bagi mahasiswi penutur bahasa Jepang daripada mahasiswa penutur bahasa Jepang. Kemudian, dalam hal respons terhadap pertanyaan mengenai privasi, mahasiswa penutur bahasa Jepang cenderung lebih tegas untuk tidak menyampaikan informasi privasi daripada mahasiswi penutur bahasa Jepang. Kata kunci : privasi; komunikasi; analisis kontrastif; gender
A Pragmatic Study on Jouge Kankei among Japanese Native Speakers: Expressions of Reminder Sanjaya, Sonda; Rosiah, Rosi
JAPANEDU: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Jepang Vol 4, No 2 (2019): JAPANEDU Volume 4 Issue 2, December 2019
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (Indonesia University of Education)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/japanedu.v4i2.17954

Abstract

This study aims at investigating the types and categorisation of conversation made by Japanese native speakers. The categorisation of the conversation is made based on vertical relationship (jouge kankei) from the pragmatics perspectives. Descriptive qualitative method is used to conduct the study. The participant of the study includes 14 Japanese native speakers working at Kyoto Minsai Japanese Language School and Palace Side Hotel who took part in role-plays. The results of the study indicate that there is no significant distinction of expressions made by (1) subordinates to their superiors, (2) among colleagues, and (3) from their superiors to their subordinates. These three groups also appear to use similar expressions when talking about promises and requests to borrow books. The distinction was found in expressions made by subordinates to their superiors. In the conversation made among colleagues and by superiors to subordinates, expressions to remind them to return some borrowed books were straightforwardly made. Meanwhile, these straightforward reminders were not found in conversations made by subordinates to their superiors. Additionally, the conversation among colleagues and made by superior to subordinates include expression of emphasizing requests; meanwhile, conversations made by subordinates to superiors do not. In addition, expressions of asking interlocutors’ conditions before reminding to return the book are made by colleagues to colleagues and subordinates to superiors and are not made by superiors to subordinates.
Deskripsi Topik Pembicaraan yang Tidak Menyinggung Privasi Bagi Penutur Bahasa Jepang dan Penutur Bahasa Indonesia Sanjaya, Sonda; Kusnendar, Muhamad
Journal of Japanese Language Education and Linguistics Vol 2, No 1 (2018): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jjlel.2112

Abstract

This descriptive quantitative study aims at finding out conversational topics being talked about by Japanese and Indonesian speakers when they meet people for the first time. Additionally, this study also explores conversational topics among Japanese speakers, which are considered as non-private by Indonesian speakers. Furthermore, the conversational topics among Indonesian speakers, which are considered as non-private by Japanese speakers, were also investigated. To collect the data, survey technique was employed. 93 Japanese speakers and 101 Indonesian speakers voluntarily took part in this study. The data analysis revealed that the conversational topics among Japanese speakers, which have ever been talked about in their first contact included name, hobby, hometown, weather, vacation, workplace, current issues, family, social media accounts, birthday, re-lationship status, email address, address, mobile phone number, children, marital status, employment status, salary, as well as the content of their wallet, bedroom, mobile phone and computer. Meanwhile, the conversational topics among Indonesian speakers, which have ever been talked about in their first contact included name, workplace, hometown, address, hobby, employement status, family, current issues, mobile phone number, social media accounts, children, vacation, marital status, weather, and email address. In addi-tion, conversational topics among Japanese speakers, which are considered as non-pri-vate by Indonesian speakers included name, hobby, hometown, weather, vacation, work-place, current issues, family, social media accounts, birthday, email account, address, mobile phone number, children, and employment status. The conversational topics among Indonesian speakers, which are considered as non-private by Japanese speakers included name, workplace, hometown, hobby, family, current issues, children, vacation and weather.  
Analisis Penggunaan Ungkapan Mengingatkan oleh Pembelajar Bahasa Jepang Berdasarkan Gender (Studi Terhadap Mahasiswa Bahasa Jepang di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta) Sanjaya, Sonda; Minanda, Rio
Chi'e: Journal of Japanese Learning and Teaching Vol 8 No 2 (2020): CHI'E Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang (Journal of Japanese Learning and Teaching)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/chie.v8i2.40498

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti penggunaan ungkapan mengingatkan (salah satu bentuk ungkapan permohonan) dalam bahasa Jepang yang digunakan oleh pembelajar bahasa Jepang berdasarkan gender. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan data diperoleh melalui teknik simak bebas libat cakap dan catat melalui role play. Sampel dalam penelitian ini adalah sembilan mahasiswa tingkat III Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 16 mahasiswa tingkat III Program Studi Sastra Jepang Universitas Gadjah Mada, dan delapan mahasiswa tingkat II Program Studi Bahasa Jepang Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (Vokasi UGM) Tahun Ajaran 2018/2019. Data penelitian ini terbagi menjadi empat kategori yaitu ungkapan mengingatkan yang diujarkan penutur laki-laki kepada mitra tutur laki-laki, ungkapan mengingatkan yang diujarkan penutur laki-laki kepada mitra tutur perempuan, ungkapan mengingatkan yang diujarkan penutur perempuan kepada mitra tutur perempuan, dan ungkapan mengingatkan yang diujarkan penutur perempuan kepada mitra tutur laki-laki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan semantik formula Xu pada ungkapan mengingatkan yang diujarkan oleh pembelajar bahasa Jepang terdapat dua komponen yang digunakan yaitu komponen utama dan komponen pembantu. Dari seluruh data yang terkumpul dan dibagi ke dalam empat kategori di atas dapat disimpulkan bahwa tidak begitu ada perbedaan pengungkapan ungkapan mengingatkan yang dilakukan penutur laki-laki kepada mitra tutur yang bergender sama dan beda begitu pula yang dilakukan penutur perempuan kepada mitra tutur yang bergender sama maupun beda. Dari keempat kategori yang ada, semuanya memiliki komponen utama utama berupa pengingat permohonan dan komponen pembantu berupa penguat ingatan. Adapun komponen utama seperti penguat permohonan hanya terjadi pada dua percakapan yang dilakukan penutur laki-laki kepada mitra tutur perempuan. Dengan demikian, dapat disimpulkan gender tidak memengaruhi cara pengungkapan mengingatkan pada penutur kepada mitra tutur.