Artikel ini mengelaborasi konstruksi identitas religius (Islam) dan etnisitas (Melayu) melalui konsep ideologis âMasuk Melayuâ di Malaysia. Keberjalinan agama dan etnisitas membentuk paham dan praktik politik yang mengombinasikan keduanya menjadi suau ideologi politik kebudayaan di Malaysia. Ideologi tersebut telah digunakan sebagai parameter untuk mengelola kehidupan sosial dan politik dengan karakteristik multikultural di Malaysia. Artikel ini juga memperlihatkan bahwa konstruksi identitas religius dan etnisitas di Malaysia maupun negara-negara lain Asia Tenggara pada umumnya tidak bisa dipisahkan dari diskursus kolonialisme yang terjadi pada waktu lampau. Kolonialisme telah mewariskan sistem-sistem sosiobudaya dan politik yang kemudian melaluinya menjadi fondasi aktivitas birokrasi pemerintahan dan pembentukan budaya politik masyarakat Asia Tenggara hingga saat ini. Namun, pemerintahan pascakolonial di Malaysia terus melanjutkan konstruksi identitas semacam itu dengan menambahkan makna dan praktik politik yang kontekstual secara inovatif untuk mempertahankan dan melanjutkan kekuasaan politik mereka. âMasuk Melayuâ adalah suatu arena untuk menegosiasikan kekuasaan politik dengan menginjeksi identitas religius Islam sebagai poros politik yang perkasa di Malaysia.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2017