Radioterapi & Onkologi Indonesia
Vol 5, No 2 (2014): Volume 5 No.2 Juli 2014

Brakhiterapi Nasofaring

Isnaniah Hasan (Departemen Radioterapi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia)
Irwan Ramli (Departemen Radioterapi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia)



Article Info

Publish Date
20 Jul 2018

Abstract

Kanker nasofaring adalah keganasan pada epitel nasofaring yang kejadiannya cukup tinggi di daerah Asia dan memiliki potensi kuratif dengan pengobatan radiasi, baik radiasi eksterna maupun brakhiterapi. Letak nasofaring yang berdekatan dengan basis kranii menyebabkan sulitnya tindakan operasi sehingga terapi dengan brakhiterapi akan memberikan keuntungan karena menempatkan sumberĀ  radiasiĀ  sangat dekat dengan target radiasi sehingga memungkinkan kecilnya volume jaringan normal yang akan diradiasi, dengan dosis yang sangat tinggi pada kanker dan dosis yang cukup pada batas antara kanker dan jaringan normal. Terdapat 3 kategori brakhiterapi, yaitu Brakhiterapi laju dosis rendah atau low dose rate (LDR), dosis menengah atau medium dose rate (MDR, dan dosis tinggi atau high dose rate (HDR) yang pemberiannya harus dengan menggunakan remote afterloader. Ada beberapa macam teknik brakhiterapi yang dilakukan,yaitu: teknik cetakan, teknik Massa-chusetts, implant interstitial permanen transnasal, dan teknik Rotterdam yang dilakukan di departemen radioterapi RSCM

Copyrights © 2014






Journal Info

Abbrev

JORI

Publisher

Subject

Education Health Professions Medicine & Pharmacology Physics Other

Description

Majalah Radioterapi & Onkologi Radiasi Indonesia (Journal of the Indonesian Radiation Oncology Society) dengan ISSN 2086-9223, satu-satunya majalah dalam bidang Onkologi Radiasi di Indonesia, merupakan majalah di bawah penerbit Perhimpunan Dokter Spesialis Onkologi Radiasi Indonesia (PORI). Majalah ...