Bagi nenek moyang masyarakat Minangkabau, setiap dinding atau bidang yang diukir di Rumah Gadang merupakan karya seni yang bermakna khusus. Makna tersebut tidak lepas dari falsafah yang dianut oleh masyarakat Minangkabau. Dalam masyarakat Minangkabau dikenal beberapa macam jenis ukiran yang nama-namanya terinspirasi dari alam, salah satunya yang paling khas yaitu ukiran Itik Pulang Patang. Dewasa ini semakin banyak masyarakat yang menganggap ukiran semata hanya ditampilkan sebagai hiasan pelengkap, padahal ukiran sendiri menggambarkan keselarasan dan keserasian kehidupan masyarakat Minangkabau dengan alamnya, bahkan mengatur tata pergaulan dalam kehidupan sehari-hari. Penulisan ini bertujuan untuk membahas makna filosofis yang terkandung dalam ukiran Itik Pulang Patang yang mencerminkan pola kehidupan masyarakat Minangkabau sehari-hari. Penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif untuk mengungkapkan fakta dan keadaan yang ada dengan menyuguhkan apa yang sebenarnya terjadi dalam masyarakat Minangkabau. Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan teoritik yaitu pendekatan yang dilakukan untuk menelaah ukiran Itik Pulang Patang berdasarkan teori konsep kebudayaan Minangkabau, yaitu falsafah Alam Takambang Jadi Guru dan adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukiran Itik Pulang Patang memiliki beragam makna di mana hal tersebut berdasarkan pada falsafah yang berlaku di Minangkabau dan diimplementasikan dalam kehidupan masyarakat Minangkabau.
Copyrights © 2018