Indonesia merupakan negara kepulauan, sehingga jaringan telekomunikasi tidak merata di seluruh pelosok nusantara. Sebagai alternatifnya yaitu menggunakan komunikasi HF (3-30 MHz) yang merupakan salah satu pilihan untuk mengatasi ketiadaan infrastruktur telekomunikasi modern di daerah yang terisolir. Gelombang permukaan (ground wave) mencapai jarak 100-150 Km, selanjutnya, untuk propagasi gelombang langit (sky- wave) mengandalkan lapisan ionosfer untuk komunikasi jarak jauh, namun kendala yang terjadi yaitu lapisan ionosfer yang dapat berubah-ubah terhadap waktu. Akibatnya sinyal yang diterima bervariasi bahkan tidak dapat diterima sama sekali. Untuk mengurangi gangguan-gangguan seperti itu, diajukan komunikasi HF kooperatif di daerah lintang rendah. Dimana komunikasi yang terjadi antara sumber dan tujuan mengalami kendala, relay menjadi alternatif untuk menjaga komunikasi terjadi secara terus-menerus. Makalah ini melaporkan hasil simulasi sistem komunikasi kooperatif HF pada 3 node di wilayah Indonesia dengan menggunakan data ketinggian lapisan ionosfer yang diukur dengan ionosonde. Hasil simulasi menunjukan potensi penerapan sistem komunikasi kooperatif HF di wilayah Indonesia dan daerah lintang rendah pada umumnya.
Copyrights © 2015