Pada kegiatan penambangan, peledakan merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk pembongkaran material. Ukuran keberhasilan peledakan dapat dilihat dari angka produktivitas alat gali muat dan nilai recovery peledakan. Selama penelitian diperoleh bahwa hasil peledakan di pit Central Tutupan II roof seam T110 belum mencapai target yang ditetapkan perusahaan. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh lokasi peledakan terdiri dari batuan yang bersifat heterogen dan berada pada zona area kritis, sehingga dengan dilakukannya pembatasan muatan bahan peledak untuk mengurangi tingkat getaran tanah belum mampu menghasilkan energi ledak yang optimal.Dalam mengkaji hasil kegiatan peledakan, angka produktivitas alat gali muat dapat diamati berdasarkan nilai digging time. Ketercapaian nilai digging time sesuai standar perusahaan (<12 detik) dipengaruhi oleh tingkat keakurasian geometri pemboran, penetapan geometri peledakan yang sesuai, penyesuaian kolom isian (primary charge) terhadap litologi batuan lokal dan penentuan arah peledakan. Memprediksi hasil peledakan yang optimal, dikaji melalui distribusi fragmentasi secara teoritis.Upaya untuk memperoleh hasil peledakan yang lebih optimal, perlu dilakuakan modifikasi rancangan peledakan yang terdiri sebagai berikut. Akurasi geometri pemboran dioptimalkan >50% dari geometri rencana (7m x 7m x 8m). Metode peledakan menggunakaan single deck pada zona laminasi sedangkan double deck pada zona batupasir laminasi dengan pola echelon. Distribusi fragmentasi material boulder (ukuran >100cm) diusahakan < 20% dengan cara mengoptimalkan nilai powder factor pada kedalaman lubang ledak 3m, 4m, 5m, dan 8m. Sedangkan untuk arah peledakan direkomendasikan menuju N 150o E yang mengacu pada orientasi kemiringan utama (dip direction) dari bidang diskontinuitas. Kata-kata kunci: Akurasi geometri pemboran, fragmentasi, recovery peledakan, digging time, powder factor
Copyrights © 2016