Problematika keagamaan dan sosial saat ini semakin kompleks, seperti  adanya prasangka terhadap agama, suku dan etnis di masyarakat. Hal ini akan menjadi bom waktu (konflik) yang dapat meledak. Artikel ini bermaksud mendeskripsikan hasil penelitan mengenai fenomena prasangka di kalangan pelajar guna menyusun model konseling Mengikis Prasangka Berbasis Psikologi Islam (model konseling MEPRASGI). Dalam penelitian ini digunakan teknik random sampling dengan mengikutkan sebanyak 230 siswa SMA dari Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan Nasional di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Digunakan dua alat penelitian berupa skala jarak sosial dan skala stereotip untuk mengungkap prasangka secara kognitif dan afektif terhadap agama, suku dan etnis di Sulawesi Selatan. Hasil penelitian mendapatkan adanya fenomena prasangka, yaitu pada aspek kognisi terdapat kecenderungan agama tertentu mempunyai jarak sosial yang dekat terhadap suku dan etnis tertentu dan sebaliknya. Pada aspek afeksi, didapatkan orang Sulawesi Selatan secara umum mempunyai sifat positif berupa pemberani dan semangat dalam bekerja, sedangkan sifat negatif yang dominan adalah banyak bicara. Berdasar temuan itu, maka disusun konsep model konseling MEPRASGI yang dirancang untuk mengikis prasangka pada aspek psikologis terdiri dari kognitif, afektif dan psikomotor. Bukan itu saja, prasangka dapat dihilangkan dengan cara melakukan terapi tazkiyatunnufus di pusat fungsi psikis yaitu qalbu.
Copyrights © 2018