Filler merupakan salah satu bahan penyusun yang halusmyang ada dalam campuran aspal panas. Biasanya dalam agregat kasar dan agregat halus sudah terdapat kandungan filler, namun kadarnya tidak dapat memenuhi kebutuhan yang ada, sehingga perlu penambahan filler untuk mengatasinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah limbah batu bara dari Barito Utara (Muara Teweh), dapat memenuhi syarat sebagai tambahan filler apabila digunakan pada campuran pembentuk Laston Lapis Pengikat (AC-BC) dan untuk mengetahui pengaruh penggunaan Limbah Batu Bara apabila dalam campuran divariasikan. Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa berdasarkan sifat-sifat limbah batu bara dari Barito Utara (Muara Teweh) dapat digunakan sebagai tambahan filler pada campuran Laston Lapis Pengikat. Untuk mengetahui pengaruh Limbah Batu Bara Barito Utara (Muara Teweh) tersebut, dibuat 4 (empat) komposisi campuran dengan masing masing 5 (lima) variasi kadar aspal. Komposisi A (Agregat kasar 56%, Abu Batu 29%, dan Pasir 15% dengan tambahan filler 0%). Komposisi B (Agregat kasar 56%, Abu Batu 29%, dan Pasir 15% dengan tambahan filler 1,5%). Komposisi C (Agregat kasar 56%, Abu Batu 29%, dan Pasir 15% dengan tambahan filler 3%). Komposisi D (Agregat kasar 56%, Abu Batu 29%, dan Pasir 15% dengan tambahan filler 4,5%), Berdasarkan hasil test Marshall untuk Komposisi A diperoleh nilai Kadar Aspal Optimum (KAO) sebesar 6,4%, Komposisi B diperoleh nilai Kadar Aspal Optimum sebesar 5,95%, Komposisi C diperoleh nilai Kadar Aspal Optimum sebesar 6,25%, dan Komposisi D diperoleh nilai Aspal Optimum sebesar 6,3%. Kata Kunci: Laston Lapis Pengikat, Test Marshall, Kadar Aspal Optimum, Kadar Filler Optimum
Copyrights © 2017