Makhluk yang paling bertauhid dan paling ma’rifat kepada Allah adalah Iblis dan Fir’aun, Iblis lebih mengenal Allah dan pernah berdialog langsung dengan-Nya. Keengganannya menuruti perintah Allah untuk bersujud kepada Adam adalah bukti bahwa dia benar-benar bertauhid murni tidak mau menodai kemurnian tauhidnya dengan bersujud kepada selain Allah. Dia adalah pecinta sejati yang lebur dalam kecintaannya terhadap Sang Khalik, tidak mau menyakiti perasaan kekasihnya karena semua yang terjadi pada dirinya adalah bentuk masyá¿‘ah-Nya. Sesungguhnya Allah hendak menguji Iblis, dan ia pun masuk dalam ujian-Nya dengan tidak menuruti perintah-Nya (‘aá¹£Ä). Allah memudahkan Iblis berbuat maksiat jika sudah masuk dalam ujiannya, sebagaimana Ia memudahkannya berbuat taat jika tidak diujinya. Tegasnya, bahwa kamaksiatan (pembangkangan) dan ketaatan semuanya diciptakan oleh Allah dan Iblis pun memilih pembangkangan dan kemudian Allah menetapkan yang demikian sebagai takdirnya. Diantara penghuni surga tidak ada pemuja dan peng-Esa (muwahhid) seperti Iblis. Sudah barang tentu apa yang disebutkan di atas sangat bertentangan dengan umumnya keyakinan umat Islam. Dalam pandangan mereka, Iblis dan Fir’aun adalah dua sosok makhluk durjana, la’natullah, kufur dan kekal di dalam neraka. Dosa Iblis adalah dosa hasud kepada Adam kemudian ia takabur dan menolak perintah Allah untuk bersujud kepada Adam, sedangkan dosa Fir’aun adalah Takabur dengan mengaku dirinya sebagai Tuhan. Inilah dua pandangan berbeda yang sangat kontras dan kontradiktif tentang eksistensi dua sosok makhluk yang diabadikan kisahnya oleh Allah SWT. dalam Alquran.
Copyrights © 2018