Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris tentang metode yang lebih efektif, antara PPP dan TBL, dalam mengajarkan keterampilan berbicara pada anak yang termasuk ke dalam kategori pembelajar pemula. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan menggunakan T-test pada taraf signifikansi 0,05. Teknik pengambilan sampel secara non random sampling dari Foundation tingkat II dengan 10 siswa setiap kelas. Data penelitian ini dikumpulkan melalui tes lisan. Temuan penelitian mengungkapkan bahwa t-hitung lebih besar dari t-tabel (+2,11> +2,10). Hal ini berarti bahwa rata-rata tes lisan kelas PPP secara signifikan lebih tinggi daripada rata-rata tes lisan kelas TBL. Dengan demikian disimpulkan bahwa penggunaan PPP lebih efektif daripada TBL dalam mengajarkan keterampilan berbicara kepada anak. Ditemukan juga bahwa kegiatan drilling, yang terjadi secara intensif di PPP namun tidak di TBL, merupakan faktor yang berkontribusi besar dalam mendukung efektivitas PPP dalam pengajaran keterampilan berbicara. Kegiatan drilling sangat bermanfaat dan sesuai dengan karakteristik siswa yang termasuk dalam populasi penelitian ini. Oleh karena itu, penggunaan PPP lebih dianjurkan dalam mengajarkan keterampilan berbicara pada siswa pemula yang karakteristiknya sama dengan yang disebutkan dalam diskusi di bawah ini. Namun, karena drilling bisa sangat mekanis dan jauh dari kebermaknaan, maka rentang waktu untuk kegiatan ini harus diperhatikan agar tidak menyebabkan kebosanan. Selain itu, untuk hasil belajar yang optimal, drilling juga harus selalu diikuti dengan kegiatan komunikatif.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2018