cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara terbit pada bulan Januari, Mei dan September, memuat karya-karya ilmiah yang berkaitan dengan litbang mineral dan batubara mulai dari eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, ekstraksi, pemanfaatan, lingkungan, kebijakan dan keekonomian termasuk ulasan ilmiah terkait. ISSN: 1979-6560 (print) ISSN: 2527-8789 (online) Accreditation Number (LIPI): 688/AU3/P2MI-LIPI/07/2015
Arjuna Subject : -
Articles 274 Documents
EVALUASI SISTEM OTOMATISASI PENCADANGAN WILAYAH PERTAMBANGAN BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KOTA KUPANG NANA SURYANA
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 7, No 2 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi April 2011
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (507.435 KB) | DOI: 10.30556/jtmb.Vol7.No2.2011.831

Abstract

Dinas Pertambangan dan Energi Kota Kupang sebagai satuan kerja perangkat daerah (SKPD) pada pemerintahan kota mempunyai tugas dan fungsi menyelenggarakan perizinan kegiatan pertambangan. Untuk menunjang tugas dan fungsi tersebut diperlukan suatu sistem yang dapat mempercepat proses perizinan dengan data yang akurat.Sebagai solusi terhadap kebutuhan tersebut telah dibangun suatu sistem otomatisasi pencadangan wilayah pertambangan berbasis sistem informasi geografis (SIG). Untuk mengetahui kinerja sistem tersebut dilakukan evaluasi terhadap unjuk kerja sistem, operator penanganan sistem serta organisasi kerja dari pengelolaan perizinan di instansi tersebut.
PENGARUH JUMLAH UMPAN TERHADAP WAKTU TINGGAL DAN MUTU KARBON AKTIF DARI SEMIKOKAS AIR LAYA IKA MONICA; SLAMET SUPRAPTO
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 5, No 2 (2009): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2009
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.775 KB) | DOI: 10.30556/jtmb.Vol5.No2.2009.905

Abstract

Karbon aktif digunakan secara luas sebagai penyerap dalam proses industri untuk menghilangkan sejumlah pengotor, terutama sebagai penjernih, pengolahan limbah, pemurnian air, obat–obatan dan lain–lain. Di Indonesia pembuatan karbon aktif menggunakan rotary kiln dengan bahan baku arang kayu atau tempurung kelapa umum sudah dilakukan secara komersial, sedangkan dengan bahan baku semikokas (arang batubara) masih dalam skala kecil. Hasil penelitian terdahulu pada skala laboratorium dengan menggunakan semikokas Air Laya berukuran 2 mm, menunjukkan bahwa pada temperatur aktivasi 900ºC selama 2 jam, menghasilkan karbon aktif dengan bilangan yodium 650 mg/gr. Berdasarkan hasil tersebut, percobaan ditingkatkan ke skala pilot menggunakan rotary kiln kapasitas 1 ton/hari dengan menggunakan conto yang sama, yaitu semikokas Air Laya yang berukuran 3 mm, laju alir uap air 70 kg/jam dan variabel jumlah umpan dengan kecepatan 60, 50, 35, 20 dan 10 kg/jam. Percobaan tersebut menghasilkan karbon aktif dengan bilangan yodium tertinggi, yaitu 675 mg/gr, pada waktu tinggal 4 jam dan kecepatan umpan 35 kg/jam. Mutu karbon aktif tersebut telah memenuhi persyaratan untuk pemurnian air minum dan pengolahan limbah.
PENGARUH TEMPERATUR DAN JENIS REDUKTOR PADA PEMBUATAN SPONGE IRON MENGGUNAKAN TEKNOLOGI DIRECT REDUCED IRON DALAM ROTARY KILN SUHARTO SUHARTO; YAYAT I. SUPRIYATNA; M. AMIN; MUHAMAD LUTFI
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 10, No 1 (2014): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2014
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (562.29 KB) | DOI: 10.30556/jtmb.Vol10.No1.2014.747

Abstract

Telah dilakukan penelitian pengaruh temperatur dan jenis reduktor pada pembuatan sponge iron dengan teknologi Direct Reduced Iron (DRI) dalam rotary kiln. Perbandingan komposisi bahan baku yang digunakan adalah bijih besi halus : reduktor (batubara dan arang kayu) : bentonit = 77:20:3, dengan variabel temperatur reduksi 900, 1050, dan 1200°C, sedangkan variabel jenis reduktor adalah batu bara subbituminus dan arang kayu. Dilakukan analisis kimia terhadap bahan dan produk yang dihasilkan untuk mengetahui keberhasilan proses dan kualitas produk. Hasil yang didapat, reduktor arang kayu sedikit lebih baik dibanding batu bara. Hal ini ditunjukan pada temperatur 1200°C, dengan reduktor arang kayu dan waktu reduksi 2 jam menghasilkan sponge iron dengan persen metalisasi sebesar 97,43% lebih tinggi dibanding sponge iron dengan reduktor batu bara sebesar 96,7%. Semakin tinggi temperatur maka semakin tinggi pula persentase metalisasi yang didapat pada hasil reduksi dengan penggunaan reduktor yang sama. Metalisasi tertinggi didapat pada temperatur 1200°C menggunakan reduktor arang kayu, yaitu sebesar 97,43%. Dalam mendukung teknologi ramah lingkung-an, pemanfaatan produk samping perkebunan dapat menggunakan reduktor seperti arang cangkang sawit dan juga dapat dilakukan penggantian bijih halus menggunakan pasir besi sebagai sumber besi.
PENDUGAAN ZONA JENUH AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK DI SEKITAR TAMBANG BATUBARA TERBUKA DI KALIMANTAN SELATAN EKO PUJIANTO
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 10, No 3 (2014): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2014
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3569.006 KB) | DOI: 10.30556/jtmb.Vol10.No3.2014.728

Abstract

Banyaknya penambangan batubara dengan cara tambang terbuka yang sudah cukup dalam (25-150 m dari permukaan air awal) di daerah Kalimantan Selatan, diperkirakan berpotensi pada penurunan potensi air tanah di daerah tambang tersebut berada. Penurunan potensi air tanah bisa berupa penurunan dalam hal kuantitas dan kualitas. Penurunan dalam hal kuantitas dapat diindikasikan dengan adanya penurunan muka air tanah dan penurunan debit sumur, sedangkan penurunan dalam hal kualitas berupa perubahan sifat fisika dan kimia air tanah. Beberapa cara dapat digunakan untuk mengukur indikasi penurunan kuantitas, antara lain dengan cara pengukuran elevasi muka air tanah, pendugaan zona jenuh air tanah dengan metode geolistrik tahanan jenis, pengukuran debit sumur. Tujuan penelitian ini adalah menge- tahui apakah terjadi penurunan muka air tanah atau tidak di sekitar tambang, yang diasumsikan akibat adanya proses dewatering berdasarkan perubahan nilai tahanan jenis batuan. Dari data pengukuran geolistrik, air tanah yang keluar secara otomatis karena gravitasi dalam bentuk rembesan dan karena adanya drain hole/dewatering hole, jumlahnya cukup besar. Dari pendugaan geolistrik resistivitas menunjukkan hasil ada kenaikan tahanan jenis dari empat kali peng- ukuran di titik 01, 02, 04 dan 05 berdasarkan kurva regresi linier dari empat data tersebut. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya penurunan kejenuhan air tanah di lokasi pengukuran yang bisa ditafsirkan sebagai penurunan muka air tanah di lokasi pengukuran; sedangkan di titik 03 terjadi penurunan tahanan jenis, tetapi diperkirakan datanya kurang akurat karena adanya hujan pada saat pengukuran data lapangan. Adanya penurunan muka air tanah juga dapat diamati dari hasil pengukuran muka air tanah di beberapa sumur lainnya.
PENGKAJIAN PENGARUH PENAMBAHAN NIKEL DAN KROM PADA KATALIS BERBASIS BESI UNTUK PENCAIRAN BATUBARA NINING SUDINI NINGRUM; SUGANAL SUGANAL; HERMANU PRIJONO
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 5, No 3 (2009): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Juli 2009
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.352 KB) | DOI: 10.30556/jtmb.Vol5.No3.2009.896

Abstract

Penelitian pencairan batubara berdasarkan metode hidrogenasi menggunakan katalis berbasis besi telah dikembangkan oleh banyak peneliti untuk mendapatkan bahan bakar alternatif pengganti minyak bumi. Katalis merupakan faktor yang penting dalam pencairan batubara. Di antara logam transisi, besi merupakan kandidat utama katalis pencairan batubara karena harganya relatif murah. Suatu senyawaan besi dapat digunakan sebagai katalis dalam proses pencairan batubara, apabila bahan tersebut mampu membentuk mineral pirhotit (Fe1-XS) yang merupakan senyawa aktif dalam pencairan batubara. Untuk mengetahui terbentuk atau tidaknya pirhotit, maka dilakukan penelitian menggunakan bahan katalis berbasis besi, direaksikan dengan sulfur (S), pelarut (antrasen) dan gas hidrogen (H2) pada tekanan awal 100 bar. Bahan katalis yang digunakan dalam penelitian ini adalah katalis sintetis goetit dengan penambahan nikel (Ni) sebanyak 0,50, 1,00 dan 1,50% dan katalis sintetis Fe2O3+Ni+Si dengan penambahan oksida krom (CrO3) sebanyak 2,0, 5,0 dan 7,0%. Variabel lainnya adalah suhu proses sulfidasi dilakukan pada 300, 350 dan 400°C . Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran kristal pirhotit terkecil terjadi pada sulfidasi katalis sintesis goetit dengan penambahan logam nikel (Ni) 1,0% pada suhu 400°C sedangkan untuk sulfidasi katalis sintetis Fe2O3+Ni+Si ukuran terkecil terjadi dengan penambahan oksida krom (CrO3) sebesar 2% pada suhu 400°C.
PEMBUATAN DAN PEMBAKARAN CWF DARI BATUBARA HASIL PROSES UPGRADING LISTON SETIAWAN; DATIN F. UMAR
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 7, No 4 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Oktober 2011
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (454.171 KB) | DOI: 10.30556/jtmb.Vol7.No4.2011.813

Abstract

Coal Water Fuel (CWF) adalah suatu campuran antara batubara halus dan air dalam perbandingan tertentu membentuk suatu suspensi kental yang homogen dan stabil dengan penambahan zat aditif. CWF dapat digunakan sebagai bahan bakar pengganti minyak berat pada industri-industri yang biasa menggunakan ketel uap (boiler). Hasil penelitian pembuatan CWF dengan menggunakan batubara produk proses upgraded brown coal (UBC) menunjukkan bahwa dari berbagai jenis dispersan sebagai aditif yang dicoba, yaitu (Ca ligno sulfonat, Na ligno sulfonat, dodecyl bensen sulfonat, PHPA dan SPA), dodecyl bensen sulfonat sebanyak 0,3% dan CMC 0,05% sebagai penstabil merupakan jenis aditif yang terbaik, yang menghasilkan CWF dengan persen padatan tertinggi, yaitu 60% dan viskositas 1.215 cP pada kecepatan putar spindel 100 rpm.
STUDI PENDAHULUAN IDENTIFIKASI SENYAWA POLISIKLIK AROMATIK HIDROKARBON (PAH) DARI EMISI PEMBAKARAN BRIKET BATUBARA NIA ROSNIA H.; RETNO DAMAYANTI
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 7, No 3 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Juli 2011
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (454.171 KB) | DOI: 10.30556/jtmb.Vol7.No3.2011.822

Abstract

Polisiklik aromatik hidrokarbon (PAH) merupakan bahan pencemar yang dihasilkan dari proses pembakaran bahan organik seperti briket batubara. Untuk mengetahui jenis PAH yang dihasilkan dari pembakaran briket batubara dilakukan analisis terhadap emisinya. Pada percobaan ini digunakan 3 jenis contoh briket batubara yakni briket sarang tawon, briket telur dan briket Palimanan.Percobaan pembakaran briket batubara dilakukan di laboratorium dengan menggunakan sistem pembakaran tertutup. Setiap ±10 gram briket batubara yang telah dipreparasi berukuran 0,5 cm ditimbang dalam cawan porselin. Suhu ruang pembakaran diatur pada set point (±20°C) dengan pemanas listrik kemudian suhu dinaikkan dengan variasi suhu 400, 500, dan 600 °C, masing-masing selama 2 jam. Udara tekan ditambahkan dengan laju alir 0,503 L/menit. Gas yang dihasilkan dari proses pembakaran diserap dengan adsorben XAD-2 yang dirangkaikan dengan tiga impinger yakni; impinger 1 berisi metilen klorida, impinger 2 kosong (sebagai pengaman), dan impinger 3 berisi silika gel. Setelah proses pembakaran selesai XAD-2 dibungkus dengan aluminium foil dan disimpan pada suhu 15°C sebelum dilakukan ekstraksi. Hasil ekstraksi dianalisis dengan GC-MS.Dari hasil analisis GC-MS ditemukan 5 jenis senyawa PAH dengan 2 sampai 4 cincin, yaitu napthalene, anthracene, fluorene, benzanthracene dan chrysene. Konsentrasi total PAH yang diemisikan masih berada di bawah nilai ambang batas yang disyaratkan oleh OSHA (the Occupational Safety and Health Administration’s).
PENGARUH UKURAN PARTIKEL, SUHU, STOIKIOMETRI NaOH TERHADAP EKSTRAKSI ALUMINA DAN KANDUNGAN SILIKA TERLARUTNYA DARI BAUKSIT KALIMANTAN BARAT (SKALA LABORATORIUM) DESSY AMALIA; SUGANAL SUGANAL; TATANG WAHYUDI; HUSAINI HUSAINI
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 10, No 2 (2014): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2014
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1128.887 KB) | DOI: 10.30556/jtmb.Vol10.No2.2014.738

Abstract

Salah satu permasalahan utama dalam proses ekstraksi bijih bauksit untuk memproduksi alumina adalah silika terlarut yang berasal dari silika reaktif dalam bijih. Keberadaan silika reaktif cenderung meningkatkan konsumsi NaOH, silika terlarutnya dapat menimbulkan kerak pada dinding reaktor dan tabung penukar panas. Selain itu silika terlarut dapat menurunkan perolehan alumina karena bereaksi dengan sodium alumina serta memperlambat presipitasi alumina hid- rat. Beberapa variasi kondisi proses ekstraksi dilakukan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap ekstraksi alumina dan kandungan Si dan Ti terlarut dalam larutan sodium aluminat yang dihasilkan. Percobaan ekstraksi menggunakan NaOH dengan konsentrasi 129 g/L dan kecepatan pengadukan 500 rpm. Tujuan utama adalah untuk mengetahui pengaruh variasi waktu, suhu, fraksi ukuran bijih dan konsentrasi NaOH terhadap perilaku pelarutan aluminium dan silika reaktif. Persen ekstraksi Al terlarut yang terbaik diperoleh sebesar 95,42% yang dihasilkan dari bauksit fraksi ukuran partikel -100 mesh pada suhu 160°C. Nilai ekstraksi Al fluktuatif karena adanya silika terlarut yang merupakan hasil reaksi sodium aluminat dan sodium silikat. Konsentrasi SiO2 terlarut hasil percobaan ekstraksi sudah baik (kurang dari 0,6 g/L) yaitu 0,3% pada kondisi hasil ekstraksi alumina terbaik. Ti terlarut bertambah dengan meningkatnya suhu.
ANALISIS PENGENAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI TERHADAP KONTRAKTOR PERJANJIAN KARYA PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN BATUBARA GENERASI III BAMBANG YUNIANTO
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 11, No 3 (2015): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2015
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (396.572 KB) | DOI: 10.30556/jtmb.Vol11.No3.2015.719

Abstract

Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai terhadap kontraktor Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara Generasi III telah menimbulkan sengketa di pengadilan pajak. Persoalan tersebut terjadi karena terdapat perbedaan pemahaman terhadap perlakuan Pajak Pertambahan Nilai atas peraturan perundang-undangan di bidang pertambangan mineral dan batubara. Metodologi yang digunakan di dalam kajian ini berdasarkan pada pendekatan keilmuan kebijakan dengan menerapkan metode analisis data sekunder. Hasil analisis data sekunder selanjutnya dimanfaatkan untuk merumuskan dan menjawab pokok persoalan kajian. Berdasarkan analisis data sekunder terdapat perbedaan perlakuan pengenaan Pajak Pertambahan Nilai. Pada kontraktor Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara yang ditandatangani sebelum diberlakukan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009, maka penerapannya diatur sesuai ketentuan Undang- Undang Nomor 11 Tahun 1967 dan produk hukum turunannya, yaitu batubara yang telah mengalami proses pengo- lahan. Sementara itu, peraturan perpajakannya mengacu kepada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Penjualan Barang Mewah dengan aturan pelaksanaannya Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1985. Setelah berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 144 Tahun 2000, perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1985, maka pengaturannya didasarkan kepada proses pengolahan batubara menjadi briket. Periode setelah diberlakukan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009, pengenaan Pajak Pertambahan Nilai didasarkan kepada Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2014, perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010, bahwa pengertian pengolahan meliputi: peningkatan mutu batubara, pembuatan briket batubara, pencairan batubara, gasifikasi batubara, coal slury/coal water mixture. Artinya, batubara yang belum mengalami beberapa jenis pengolahan tersebut masih dianggap sebagai barang tambang yang diambil langsung dari sumbernya, atau belum mengalami pen- ingkatan nilai tambah, atau merupakan golongan barang yang tidak terkena Pajak Pertambahan Nilai.
STUDI BIOLEACHING BATUAN FOSFAT MENGGUNAKAN JAMUR ASPERGILLUS NIGER SRI HANDAYANI; TATANG WAHYUDI; SURATMAN SURATMAN
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 5, No 4 (2009): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Oktober 2009
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.462 KB) | DOI: 10.30556/jtmb.Vol5.No4.2009.887

Abstract

Endapan fosfat alam Indonesia umumnya berkadar rendah. Berbagai cara pengolahan fosfat kadar jenis ini telah banyak dilakukan, namun umumnya kurang memuaskan. Kendala yang dihadapi adalah mahalnya ongkos produksi dan benturan dengan lingkungan. Bila mengacu kepada kebutuhan fosfat di Indonesia yang selama ini kebanyakan dipenuhi oleh impor, maka perlu dicari suatu proses yang relatif murah dan ramah lingkungan. Teknik bioleaching nampaknya memenuhi kedua kriteria di atas. Teknik bioleaching terhadap mineral fosfat kadar rendah Cijulang yang dilakukan pada kegiatan penelitian ini masih berskala laboratorium. Pada percobaan ini kuantitas fosfat terekstraksi yang paling tinggi (82,2%) diperoleh bila menggunakan persen padatan 5% dan menurun secara drastis sejalan dengan meningkatnya persen padatan. Walaupun demikian kadar fosfat yang diperoleh pada percobaan ini mencapai 42 sampai 45%. Kondisi ini sebetulnya sudah memenuhi syarat yang ditetapkan konsumen. Namun, logam-logam pengotor seperti aluminum (Al), besi (Fe) dan kalsium (Ca) ikut terektrasi dalam kuantitas cukup besar. Masing-masing sekitar 29,4%, 48,2%, 25,6%.

Filter by Year

2008 2025


Filter By Issues
All Issue Vol 21 No 1 (2025): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2025 Vol 20 No 3 (2024): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2024 Vol 20 No 2 (2024): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2024 Vol 20 No 1 (2024): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2024 Vol 19 No 3 (2023): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2023 Vol 19 No 1 (2023): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2023 Vol 18, No 3 (2022): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2022 Vol 18, No 2 (2022): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2022 Vol 18, No 1 (2022): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2022 Vol 17, No 3 (2021): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2021 Vol 17, No 2 (2021): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2021 Vol 17, No 1 (2021): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2021 Vol 16, No 3 (2020): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2020 Vol 16, No 2 (2020): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2020 Vol 16, No 1 (2020): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2020 Vol 15, No 3 (2019): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2019 Vol 15, No 2 (2019): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2019 Vol 15, No 1 (2019): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2019 Vol 14, No 3 (2018): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2018 Vol 14, No 2 (2018): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2018 Vol 14, No 1 (2018): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2018 Vol 13, No 3 (2017): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2017 Vol 13, No 2 (2017): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2017 Vol 13, No 1 (2017): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2017 Vol 12, No 3 (2016): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2016 Vol 12, No 2 (2016): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2016 Vol 12, No 1 (2016): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2016 Vol 11, No 3 (2015): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2015 Vol 11, No 2 (2015): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2015 Vol 11, No 1 (2015): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2015 Vol 10, No 3 (2014): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2014 Vol 10, No 2 (2014): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2014 Vol 10, No 1 (2014): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2014 Vol 9, No 3 (2013): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2013 Vol 9, No 2 (2013): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2013 Vol 9, No 1 (2013): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2013 Vol 8, No 3 (2012): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2012 Vol 8, No 2 (2012): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2012 Vol 8, No 1 (2012): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2012 Vol 7, No 4 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Oktober 2011 Vol 7, No 3 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Juli 2011 Vol 7, No 2 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi April 2011 Vol 7, No 1 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2011 Vol 6, No 4 (2010): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Oktober 2010 Vol 6, No 3 (2010): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Juli 2010 Vol 6, No 2 (2010): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi April 2010 Vol 6, No 1 (2010): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2010 Vol 5, No 4 (2009): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Oktober 2009 Vol 5, No 3 (2009): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Juli 2009 Vol 5, No 2 (2009): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2009 Vol 5, No 1 (2009): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2009 Vol 5, No 14 (2009) Vol 5, No 13 (2009) Vol 4, No 12 (2008) More Issue