cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara terbit pada bulan Januari, Mei dan September, memuat karya-karya ilmiah yang berkaitan dengan litbang mineral dan batubara mulai dari eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, ekstraksi, pemanfaatan, lingkungan, kebijakan dan keekonomian termasuk ulasan ilmiah terkait. ISSN: 1979-6560 (print) ISSN: 2527-8789 (online) Accreditation Number (LIPI): 688/AU3/P2MI-LIPI/07/2015
Arjuna Subject : -
Articles 274 Documents
ANALISIS DAMPAK KEBIJAKAN NILAI TAMBAH MINERAL INDONESIA TERHADAP EKSPOR DAN KETENAGAKERJAAN BAMBANG YUNIANTO
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 10, No 3 (2014): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2014
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1011.865 KB) | DOI: 10.30556/jtmb.Vol10.No3.2014.729

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis dampak kebijakan peningkatan nilai tambah mineral terhadap penyerapan tenaga kerja dan nilai ekspor. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara, bersama- sama dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara, nilai ekspor dan penyerapan tenaga kerja diperkirakan akan menurun drastis pada tahun pertama pelaksanaan peningkatan nilai tambah (2014), tetapi akan bergerak naik pada tahun-tahun berikutnya. Nilai ekspor pada tahun 2014 diperkirakan menurun hampir setengah dari nilai ekspor tahun 2013, namun naik pada tahun 2016, bahkan melampaui nilai ekspor tahun 2013, dan akan dua kali lipat pada tahun 2017. Tahun-tahun berikutnya diperkirakan nilai ekspor Indonesia yang berasal dari komoditas tambang mineral hasil pengolahan dan pemurnian akan terus meningkat, atau bergerak di antara angka USD30-35 miliar. Jum- lah tenaga kerja pada awal kebijakan akan menurun dari semula 56.127 orang pada tahun 2013 menjadi 9.676 orang pada tahun 2014. Seiring beroperasinya smelter, pada 2017, penyerapan tenaga kerja akan naik menjadi 65.440 orang, melampaui penyerapan tenaga kerja pada tahun 2013.
ANALISIS TRANSPORTASI BATUBARA DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TRISWAN SUSENO; IJANG SUHERMAN; SUJARWO SUJARWO; TUTI HERNAWATI
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 5, No 3 (2009): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Juli 2009
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (605.629 KB) | DOI: 10.30556/jtmb.Vol5.No3.2009.897

Abstract

Provinsi Kalimantan Tengah merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi cadangan batubara cukup besar.Saat ini, potensi cadangannya diperkirakan mencapai 3,71 miliar ton. Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah mengharapkan pengangkutan batubara melalui daerah-daerah di provinsi ini. Akan tetapi, minimnya prasarana transportasi menjadi kendala pengangkutan batubara ke pelabuhan muat. Sungai-sungai sudah mengalami banyak pendangkalan sehingga sulit dilalui oleh kapal-kapal yang berukuran besar. Pemerintah provinsi saat ini tengah merencanakan pembangunan jalur pengangkutan batubara dengan menggunakan kereta api dan memanfaatkan jalur transportasi sungai, yaitu Barito, Kapuas dan Kahayan (Terusan Raya). Selanjutnya juga dibangun tiga alternatif tempat penampungan akhir batubara sebelum dikirim ke luar daerah, yaitu di: Pelabuhan Laut Bahaur, Pelabuhan Tanjung Malatayur dan Pelabuhan Samuda. Ketiga pelabuhan yang diusulkan tersebut harus didukung oleh sumber daya manusia yang memadai dalam pengelolaan pelabuhan dan berbagai fasilitas pendukung lainnya. Rencana pembangunan jalan kereta api akan membutuhkan biaya yang besar dan waktu yang cukup lama. Namun demikian, pembangunan tersebut akan membantu memecahkan masalah transportasi dan pengembangan wilayah dengan membuka dan menghubungkan daerah-daerah terisolasi di Kalimantan Tengah.
PERCOBAAN PENDAHULUAN PEMBUATAN ALUMINA KUALITAS METALURGI DARI BAUKSIT KALIMANTAN BARAT DESSY AMALIA; MUCHTAR AZIZ
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 7, No 4 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Oktober 2011
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.234 KB) | DOI: 10.30556/jtmb.Vol7.No4.2011.814

Abstract

Aluminium adalah logam ringan yang memiliki banyak kelebihan dan sangat diperlukan dalam berbagai industri. Untuk memeroleh logam aluminium diperlukan alumina yang memiliki spesifikasi metalurgi, yang dihasilkan melalui proses digesting (Bayer process) terhadap bahan baku bauksit. Bauksit yang digunakan berasal dari Kalimantan Barat yang memiliki kadar Al2O3 50,9%; SiO2 1,17% dan Fe2O3 15,21%. Proses Bayer menghasilkan  larutan  sodium aluminat dan residu bauksit (red mud). Penambahan Whitton dapat membantu proses Bayer sehingga menghasilkan larutan sodium aluminat dengan kadar SiO2 lebih rendah dibanding tanpa penggunaan Whitton. Larutan sodium aluminat dipresipitasi membentuk presipitat aluminium hidroksida kemudian dikalsinasi dengan variasi temperatur 1000; 1100; 1200°C untuk menghasilkan alumina. Alumina yang  dihasilkan  memiliki  spesifikasi  96,8%  Al2O3; 0,10% SiO2; 0,052% Fe2O3; 1,05% Na2O; dan 0,23% CaO belum memenuhi spesifikasi kualitas metalurgi. Perlu perbaikan proses terutama saat digesting serta pengurangan jumlah Na2O pada larutan sodium aluminat.
ANALISIS PERANAN MINERAL DAN BATUBARA BAGI PEREKONOMIAN NASIONAL HARTA HARYADI
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 7, No 3 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Juli 2011
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.234 KB) | DOI: 10.30556/jtmb.Vol7.No3.2011.823

Abstract

Indonesia memiliki sumber daya mineral dan batubara sangat besar. Potensi mineral dan batubara Indonesia berada di posisi nomor 6 terkaya di dunia. Untuk wilayah Asia, posisi mineral dan batubara Indonesia, nomor 1 dalam deposit tembaga; nomor 2 dalam deposit emas; nomor 3 dalam deposit nikel laterit; nomor 3 dalam produksi batubara; nomor 1 dalam produksi timah.Sumber daya mineral dan batubara yang besar ternyata belum memberikan manfaat optimal untuk perekonomian nasional; serta tidak menjadi daya tarik investor pertambangan menanamkan modalnya di Indonesia. Investasi sampai saat ini terus menunjukkan kinerja yang menurun dan stagnan. Daya tarik Indonesia di mata investor menempati peringkat ke 62 dari 68 negara, sementara negara lain meskipun tidak sekaya Indonesia sumber daya mineralnya, beberapa negara justru lebih dikenal maju industri pertambangannya seperti Australia, Brasil, dan Afrika Selatan.Berdasarkan kondisi tersebut, diperlukan Analisis Peranan Mineral dan Batubara Bagi Perekonomian Nasional, untuk mengetahui berbagai kendala dan hambatan yang selama ini memengaruhi sektor pertambangan, dari sisi pemasokan, kebutuhan, potensi dan sumber daya, kebijakan, investasi dan perekomian.Hasil analisis antara lain, peran sektor mineral dan batubara masih rendah terhadap perekonomian nasional dan rendahnya tingkat investasi di sektor tersebut. Hasil analisis ini dapat dimanfaatkan oleh pemerintah sebagai acuan untuk mengambil kebijakan yang tepat dalam rangka optimalisasi manfaat mineral dan batubara secara ekonomi, dan memberikan kondisi yang kondusif dalam rangka meningkatkan investasi. Di samping itu, hal ini dapat dijadikan landasan bagi pemerintah, pengusaha, masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan untuk meningkatkan dan menciptakan manajemen pengelolaan mineral dan batubara yang tepat dan terarah, agar sektor ini dapat menjadi sumber kemakmuran bangsa dan negara.
STUDI DESTRUKSI SIANIDA OLEH BAKTERI PSEUDOMONAS PSEUDOALCALIGENES ISMI HANDAYANI; BIMO P. HAPSORO; NGURAH ARDHA
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 10, No 2 (2014): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2014
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (535.608 KB) | DOI: 10.30556/jtmb.Vol10.No2.2014.739

Abstract

Proses sianidasi bijih emas umumnya menghasilkan limbah sianida yang beracun dan harus diolah sampai di bawah ambang batas yang diizinkan. Untuk itu diperlukan proses destruksi ion sianida menjadi senyawa yang lebih aman terhadap lingkungan. Salah satu mikroorganisme yang bisa mendestruksi sianida adalah bakteri. Dalam penelitian ini digunakan bakteri Pseudomonas pseudoalcaligenes yang diketahui mampu mencerna sianida sebagai sumber nitrogen untuk kehidupannya, sehingga konsentrasi sianida diharapkan dapat menurun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemampuan bakteri tersebut mendestruksi sianida. Percobaan pertama dilakukan dengan variasi persen volume larutan kultur 1, 5, 10 dan 20%. Setelah diperoleh hasil paling baik, percobaan kedua memvariasikan konsentrasi asetat 25, 50, 75 dan 100 mM serta waktu tinggal proses 1, 3, 5, dan 7 hari. Percobaan ketiga dilakukan dengan memvariasikan persen volume larutan kultur lebih rendah menjadi 0,1; 0,5; 1 dan 2%. Hasilnya, bakteri Pseudomonas pseudoalcaligenes mampu menurunkan konsentrasi sianida dari 700 menjadi 590 ppm dengan perlakuan volume larutan kultur bakteri 0,1% , pH sekitar 10, konsentrasi asetat 25 mM, waktu tinggal 7 hari.
KAJIAN PENYUSUNAN FORMULA HARGA PATOKAN ZIRKON IJANG SUHERMAN
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 11, No 3 (2015): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2015
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (572.243 KB) | DOI: 10.30556/jtmb.Vol11.No3.2015.720

Abstract

Sejalan dengan kebijakan peningkatan nilai tambah mineral, komoditas zirkon Indonesia telah memasuki era baru. Beberapa tahun lalu, produk zirkon berbentuk pasir yang berkadar sekitar 40% ZrO2 langsung  diekspor,  namun  kini telah diperdagangkan baik di dalam negeri maupun diekspor dalam bentuk konsentrat zirkon dan zirkon silikat. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor input, yaitu meliputi ketersediaan potensi sumber daya dan cadangan, kebijakan atau dasar hukum, teknologi pengolahan, biaya produksi, harga internasional dan dalam negeri, maka melalui pendekatan model statistik-matematik diperoleh suatu alternatif formula harga patokan zirkon Indonesia. Berdasarkan contoh terapan, diperoleh gambaran harga produk zirkon dari beberapa perusahaan dalam negeri berada pada kisaran patokan harga zirkon tersebut. Selanjutnya, formula patokan harga zirkon tersebut, mungkin dapat dijadikan dasar bagi pemerintah di dalam menetapkan harga jual produk zirkon Indonesia sebagai dasar perhitungan royalti, pajak penjualan dan bea keluar.
PERCOBAAN PENGGERUSAN ZEOLIT TASIKMALAYA DAN UJI KAPASITAS TUKAR KATIONNYA PADA SETIAP UKURAN HASIL GERUS TRISNA SOENARA; HUSAINI HUSAINI
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 5, No 4 (2009): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Oktober 2009
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.438 KB) | DOI: 10.30556/jtmb.Vol5.No4.2009.888

Abstract

Sifat-sifat ketergerusan dalam penghalusan zeolit dengan menggunakan alat Ball Mill Denver dilakukan dengan mempelajari beberapa faktor berpengaruh yang meliputi kecepatan putar (RPM) dan waktu penggerusan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa penggerusan zeolit Tasikmalaya menghasilkan kumulatif persen optimum lolos 99% pada ukuran –35 mesh dan minimum pada ukuran –200 mesh sebesar 27% dengan menggunakan bola gerus berdiameter 48 mm, 52 rpm selama 12 menit. Kondisi optimum tersebut diperoleh dari ujicoba terhadap variasi sembilan ukuran butiran sebagai berikut: -6 + 35; -35+70; -70+100; -100+140; -140+170; -170+200; -200+270;-270+325 dan -325 mesh. Semua variasi ukuran zeolit tersebut diuji kapasitas tukar kationnya. Hasil pengujian KTK menunjukkan bahwa ukuran butiran semakin halus, KTK-nya semakin tinggi, tetapi setelah kehalusan butiran mencapai-200 mesh nilai KTK-nya turun lagi. 
ELIMINASI OKSIDA BESI DARI KAOLIN NAGREG DENGAN METODE PEMISAHAN CAIRAN-CAIRAN TRISNA SOENARA; NGURAH ARDHA; RETNO DAMAYANTI
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 8, No 1 (2012): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2012
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (383.662 KB) | DOI: 10.30556/jtmb.Vol8.No1.2012.805

Abstract

Uji eliminasi oksida besi dari kaolin  Nagreg  telah  dilakukan  dengan  metode  pemisahan  cairan-cairan  sebagai  upaya untuk meningkatkan kualitas kaolin tersebut. Pemisahan mineral oksida besi dari kaolin berlangsung berdasarkan prinsip pemisahan luluhan kaolin dalam air dengan zarah-zarah mineral oxida besi dalam minyak. Minyak tanah dan air adalah dua cairan pemisah. Amonium sulfat dan asam oleat masing-masing sebagai aktifator dan surfaktan untuk mineral oksida besi. Hasil uji menunjukkan bahwa mineral oksida besi yang direpresentasikan oleh komponen Fe2O3 dapat dikurangi yang  awalnya  berkadar  3,61%  menjadi 1,08%  dengan  keterpisahannya  sebesar  86,4%.
ANALISIS PROSPEK PEMANFAATAN ZIRKON DALAM INDUSTRI KERAMIK, FRIT, BATA TAHAN API DAN PENGECORAN LOGAM Triswan Suseno; Meitha Suciyanti; Ijang Suherman
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 11, No 2 (2015): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2015
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (493.679 KB) | DOI: 10.30556/jtmb.Vol11.No2.2015.709

Abstract

Zirkon merupakan mineral ikutan pada batuan beku, terutama pada batuan beku dalam (plutonik) yang kaya akan so- dium seperti granit dan syenit. Sumber daya pasir zirkon di Indonesia cukup besar, yaitu di Kalimantan Barat sebanyak 167.141.100 ton, Kalimantan Tengah sekitar 2.615.509 ton dan Bangka Belitung sebesar 445.848 ton. Pasir zirkon sebelumnya dianggap limbah dari pengolahan emas dan bijih timah, namun seiring perkembangan teknologi, ternyata mineral tersebut saat ini banyak digunakan oleh berbagai industri hilir, antara lain industri keramik, frit, bata tahan api dan pengecoran logam. Komoditas ini penting dan menjadi perhatian para pelaku usaha dan pemerhati zirkon terutama sebagai komoditas mineral bukan logam yang dilarang untuk diekspor dalam bentuk bahan mentah. Saat ini belum terse- dia data mengenai proyeksi produksi, konsumsi, ekspor, impor dan harga pada tahun 2014 – 2022. Untuk mengetahui prospek pemanfaatan zirkon sampai tahun 2022 dilakukan dengan menggunakan model regresi dan laju pertumbuhan per tahun. Selama delapan tahun ke depan tersebut teknologi pengolahan zirkon di Indonesia diharapkan mengalami perkembangan yang signifikan. Data yang digunakan untuk menghitung dan menganalisis pemanfaatan zirkon Indonesia diperoleh dari berbagai sumber dan hasil wawancara. Berdasarkan hasil analisis dari ke empat jenis industri pengguna akhir pasir zirkon, ternyata kebutuhan zirkonium silikat dalam negeri akan mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini terlihat dari kebutuhan zirkonium silikat dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2022 yang jumlahnya diperkirakan mencapai 1.235.171 ton. Jumlah ini berdasarkan asumsi laju pertumbuhan per tahun industri keramik 12,50%, industri frit 15,50%, pasir cetak untuk pengecoran logam 8,57% dan bata tahan api 4,19%.
PERKEMBANGAN DAN PROSPEK BAHAN GALIAN NONLOGAM INDONESIA HARTA HARYADI
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 6, No 1 (2010): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2010
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.959 KB) | DOI: 10.30556/jtmb.Vol6.No1.2010.879

Abstract

Indonesia memiliki potensi dan cadangan bahan galian nonlogam cukup besar yang menyebar hampir merata di seluruh wilayah, antara lain gamping dengan cadangan terbesar, sekitar 12,75 miliar ton, granit 10,69 miliar ton, marmer 7,15 miliar ton, pasir kuarsa 4,48 miliar ton, dolomit 1,19 miliar ton, dan kaolin 723,56 juta ton. Sedangkan yang lain rata-rata di bawah 500 juta ton. Selama tahun 2007 tercatat produksi gamping 79,99 juta ton, granit 8,15 juta ton, pasir kuarsa 3,02 juta ton, kaolin 407,72 ribu ton, bentonit 160, 48 ribu ton, dolomit 201,13 ribu ton, fosfat 154,09 ribu ton, felspar 34,02 ribu ton, dan marmer 68,77 ribu ton. Pendukung lainnya adalah ketersediaan sumber daya manusia di sektor pertambangan BGI yang banyak, dan industri pemakai di dalam negeri yang sangat besar. Dengan indikator tersebut seharusnya pengusahaan di sektor ini dapat berkembang dengan baik sehingga dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi bangsa dan negara. Antara tahun 2003-2007 tingkat pertumbuhan impor bahan galian nonlogam Indonesia masih tinggi, kinerja sektor bahan galian nonlogam masih konvensional dengan nilai tambah yang rendah; industri pertambangan bahan galian nonlogam masih terbatas pada kegiatan penambangan murni, kurangnya investasi/modal di sektor bahan galian nonlogam, belum berkembangnya teknologi pemrosesan sehingga sulit bersaing dengan produk impor, kurangnya promosi dari para pengusaha bahan galian nonlogam mengenai produknya, pengusaha sektor bahan galian nonlogam masih kategori pengusaha kecil; lemahnya kemampuan sumber daya manusia di sektor bahan galian nonlogam dukungan lembaga perbankan yang minim, sifat potensi bahan galian nonlogam yang menyebar, konsumen dalam negeri yang lebih senang menggunakan bahan galian nonlogam impor, penerapan aturan yang belum baik, dan banyaknya usaha bahan galian nonlogam ilegal. Berbagai persoalan tersebut menunjukkan pengelolaan di sektor pengusahaan bahan galian nonlogam Indonesia belum maksimal, sehingga sampai saat ini sektor tersebut belum memberikan manfaat dan kesejahteraan yang optimal bagi bangsa dan negara. Untuk mengatasi persoalan tersebut, pemerintah, pengusaha, dan para investor di sektor industri bahan galian nonlogam diharapkan mengambil suatu kebijakan secara integralistik dan komprehensif agar sektor bahan galian nonlogam dapat berkembang, tangguh, sehingga dapat memberikan peran optimal bagi perekonomian nasional, seperti keiikutsertaan dalam pameran dagang internasional; peran dukungan perbankan; kerjasama dengan lembaga Penelitian dan Pengembangan sektor pertambangan, meningkatkan inventarisasi dan evaluasi potensi yang sudah ada; kebijakan dan regulasi untuk mempermudah dan menarik investor; mengatur mekanisme pasar bahan galian nonlogam agar sektor ini dapat berkembang; membuka perwakilan dagang di luar negeri; secepatnya mengimplementasikan UU Minerba No. 4/2009; mengembangkan keahlian aparat di daerah; meningkatkan kemampuan teknologi proses dan mensosialisasikan kepada konsumen dalam negeri mengenai pentingnya pemakaian bahan baku dalam negeri. 

Filter by Year

2008 2025


Filter By Issues
All Issue Vol 21 No 1 (2025): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2025 Vol 20 No 3 (2024): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2024 Vol 20 No 2 (2024): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2024 Vol 20 No 1 (2024): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2024 Vol 19 No 3 (2023): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2023 Vol 19 No 1 (2023): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2023 Vol 18, No 3 (2022): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2022 Vol 18, No 2 (2022): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2022 Vol 18, No 1 (2022): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2022 Vol 17, No 3 (2021): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2021 Vol 17, No 2 (2021): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2021 Vol 17, No 1 (2021): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2021 Vol 16, No 3 (2020): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2020 Vol 16, No 2 (2020): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2020 Vol 16, No 1 (2020): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2020 Vol 15, No 3 (2019): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2019 Vol 15, No 2 (2019): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2019 Vol 15, No 1 (2019): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2019 Vol 14, No 3 (2018): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2018 Vol 14, No 2 (2018): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2018 Vol 14, No 1 (2018): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2018 Vol 13, No 3 (2017): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2017 Vol 13, No 2 (2017): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2017 Vol 13, No 1 (2017): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2017 Vol 12, No 3 (2016): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2016 Vol 12, No 2 (2016): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2016 Vol 12, No 1 (2016): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2016 Vol 11, No 3 (2015): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2015 Vol 11, No 2 (2015): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2015 Vol 11, No 1 (2015): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2015 Vol 10, No 3 (2014): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2014 Vol 10, No 2 (2014): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2014 Vol 10, No 1 (2014): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2014 Vol 9, No 3 (2013): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2013 Vol 9, No 2 (2013): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2013 Vol 9, No 1 (2013): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2013 Vol 8, No 3 (2012): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2012 Vol 8, No 2 (2012): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2012 Vol 8, No 1 (2012): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2012 Vol 7, No 4 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Oktober 2011 Vol 7, No 3 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Juli 2011 Vol 7, No 2 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi April 2011 Vol 7, No 1 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2011 Vol 6, No 4 (2010): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Oktober 2010 Vol 6, No 3 (2010): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Juli 2010 Vol 6, No 2 (2010): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi April 2010 Vol 6, No 1 (2010): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2010 Vol 5, No 4 (2009): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Oktober 2009 Vol 5, No 3 (2009): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Juli 2009 Vol 5, No 2 (2009): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2009 Vol 5, No 1 (2009): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2009 Vol 5, No 14 (2009) Vol 5, No 13 (2009) Vol 4, No 12 (2008) More Issue