Articles
18 Documents
Search results for
, issue
"Vol 2, No 3 (2013): Volume 2 No.3 November 2013"
:
18 Documents
clear
SEKOLAH POLISI NEGARA DI KAROMBASAN ‘SEMIOTIKA DALAM ARSITEKTUR’
Salindeho, Hendry A.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 2, No 3 (2013): Volume 2 No.3 November 2013
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
ABSTRAK Sekolah Polisi Negara dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai “Lembaga bagi anggota badan pemerintahan yang bertugas memelihara keamanan dan ketertiban umum dalam hal ini Polisi Negara Republik Indonesiaâ€. Sekolah Polisi Negara tidak hanya mendidik para siswa calon Bintara Polri dengan materi-materi pembelajaran akan tetapi mereka juga dilatih baik secara fisik, mental dan keterampilan dalam memenuhi tugas dan tanggung jawabnya sebagai angoota Polri. Adapun tema yang dipilih dalam perancangan SPN Karombasan ini ialah Semiotika dalam Arsitektur. Semiotika dalam Arsitektur menganggap Arsitektur sebagai sebuah sistem tanda dan mengandung bahasanya sendiri. Model semiotika yang cukup populer adalah pendekatan semiotik model Charles Sanders Pierce, dan model semiologi Ferdinand de Saussure. Pendekatan semiotik Pierce merupakan kajian mengenai pola perilaku manusia dalam komunikasi di setiap caranya. Dalam arsitektur, pendekatan ini mengkategorikan objek ke dalam 3 jenis tanda: indeks, ikon, dan symbol. Pendekatan semiologi Saussure mengkaji bagaimana sistem tanda bisa hidup di dalam masyarakat. Pendekatan ini juga kerap disebut pendekatan Semiotika strukturalis. Pendekatan ini memandang objek sebagai sebuah tanda (sign), yang mengandung unsur yang menandakan (signifier) dan unsur yang ditandakan (signified). Signifier dan Signified bersatu membentuk sign, yang didasarkan pada referent yang telah dikenal sebelumnya. Tema “Semiotika dalam Arsitektur†yang diterapkan pada perencanaan ini diharapkan mampu mengkomunikasikan objek perancangan sebagai sarana pendidikan dan pelatihan.  Kata Kunci: Sekolah Polisi Negara, Semiotika dalam Arsitektur.
PABRIK PENGOLAHAN IKAN TUNA DI BITUNG (BUILDING AS MECHANIC)
Sakul, Monica D.;
Gosal, Pierre H.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 2, No 3 (2013): Volume 2 No.3 November 2013
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
ABSTRAK Â Bitung yang telah ditetapkan menjadi kawasan Minapolitan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Dirjen Perikanan Tangkap tentu membutuhkan industri-industri/pabrik-pabrik untuk mengolah hasil laut atau perikanan yang ada. Pabrik-pabrik seperti ini akan terus dibutuhkan mengingat Bitung memiliki sumber daya laut dan perikanan yang sangat potensial mencapai 587 ribu ton, sementara yang dimanfaatkan baru 147 ribu ton atau sekitar 25,04%. Ikan tuna yang merupakan salah satu ikan yang menjadi salah satu hasil utama perikanan di kota Bitung dan sangat diminati masyarakat dalam maupun luar negeri, untuk itu dibutuhkan pabrik pengolahan ikan tuna yang dapat mengolah ikan tuna dengan lebih baik. Perancangan Pabrik Pengolahan Ikan Tuna menggunakan tema Building as Mechanic yang menekankan pada proses yang terjadi di dalam bangunan atau bagaimana bentuk bangunan menyesuaikan dengan skema atau alur pada proses pengolahan ikan tuna. Â Kata Kunci : Pabrik, Ikan Tuna, Bitung, Building as Mechanic. Â
PUSAT PENELITIAN KELAUTAN MANADO (KEJUJURAN EKSPRESI STRUKTUR SEBAGAI KEBUTUHAN BENTUK)
Liem, Shelen Prisci;
Tondobala, Linda
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 2, No 3 (2013): Volume 2 No.3 November 2013
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Indonesia bagian tengah hingga timur terdaftar dalam kawasan segitiga terumbu karang atau Coral Triangle yang meliputi Sulawesi Utara sampai selatan hingga wilayah Papua. Hal ini dapat dijadikan suatu bukti bahwa Sulawesi Utara merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi laut yang kaya dan beragam. Potensi sumber daya kelautan yang dimiliki Sulawesi Utara merupakan warisan yang harus dijaga dan dilestarikan sehingga dapat memberi manfaat positif bagi lingkungan dan masyarakat. Pemanfaatan sumber daya kelautan di Sulawesi Utara tidak dapat dilakukan tanpa memahami potensi laut itu sendiri. Untuk memahami potensi laut Sulawesi Utara, dibutuhkan informasi yang aktual melalui fakta-fakta yang ditemukan. Sebuah fasilitas yang dibutuhkan Sulawesi Utara adalah sebuah wadah yang mampu memfasilitasi aktivitas penelitian oleh para ahli yang berperan sebagai pusat apresiasi, informasidanpenelitian untuk memanfaatkan dan melestarikan potensi laut yang ada di Sulawesi Utara. Menanggapi hal ini, makadirencanakanPusat Penelitian Kelautan Manado untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Perancangan Pusat Penelitian Kelautan Manadoinimenggunakan tema “Kejujuran Ekspresi Struktur sebagai Kebutuhan Bentukâ€denganpendekatan “ArsitekturBiomorfik†dalamhaliniikanparisebagaiobjekpendekatantema. Lewat pemaknaan tema serta berbagai analisa aspek perancangan diharapkan dapat mengoptimalkan fungsi objek rancangan.  Kata Kunci : Pusat Penelitin Kelautan, Ekspresi Struktur, Ikan Pari.
EXPLORASI TATA CAHAYA DAN WARNA UNTUK TEMA KONSEP RANCANGAN SEKOLAH TINGGI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL DI MANADO
Makasar, Ambrustian Ch. S.;
Sangkertadi, Prof.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 2, No 3 (2013): Volume 2 No.3 November 2013
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
ABSTRAK Tuntutan jaman mendorong ide pembangunan Sekolah Tinggi Desain Komunikasi Visual di Manado. Ide rancangan yang disiapkan, berdasarkan pada tema Eksplorasi Tata Cahaya dan Warna. Eksplorasi tersebut diterapkan pada unsur sumber cahaya dan obyek yang dikenai cahaya. Estetika berkas sinar dan warna pada masa bangunan menjadi bagian yang terintegrasi dengan konsep fungsional Sekolah dan terkait dengan makna Desain Komunikasi Visual. Tema ini dapat menghadirkan suatu objek arsitektural yang dalam faktor psikologis dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan minat belajar melalui tata visualisasinya, serta menciptakan suatu pencitraan baru tehadap lingkungan sekitar. Bangunan terletak di daerah ketinggian yakni di kelurahan winangun, yang merupakan site bekas suatu bangunan hotel. Luas tapak sebesar 4.85 ha. Luas lantai bangunan sebesar 11.950 m2. Tata bangunan terdiri dari banyak massa meliputi jenis konstruksi 1 Lantai  Kata kunci: Tata Cahaya dan Warna, Sekolah Tinggi, Komunikasi Visual, Facade
TRANSIT HOUSE DENGAN PENDEKATAN SUSTAINABLE ARCHITECTURE
Runtuwene, Maria;
Kindangen, Jefrey I.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 2, No 3 (2013): Volume 2 No.3 November 2013
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
ABSTRAK Manado adalah salah satu kota yang sedang berkembang dalam berbagai bidang. Sejalan dengan hal itu, suatu kota berkembang tidak akan pernah lepas dari anak jalanan dan juga gelandangan atau tunawisma. Manado yang dewasa ini mengusung suatu program untuk menjadikan pariwisata sebagai sebuah ikon kota, haruslah memiliki suatu tatanan kota yang minim akan objek-objek yang dapat mengganggu keindahan kota tersebut. Oleh sebab itu, dalam rangka menyukseskan program pariwisata sebagai ikon kota, maka keberadaan transit house sangatlah penting. Transit house (rumah persinggahan) dapat memperbaiki citra kawasan menjadi lebih baik secara visual, yang dapat mengangkat penilaian tata kota dari masyarakat luar akan kota itu sendiri, selain itu juga dapat membantu memberikan tempat peristirahatan yang lebih layak bagi para tunawisma. Transit house yang akan dibangun dirancang berdasarkan konsep Arsitektur Berkelanjutan. Hal ini bertujuan untuk membangun suatu bangunan yang mampu mempertahankan dan meningkatkan kualitas arsitektural secara fisik, yaitu dapat bertahan secara fungsi, formasi, dan teknologi, dan non fisik yaitu mampu menjaga lingkungan alam sekitar dan interaksi sosial yang terjalin antar manusia  Kata kunci : Manado, Transit House, Sustainable Arsitektur.
GRAHA EKSPOSISI BUDAYA ISLAMI DI MANADO (Arsitektur Regionalisme Islam)
Basalamah, Faldy;
Prijadi, Rachmat
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 2, No 3 (2013): Volume 2 No.3 November 2013
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
ABSTRAK Dewasa ini penduduk dunia makin padat yang juga berarti makin bertambah pula penduduk Islam di muka bumi termasuk di Indonesia yang sebagai negara berpenduduk Muslim terbanyak di dunia. Makin bertambah penduduk Muslim di Indonesia, bertambah pula penduduk Muslim yang ada di Sulawesi Utara khususnya di kota Manado. Penduduk muslim kota Manado merupakan campuran dari beberapa etnik kelompok yang berasal dari dalam maupun luar kota Manado sendiri yang juga membawa budaya mereka masing-masing. Adalah Islam sebagai agama pemersatu dari berbagai etnis dan etnik Muslim yang ada di Sulawesi Utara ini,dimana kebudayaan islam membuat kesatuan tentang aturan yang kemudian dipalikasikan ke dalam budaya mereka masing – masing. Berdasarkan hal tersebut diatas, ide untuk merancang Graha Eksposisi Budaya Islami Di Manadodiangkat sebagai judul dalam tugas akhir. Graha Eksposisi Budaya Islami Di Manado disini merupakan tempat yang dapat menfasilitasi serta mengakomodasi segala kebudayaan serta kesenian Islami yang ada. Dengan adanya objek ini, kekayaan budaya Islami dapat ditampilkan, dipelajari, serta di identifikasikan untuk pengembangan dan pelestarian. Graha Eksposisi Budaya Islami Di Manado ini pula dapat menjadi tempat tujuan wisata untuk pengenalan budaya Islam. Berangkat dari keterkaitan antara budaya dan agama Islam maka dalam proses perancangan maka tema yang diambil dalam perencanaan ini Regionalime Arsitektur Islam yang dalam perencanaan ini diambil Regional Arsitektur Bolaang Mongondow yang kemudian digabung dengan prinsip – prinsip yang diperoleh dari ajaran agama Islam. Konsep ini berkaitan dengan bentuk serta fungsi objek yang harus sesuai dengan ajaran Islam serta berkaitan dengan arsitektur Bolaang Mongondow. Kota Manado yang mengadopsi kehidupan yang modern membutuhkan Graha Eksposisi Budaya Islami Di Manado untuk dapat mengingat, mempelajari dan menumbuh kembangkan ajaran kebudayaan-kebudayaan yang Islami dari masa lalu. Kata kunci : Islam, Kebudayaan, Arsitektur Bolaang Mongondow
PERANCANGAN MINAHASA VOLCANO CENTER DI TOMOHON ARCHITECTURE DISASTER RESPONSE
Salelatu, David Y.;
Suryono, Ir.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 2, No 3 (2013): Volume 2 No.3 November 2013
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
ABSTRAK  Sulawesi Utara khususnya Daerah Minahasa merupakan daerah yang dilalui lingkaran api pasifik (Ring of Fire), oleh sebab itu daerah Minahasa berpotensi dan rawan akan bencana letusan gunung api. Daerah tersebut memiliki gunung api yang aktif dan paling diwaspadai, aktivitas gunung - gunung tersebut merupakan fenomena, karena terkadang aktivitas dan perilaku gunung api tidak terdeteksi oleh alat pendeteksi, oleh sebab itu Pengamatan dan penelitian terhadap gunung api, harus dilakukan sehingga dapat meminimalisasi resiko bencana yang ditimbulkan, dengan adanya pengetahuan tentang gunung api, masyarakat akan lebih tahu dan sadar akan resiko bencana alam. Minahasa Volcano Center adalah fasilitas untuk menampung kegiatan tersebut, dalam merencanakan volcano center, perlu adanya pendekatan konsep “Arsitektur Tanggap Bencana†untuk pendekatan perancangannya. Â
RUMAH SAKIT MATA DI MANADO (BLIND SPACE - IMPRESI RUANG NON VISUAL PADA ARSITEKTUR)
Tewal, Christin F.;
Poluan, Roosje J.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 2, No 3 (2013): Volume 2 No.3 November 2013
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
ABSTRAK  Tingginya jumlah pasien penyakit mata di Kota Manado bahkan Provinsi Sulawesi Utara dalam beberapa tahun terakhir ini, menuntut adanya sarana kesehatan mata yang memiliki kapasitas dan fasilitas yang memadai. Beberapa klinik mata sebenarnya sudah terdapat di Kota Manado, namun beberapa tempat tersebut di rasa kurang memadai dalam melayani kebutuhan masyarakat akan pelayanan terhadap mata mereka secara maksimal. Untuk menjawab kebutuhan pelayanan kesehatan mata pada masyarakat ini, maka dibutuhkan suatu sarana yang dapat menampung segala kegiatan medis yang berhubungan dengan mata untuk skala pelayanan kota Metropolitan yaitu Rumah Sakit Mata. Objek ini haruslah memiliki suatu kelebihan yaitu dengan penyesuaian terhadap kekurangan dari pada pasien penyakit mata. Dengan mempelajari kebutuhan akan keterbatasan pasien, maka penetapan tema yang sesuai dengan objek Rumah Sakit Mata adalah Impresi Ruang Non Visual Pada Arsitektur. Tema ini memaparkan tentang cara lain merasakan sebuah ruang dengan memanfaatkan fungsi indera-indera pada manusia selain indera penglihatan. Hasil akhir Rumah Sakit Mata Di Manado ini berupa rumah sakit khusus tipe B dengan lebih dari 200 tempat tidur yang juga lengkapi fasilitas-fasilitas penunjang. Penerapan sirkulasi yang mudah serta elemen ruang dalam dan ruang luar yang menerapkan impresi ruang non visual, bertujuan untuk kenyamanan dan kemandirian pasien dengan tetap mengutamakan kecepatan dan ketepatan pelayanan.  Kata Kunci : Rumah Sakit Mata, Ruang Non Visual, Kenyamanan.
PUSAT SIMULASI DAN PELATIHAN PENANGGULANGAN BENCANA (Desain Tanggap Bencana)
Tumbol, Sri S;
Poli, Hanny
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 2, No 3 (2013): Volume 2 No.3 November 2013
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
ABSTRAK Kota Manado sebagai ibu kota Propinsi Sulawesi Utara memiliki 8 potensi bencana, yaitu gempa, tsunami, letusan gunung berapi, cuaca ekstrim, banjir, kekeringan, gagal teknologi dan longsor. dengan adanya 8 potensi bencana ini sudah tentu masyarakat kota Manado membutuhkan fasilitas simulasi dan pelatihan mengenai bencana dan penanggulanganya. Bencana bisa terjadi kapan saja tanpa kita duga dengan segala dampak merugikan yang menyertai, untuk itu perlu adanya kesiapan dari diri kita untuk menghadapi bencana tersebut.Hal ini bertujuan untuk mengurangi dampak dan kerugian yang mungkin timbul.Salah satu bentuk persiapan diri adalah dengan simulasi mengenai bencana itu sendiri agar kita dapat mengetahui bencana tersebut serta dengan pelatihan mengenai penanggulangan bencana yang dapat memberikan kita pengetahuan mengenai memberikan pertolongan pada korban saat terjadi bencana. Kegiatan simulasi dan pelatihan ini dapat menjadi wadah bagi masyarakat untuk memperoleh pengetahuan mengenai bencana, sehingga saat terjadi bencana masyarakat telah siap dan dapat mengurangi jatuhnya jumlah korban. Kata kunci :Bencana, Simulasi, Pelatihan, Manado, Penanggulangan
MUSEUM PERFILMAN NASIONAL DI JAKARTA (Analogi Dramaturgi Dalam Arsitektur)
Tawalujan, Yieldni;
Erdiono, Deddy
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 2, No 3 (2013): Volume 2 No.3 November 2013
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
ABSTRAK Film merupakan suatu karya seni yang juga merupakan media komunikasi paling modern saat ini. Film telah berkembang demikian pesat sehingga membutuhkan pengaturan yang lebih baik dan apresaisi yang lebih mendalam terhadap dunia perfilman nasional. Museum beserta fasilitas-fasilitas pendukungnya yang menyimpan segala informasi dan benda perfilman ini diharapkan dapat menjadi mata rantai yang terus menjaga rantai perfilman Indonesia. Dengan mempelajari film-film lama dan sejarahnya, kita dapat mengetahui bagaimana cara orang berfikir dari waktu ke waktu. DKI Jakarta merupakan pusat organisasi dari semua bidang dalam perfilman . Ibu kota ini pula menjadi basis utama semua bidang tersebut. Oleh karena itu Jakarta merupakan lokasi yang sesuai dengan objek rancangan ini. Analogi Dramaturgi adalah kegiatan-kegiatan manusia sering dinyatakan sebagai teater (“seluruh dunia adalah panggung‟), dan karena itu lingkungan buatan dapat dianggap sebagai pentas panggung. Manusia memerankan peranan, dan demikian pula bangunan-bangunan merupakan rona panggung dan perlengkapan yang menunjang pagelaran panggung.. Pemanfaatan analogi dramaturgi ini membuat sang arsitek bertindak hamper seperti dalang. Sang arsitek mengaturaksi seraya menunjangnya. Sebuah drama hadir dari jalinan peristiwa yang disebut alur dan dalam kondisi tertentu alur menjadi sangat berarti ketika ditunjang dengan kesan suasana, dimana peristiwa itu lahir, disini tata panggung menjadi penting. Komponen-komponen ruang luar dan konfigurasi massa bersinergi membentuk sebuah komposisi baru yang saling mengisi kekosongan diantaranya. Seperti sebuah drama yang hadir dalam tautan peristiwa, demikian objek ini, hadir dalam jalinan ruang, fungsi dan sirkulasi yang semuanya itu mampu mengungkapkan makna dibalik sebuah museum perfilman nasional di Jakarta. Kata Kunci : Museum PerfilmanNasional, Analogi, Dramaturgi.