Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

KAJIAN ELEMEN PEMBENTUK CITRA KOTA BITUNG Wahab, Sitti Rahma Sy.; Rondonuwu, Dwight M.; Poluan, Roosje J.
SPASIAL Vol 5, No 2 (2018)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Bitung yang terletak di Provinsi Sulawesi Utara kini dikenal sebagai Kota Pelabuhan, Kota Perikanan (Kota Cakalang) dan Kota Industri, akan tetapi gambaran Kota Bitung belum memberikan identitas yang jelas sehingga masyarakat masih kesulitan untuk mengingat keadaan suatu tempat. Kota Bitung kini berkembang pesat diberbagai sektor tentu perlu adanya perhatian khusus dari pemerintah maupun perencana untuk memperkenalkan diri sebagai suatu wilayah yang beridentitas dan tertata dengan baik berpegang pada lima elemen pembentuk kota. Tujuan Penelitian ini adalah menemukenali elemen – elemen pembentuk citra Kota Bitung berdasarkan RTRW Kota Bitung Tahun 2013-2033 dan menganalisis citra Kota Bitung menurut persepsi masyarakat. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu dengan mengeksplor fenomena elemen pembentuk citra kota menurut pandangan masyarakat dengan menggunakan kuesioner dan peta mental. Berdasarkan hasil penelitian,(1) Ditinjau dari RTRW elemen-elemen pembentuk citra Kota Bitung yaitu elemen path (Jl. Sam Ratulangi, Jl. Piere Tendean, Jl. Ir. Soekarno, Jl. Yos Sudarso, Jl. M. R Ticoalu, Jl. Marthadinata dan Jl. H.V Worang), elemen edges ( Batas Pantai), elemen nodes (Menara Eifel, Tugu Jam Pusat Kota, Pasar Cita, Pasar Tua, dan Pelabuhan Samudera Bitung), elemen district (Kawasan Perkantoran, Kawasan Pusat Kota, Kawasan Pelabuhan Samudera Bitung) dan elemen landmark yang teridentifikasi bersifat alamiah yaitu Gunung Dua Sudara, Gunung Tangkoko, Gunung Batu Angus, Gunung Lembeh dan Gunung Woka. (2) berdasarkan analisis, elemen yang sangat dikenali masyarakat adalah  elemen landmark  yaitu Tugu Cakalang,  elemen nodes dan elemen district yaitu Pelabuhan Samudera Bitung, elemen path yaitu Jl. Sam Ratulangi sedangkan elemen yang kurang dikenali masyarakat adalah elemen edges yaitu batas pantai atau batas selat lembeh.Kata Kunci : Elemen Pembentuk Citra Kota, Kota Bitung,Persepsi Masyarakat
REDESAIN RUMAH SAKIT UMUM BETHESDA DI TOMOHON “ARSITEKTUR KONTEKSTUAL” Sembiring, Agita R.; Poluan, Roosje J.; Rogi, Oktavianus H.A.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 6, No 1 (2017): Volume 6 No.1 Mei 2017
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rumah Sakit Umum Bethesda di Tomohon merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan secara paripurna yang sudah berdiri sejak tahun 1958 dibawah Yayasan GMIM & Medika dengan keadaan fisik gedung bangunan-nya yang kini terlihat sudah cukup tua dan usang sehingga perlu untuk di redesain agar memiliki bangunan yang lebih baik dan fasilitas yang lebih memadai dari sebelumnya. Rumah Sakit ini terletak di Provinsi Sulawesi Utara, pusat Kota Tomohon dimana GMIM berencana akan merancang suatu kawasan yang disebut Superblock GMIM yang akan memberikan beberapa pelayanan antaralain; pelayanan dalam bidang kesehatan, pendidikan dan perekonomian yang akan menjadi aset GMIM yang bersifat gerejawi. Selain itu, rumah sakit ini juga berada dalam suatu kawasan bersejarah yaitu bersebelahan dengan sebuah gedung peribadatan ‘Gereja Sion’ (Gereja Tua) yang sudah berdiri sejak tahun 1878 dan berdekatan dengan rumah peninggalan Ds.A.Z.R.Wenas yang merupakan salah satu pendiri GMIM dan pernah menjabat sebagai Ketua Sinode GMIM. Rumah Sakit Umum Bethesda ini memiliki ciri khas tersendiri karena berada pada kawasan yang historic. Redesain Rumah Sakit Umum Bethesda di Tomohon dalam suatu kawasan Superblock GMIM ini menggunakan pendekatan tema ‘Arsitektur Kontekstual’ yang menghadirkan suatu bangunan/ gedung baru dengan konsep yang selaras/harmonisasi terhadap lingkungan sekitar, namun tetap memiliki konsep kontras yang akan menciptakan lingkungan urban yang lebih hidup dan lebih menarik. Rumah sakit ini diharapkan dapat mewadahi serta memfasilitasi berbagai macam aktivitas para pengguna didalamnya khususnya bagi masyarakat yang ada di Kota Tomohon.   Kata kunci       : Rumah Sakit, Tomohon, Arsitektur Kontekstual, Superblock GMIM
GRAHA SENI DAN KREATIVITAS ANAK DI MANADO (Perilaku Dalam Arsitektur) Saidi, Fernita; Poluan, Roosje J.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 2, No 2 (2013): Edisi Khusus TA. Volume 2 No.2 Juli 2013
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Anak sebagai tunas muda harapan masa depan bangsa harus dibekali dengan ilmu pengetahuan dan pendidikan yang saling menunjang untuk membawa bangsa menjadi bangsa yang besar dan terdepan. Graha Seni dan Kreativitas Anak di Manado merupakan suatu wadah bagi anak-anak untuk bermain dan belajar dengan didukung fasilitas penunjang yang dibuat sedemikian rupa untuk menunjang perkembangan pada diri anak, di mana anak dibiarkan bebas berkreasi, bereksplorasi, dan bermain dengan imajinasinya. Graha Seni dan Kreativitas Anak di Manado sebagai sarana pengembangan Seni dan Kreativitas Anak dengan pendekatan Tema yang Diangkat yaitu Perilaku Dalam Arsitektur adalah sebuah fasilitas bagi anak-anak usia 1 - 12 tahun pada khususnya dengan menerapkan konsep Seni dan Kreativitas yakni bermain sambil belajar (fun learning) yang bertujuan membantu pengembangan diri anak-anak serta menggunakan karakteristik anak-anak dalam berbagai kelompok usia sebagai dasar perancangan, baik mikro (jenis kegiatan dan ruang) maupun makro site dan desain bangunan). Pendekatan Perilaku Dalam Arsitektur digunakan sebagai upaya untuk menghasilkan bangunan yang sesuai dengan sasaran penggunanya, di mana bangunan dirancang berdasarkan perilaku pengguna dan bukan pengguna yang menyesuaikan bangunan. Keaktifan dalam bermain membutuhkan perhatian khusus, terutama dari segi keamanannya sehingga mempengaruhi pula pada bentuk dan pemilihan material bangunan. Kata Kunci: Seni dan Kreativitas, Anak, Perilaku dalam Arsitektur.
Taman Doa Di Tondano “Ekspresi Doa Dalam Arsitektur” Pratasik, Alan; Poluan, Roosje J.; Rengkung, Michael M.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 3, No 1 (2014): Volume 3 No.1 Mei 2014
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Taman Doa Di Tondano adalah sebuah objek wisata rohani yang menyediakan fasilitas kegiatan Ibadah alam terbuka dan fasilitas Retreat indoor serta hiburan rekreasi alam Danau Tondano. Sebagai Ibukota dari daerah pekabaran injil Minahasa, Tondano adalah kota dengan penduduk Kristen yang besar. Banyak kegiatan-kegiatan Kristen yang dilaksanakan di Tondano, seiring berkembangan aktifitas yang ada sehari-hari, banyak anggota jemaat yang melaksanakan kegiatan ibadah tamasya atau kegiatan ibadah padang di hari-hari libur sebagai wujud untuk menikmati keindahan alam ciptaan Tuhan. Kegiatan ini sering dilaksanakan diluar kota atau tempat yang jauh dari suasana yang sibuk. Tondano sebagai ibukota kabupaten Minahasa sebenarnya merupakan daerah yang memiliki kriteria yang cocok sebagai tempat palaksanaan ibadah padang karena memiliki kaeindahan alam Danau Tondano yang luar biasa, selain itu tingkat kepadatan kendaraan juga masih sangat kurang dan belum adanya fasilitas yang mewadahi kegiatan ibadah padang dan retreat dengan pemanfaatan alam Danau Tondano. Dari profil inilah kota Tondano layak untuk dipilih sebagai lokasi hadirnya objek rancangan “Taman Doa”. Dengan Menggunakan Suatu pendekatan tematik yaitu “Ekspresi Doa Dalam Arsitektur” Objek rancangan dapat mengaplikasikan tampat berdoa dan beribadah yang bersifat privasi, aman, dan nyaman dengan acuan dalam ayat Alkitab Matius 6:6-7 “(6) Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. (7) Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan”. Maksud kamar dalam ayat ini diaplikasikan pada objek Taman Doa yang Terpisah dari aktifitas diluar site dengan cara pengorganisasian tapak dengan acuan teori Landscape Architecture. Kata Kunci : Rekreasi, Ibadah Padang, Danau Tondano, Ekspresi Doa.
RUMAH SAKIT MATA DI MANADO (BLIND SPACE - IMPRESI RUANG NON VISUAL PADA ARSITEKTUR) Tewal, Christin F.; Poluan, Roosje J.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 2, No 3 (2013): Volume 2 No.3 November 2013
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK   Tingginya jumlah pasien penyakit mata di Kota Manado bahkan Provinsi Sulawesi Utara dalam beberapa tahun terakhir ini, menuntut adanya sarana kesehatan mata yang memiliki kapasitas dan fasilitas yang memadai. Beberapa klinik mata sebenarnya sudah terdapat di Kota Manado, namun beberapa tempat tersebut di rasa kurang memadai dalam melayani kebutuhan masyarakat akan pelayanan terhadap mata mereka secara maksimal. Untuk menjawab kebutuhan pelayanan kesehatan mata pada masyarakat ini, maka dibutuhkan suatu sarana yang dapat menampung segala kegiatan medis yang berhubungan dengan mata untuk skala pelayanan kota Metropolitan yaitu Rumah Sakit Mata. Objek ini haruslah memiliki suatu kelebihan yaitu dengan penyesuaian terhadap kekurangan dari pada pasien penyakit mata. Dengan mempelajari kebutuhan akan keterbatasan pasien, maka penetapan tema yang sesuai dengan objek Rumah Sakit Mata adalah Impresi Ruang Non Visual Pada Arsitektur. Tema ini memaparkan tentang cara lain merasakan sebuah ruang dengan memanfaatkan fungsi indera-indera pada manusia selain indera penglihatan. Hasil akhir Rumah Sakit Mata Di Manado ini berupa rumah sakit khusus tipe B dengan lebih dari 200 tempat tidur yang juga lengkapi fasilitas-fasilitas penunjang. Penerapan sirkulasi yang mudah serta elemen ruang dalam dan ruang luar yang menerapkan impresi ruang non visual, bertujuan untuk kenyamanan dan kemandirian  pasien dengan tetap mengutamakan kecepatan dan ketepatan pelayanan.   Kata Kunci : Rumah Sakit Mata, Ruang Non Visual, Kenyamanan.
GEDUNG KONVENSI DI TOMOHON (Optimalisasi Form Follow Function oleh Louis Sullivan) Loho, Windi D.; Poluan, Roosje J.; Egam, Pingkan P.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 4, No 2 (2015): Volume 4 No.2 November 2015
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Saat ini florikultura merupakan salah satu komoditas agribisnis yang cukup berarti di Indonesia. Hal tersebut didasari karena jenisnya yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dan diterima masyarakat. Florikultura dinikmati konsumen dalam bentuk keindahannya, maka dari itu tuntutan terhadap kualitasnya sangat tinggi. Membudidayakan berbagai jenis florikultura dapat menjadi usaha agrobisnis yang sangat prospektif bagi masyarakat. Masyarakat baik di daerah pedesaan maupun perkotaan mempunyai kecenderungan untuk tinggal di tempat atau lingkungan yang nyaman dan segar. Keadaan ini dapat tercipta dengan adanya kehadiran tanaman florikultura baik di lingkungan rumah tinggal, perkotaan maupun di lingkungan taman- taman rekreasi banyak memberikan pengaruh yang positif. Kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan hidup yang segar, dapat mempengaruhi meningkatnya permintaan akan tanaman florikulura. Untuk menjawab kebutuhan akan permintaan tersebut, maka dirancanglah sebuah Pusat Penelitan dan Penembangan Florikultura di Tomohon, dimana Tomohon merupakan lokasi yang strategis dalam pengembangbiakkan tanaman florikultura yang didukung  iklim, suhu, serta kondisi tanah yang merupakan  syarat dalam pengembangbiakkan florikultura. Objek perancangan kemudian di padukan dengan tema Permaculture. Sebuah tema yang menekankan pengaturan ruang luar, penggunaan unsur alam, dan menggabungkan kebiasaan yang telah membudaya di masyarakat sekitar, dalam hal ini kebiasaan bercocok tanam florikultura. Dengan demikian, sangat diharapkan Pusat Penelitian dan Pengembangan Florikultura di Tomohon bisa menjadi sebuah objek rancangan yang berfungsi sebagai wadah pengembangbiakkan, pengumpulan informasi, dan edukasi mengenai tanaman florikultura. Menciptakan sebuah wadah arsitektural yang bersinergi dengan alam, dan masyarakar sekitar. Kata Kunci  : Florikultura, Penelitian, Pengembangan, Permaculture, Tomohon
ARENA FESTIVAL DANAU TONDANO (KONSERVASI DALAM KONTEKS PENGELOLAAN TERPADU) Lapian, Amanda G.; Poli, Hanny; Poluan, Roosje J.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 3, No 1 (2014): Volume 3 No.1 Mei 2014
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masyarakat Minahasa hidup dalam keberagaman budaya. Namun, seiring waktu ciri khas Budaya Minahasa mulai luntur karena belum adanya fasilitas yang menunjuang continiunitas kegiatan-kegiatan yang memupuk berkembangnya budaya masyarakat Minahasa sehingga menghadirkan objek Arena Festival Danau Tondano merupakan salah satu langkah untuk menghidupkan kembali sektor pariwisata di Minahasa yang sempat menjadi perhatian dunia. Namun dalam perancangan Arena Festival Danau Tondano tentunya perlu memperhatikan kondisi danau Tondano yang mulai memprihatinkan karena terjadinya sendimentasi yang mengancam danau Tondano serta ekosistemnya sehingga perlu adanya konservasi terhadap danau yaitu berupa pengelolaan air dan tanah sekitar danau serta pegelolaan sistem dalam objek untuk menjaga keberlangsungan aktivitas di dalamnya. Oleh karena itu Arena Festival Danau Tondano di rancang dengan memperhatikan dan mengimplementasikan tema ekologis dimana perancangan bangunan tidak menambah tingkat pencemaran pada Danau Tondano namun menjadi solusi dalam permasalahan lingkungan sekitarnya. Kata kunci : Arena, Festival, Danau Tondano, Konservasi
PENGARUH PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI TERHADAP PERMUKIMAN KECAMATAN MADIDIR KOTA BITUNG Dirgapraja, Vikri Abdya; Poluan, Roosje J.; Lakat, Ricky S. M.
SPASIAL Vol 6, No 2 (2019)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Bitung dikenal sebagai Kota Pelabuhan, Kota Industri,dan Kota Perikanan (Kota Cakalang) di Provinsi Sulawesi Utara,seperti yang ada di Kecamatan Madidir merupakan salah satu dari delapan kecamatan yang memiliki sumber industri penghasil pengolahan ikan.Dengan semakin meningkatnya pengembangan kawasan industri maka semakin meningkat pula pencemaran yang disebabkan oleh hasil buangan pabrik-pabrik industri seperti sampah, CO2 serta kebisingan yang berpengaruh terhadap permukiman warga yang ada di Kecamatan Madidir.Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh kawasan industri terhadap permukiman di Kecamatan Madidir.Penelitian ini menggunakan metode path analysis untuk menentukan nilai koefisen pada dua variabel yaitu variabel independen kawasan industri dan variabel dependen permukiman. Dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa factor yang mempengaruhi oleh pengembangan kawasan industri pada kawasan permukiman yaitu pada bangunan dan pada infrastruktur. Bangunan permukiman mengalami pengaruh kesemrawutan lalu lintas 0,174 dan pencemaran 0,129.Akibatnya,masyarakat masyarakat melakukan upaya perbaikan.Selanjutnya,infrastruktur dipengaruhi oleh pencemaran 0,078,Kebisingan 0,028 dan kesemrawutan lalu lintas 0,031.Akibatnya,infrastuktur akan membutuhkan perbaikan-perbaikan secara signifikan. Kata kunci: Pengaruh,Pengembangan Kawasan Industri,Permukiman, Kecamatan Madidir.
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN DI KABUPATEN MINAHASA SELATAN (STUDI KASUS: KECAMATAN AMURANG TIMUR, KECAMATAN AMURANG, DAN KECAMATAN AMURANG BARAT) Minggu, Jeanette S.; Poluan, Roosje J.; Supardjo, Surijadi
SPASIAL Vol 6, No 3 (2019)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang secara tegas mengamanatkan bahwa setiap penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah harus memperhatikan daya dukung lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lain. Oleh sebab itu, pemanfaatan lahan di Amurang Raya sebagai ibu kota Kabupaten Minahasa Selatan harus diatur dengan baik sehingga sesuai dengan rencana tata ruang, sesuai dengan daya tampung lahan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan klasifikasi kemampuan dan menganalisis kesesuaian lahan di Kecamatan Amurang Timur, Kecamatan Amurang, dan Kecamatan Amurang Barat atau Amurang Raya. Penentuan kemampuan dan kesesuaian lahan mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknik Analisis Fisik dan Lingkungan, Ekonomi Serta Sosial Budaya Dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang. Data-data yang dibutuhkan adalah data sekunder yang diperoleh melalui survei instansional serta data primer dari survei lapangan sebagai penguat data sekunder. Metode penelitian menggunakan dua teknik analisis yang diawali analisis skoring untuk memberikan skor pada tiap parameter sesuai dengan kondisi parameter dan selanjutnya analisis overlay untuk mengetahui total skor yang nantinya digunakan dalam penentuan zona klasifikasi kemampuan lahan dan untuk mengetahui kesesuaian lahan. Dari rangkaian analisis yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa terdapat 5 kelas kemampuan lahan di Amurang Raya didominasi kemampuan pengembangan rendah (kelas b) 72%. Untuk kesesuaian lahan permukiman, terdapat 4 kategori yaitu lahan sesuai A seluas 617,44 ha, lahan sesuai B seluas 3.719,63 ha, lahan tidak sesuai A seluas 25.054,53 ha, dan lahan tidak sesuai B seluas 54,90 ha. Untuk kesesuaian lahan pertanian, terdapat 4 kategori yaitu kawasan lindung seluas 762,78 ha, kawasan penyangga seluas 10,86 ha, tanaman setahun seluas 379,04 ha dan tanaman tahunan seluas 1.250,13 ha.Kata Kunci: Kemampuan lahan, kesesuaian lahan, Amurang.
HOTEL RESORT DI TOMOHON (Implementasi Konsep Accomodating dan Innovative dalam Konteks Arsitektur Posmodern menurut Robert Venturi) Mandagi, Rocky A.; Betteng, Luther; Poluan, Roosje J.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 4, No 2 (2015): Volume 4 No.2 November 2015
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengembangan kawasan wisata disuatu daerah sangatlah penting dalam pengembangan kualitas suatu daerah. Sulawesi Utara merupakan sebuah wilayah yang memiliki banyak potensi - potensi alam yang dapat dikembangkan sebagai daerah wisata. Kota Tomohon dikenal memiliki potensi alam dari bentuk wilayah, iklim serta hasil – hasil alam menjadi daya tarik kalangan masyarakat luas untuk mengenal wilayah tersebut. Pengadaan wadah wisata dapat menjadi salah satu alternatif guna merespon kunjungan para wisatawan dan melengkapi kebutuhan objek wisata kota Tomohon. Perancangan Hotel Resort di kota Tomohon dapat dijadikan strategi untuk menyediakan wadah bagi penikmat wisata masyarakat luas baik dalam skala domestik maupun mancanegara. Hotel Resort dengan tema perancangan “Implementasi Konsep Accomodating dan Innovative dalam Konteks Arsitektur Postmodern menurut Robert Venturi” menghadirkan rancangan yang mengangkat karakteristik lokal kota Tomohon yang digabungkan dengan perkembangan inovasi arsitektur yang sedang berkembang.   Kata Kunci : Hotel Resort, Objek Wisata, Arsitektur postmodern, accommodating, innovative