cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)
Published by Universitas Brawijaya
ISSN : 2337621X     EISSN : 25810294     DOI : -
Journal of Fisheries and Marine Research (JFMR) is dedicated to published highest quality of research papers on all aspects of : Aquatic Resources, Aquaculture, Fisheries Resources Technology and Management, Fish Technology and Processing, Fisheries and Marine Social Economic and Marine Science. This journal is jointly published by Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University Malang Indonesia and Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (Ispikani). JFMR is a new journal but related to the past journal of Faculty of Fisheries and Marine Science that is Jurnal Penelitian Perikanan (JPP) with ISSN: 2337-621X (print version) and website link of www.jpp.ub.ac.id
Arjuna Subject : -
Articles 2 Documents
Search results for , issue "Vol. 9 No. 3 (2025): JFMR on November (In Progress)" : 2 Documents clear
Dinamika Faktor Oseanografi dan Struktur Komunitas Plankton di Perairan Selat Sempu, Malang, Indonesia: Dynamics of Oceanographic Factors and Plankton Structure Communities in Sempu Strait, Malang, Indonesia Alviyanti, Dian; Akhidah, Yulia; Asadi, Muhammad Arif
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 9 No. 3 (2025): JFMR on November (In Progress)
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2025.009.03.1

Abstract

Plankton merupakan indikator penting dalam menilai kualitas perairan karena sensitivitasnya terhadap perubahan lingkungan, khususnya parameter oseanografi. Selat Sempu, yang terletak di wilayah pesisir selatan Jawa Timur, merupakan kawasan strategis yang memiliki peran penting dalam bidang perikanan, sehingga penting untuk dikaji dari aspek ekologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengintegrasikan parameter oseanografi dengan analisis CCA untuk memahami struktur komunitas plankton di perairan Selat Sempu, Malang, Indonesia. Pengambilan sampel dilakukan pada empat stasiun dengan karakteristik aktivitas manusia yang berbeda. Parameter oseanografi seperti suhu, salinitas, oksigen terlarut, klorofil-a, diukur secara in-situ menggunakan multiparameter AAQ-Rinko 1183, pH juga diukur secara in-situ menggunakan pH meter, nitrat, dan fosfat diukur secara ex-situ dengan metode spektrofotometri. Sampel plankton dikoleksi menggunakan plankton net berukuran mesh 45 µm dan dianalisis secara mikroskopis menggunakan haemositometer untuk identifikasi genus serta perhitungan kelimpahan. Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar parameter oseanografi berada dalam kisaran normal, kecuali nitrat dan fosfat yang melebihi baku mutu. Ditemukan 17 genus plankton dari 8 kelas, dengan dominasi fitoplankton dari kelas Bacillariophyceae. Indeks keanekaragaman tergolong sedang (1,05 – 2,03), dengan variasi keseragaman dan dominansi antar stasiun. Analisis Canonical Correspondence Analysis (CCA) menunjukkan pengaruh signifikan beberapa parameter terhadap distribusi plankton. Genus Oscillatoria dan Alexandrium tidak berkorelasi langsung dengan parameter utama, yang mengindikasikan peran faktor lingkungan lain. Temuan ini menegaskan pentingnya pemantauan ekosistem secara komprehensif dalam pengelolaan wilayah pesisir.   Plankton serve as important indicators for assessing water quality due to their sensitivity to environmental changes, particularly to oceanographic parameters. The Sempu Strait, located along the southern coast of East Java, is a strategic coastal area that plays a vital role in fisheries, making ecological assessment essential. This study aimed to analyze the relationship between oceanographic factors and the structure of plankton communities in the waters of Sempu Strait, Malang, Indonesia, by integrating oceanographic data with Canonical Correspondence Analysis (CCA). Sampling was conducted at four stations representing different levels of anthropogenic activity. Oceanographic parameters such as temperature, salinity, dissolved oxygen, and chlorophyll-a were measured in situ using a multiparameter probe (AAQ-Rinko 1183), while pH was measured in situ using a pH meter. Nitrate and phosphate concentrations were analyzed ex situ using spectrophotometry. Plankton samples were collected using a 45 µm mesh plankton net and analyzed microscopically with a hemocytometer for genus identification and abundance estimation. The results showed that most oceanographic parameters were within normal ranges, except for nitrate and phosphate, which exceeded the quality standards. A total of 17 plankton genera from eight classes were identified, dominated by phytoplankton from the class Bacillariophyceae. The Shannon–Wiener diversity index indicated moderate diversity levels (1.05–2.03), with variations in evenness anddominance among stations. CCA results revealed that several oceanographic parameters significantly influenced plankton distribution, while Oscillatoria and Alexandrium exhibited weak correlations with the main parameters, suggesting the influence of additional environmental factors. These findings highlight the importance of comprehensive and long-term ecosystem monitoring to support sustainable management of the Sempu Strait coastal environment.
Penelusuran Trait Morfologi Spesies pada Genus Panulirus (Famili: Palinuridae): Species Morphological Trait Search in the Genus Panulirus (Family: Palinuridae) Samuel, Pratama Diffi; Wiadnya, Dewa Gede Raka; Yasmin, Delviega Aisyah; Khamidah, Nur; Anam, M. Choirul; Setyanto, Arief
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 9 No. 3 (2025): JFMR on November (In Progress)
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2025.009.03.2

Abstract

Panulirus (White, 1847) dari famili Palinuridae merupakan komoditas lobster bernilai ekonomi tinggi secara global dan nasional. Di Indonesia telah teridentifikasi delapan spesies Panulirus, namun kajian morfologi–morfometri di Jawa Timur masih terbatas. Penelitian ini mendeskripsikan karakter morfologi eksternal dan morfometri enam spesies Panulirus di Jawa Timur. Dua puluh individu dari tiga lokasi (PPN. Prigi/Kab. Trenggalek, PP Paciran/Kab. Lamongan, dan Kab. Situbondo) dianalisis menggunakan karakter diagnostik antennular plate dan abdominal somites, serta tiga ukuran morfometri: panjang karapas/KRP (cm), antennular plate/ANT (mm), dan flagela/FLG (mm). Hasilnya, teridentifikasi enam spesies: P. homarus, P. longipes, P. ornatus, P. penicillatus, P. polyphagus, dan P. versicolor. Komposisi spesies per lokasi ialah: Kab. Trenggalek 5 spesies, Kab. Lamongan 1 spesies (P. polyphagus), dan Kab. Situbondo 2 spesies (P. ornatus dan P. homarus). Rata-rata KRP per lokasi menunjukkan Lamongan 8,44 ± 1,11 cm (n=5), Situbondo 7,12 ± 4,29 cm (n=5), dan Trenggalek 6,28 ± 1,85 cm (n=10). Pengelompokan UPGMA atas karakter morfologi menghasilkan dua pasangan yang berdekatan secara fenetik (P. longipes–P. versicolor; P. ornatus–P. homarus), sementara P. polyphagus dan P. penicillatus relatif terpisah. Hasil penelitian ini merupakan catatan awal yang menekankan karakter diagnostik; integrasi dengan data genetik pada sampel yang lebih besar diperlukan untuk menguji kesesuaian pola fenetik dengan garis keturunan evolusioner serta untuk mendukung pengelolaan sumber daya lobster secara berkelanjutan.   Spiny lobsters of the genus Panulirus (White, 1847; family Palinuridae) are high-value fisheries commodities globally and nationally. In Indonesia, eight Panulirus species have been documented, yet morphology–morphometrics for East Java remain limited. This study describes external morphological characters and morphometrics for six Panulirus species from East Java. Twenty individuals from three sites—PPN Prigi (Trenggalek Regency), PP Paciran (Lamongan Regency), and Situbondo Regency—were examined using diagnostic features of the antennular plate and abdominal somites, together with three morphometric measurements: carapace length (KRP, cm), antennular length (ANT, mm), and antennal flagellum length (FLG, mm). Six species were identified: P. homarus, P. longipes, P. ornatus, P. penicillatus, P. polyphagus, and P. versicolor. Species composition by site was: Trenggalek, five species; Lamongan, one species (P. polyphagus); and Situbondo, two species (P. ornatus and P. homarus). Mean KRP by site was 8.44 ± 1.11 cm (Lamongan, n = 5), 7.12 ± 4.29 cm (Situbondo, n = 5), and 6.28 ± 1.85 cm (Trenggalek, n = 10). UPGMA (unweighted pair group method with arithmetic mean) clustering of external characters resolved two phenetically close pairs (P. longipes–P. versicolor; P. ornatus–P. homarus), whereas P. polyphagus and P. penicillatus were relatively isolated. These results constitute a preliminary note emphasizing diagnostic characters; larger, spatially replicated samples and integration with genetic data are needed to test the congruence between phenetic patterns and evolutionary lineages and to support sustainable lobster management.

Page 1 of 1 | Total Record : 2