cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. bantul,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics)
ISSN : 23033045     EISSN : 2503183X     DOI : -
Core Subject : Health, Education,
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) abbreviated IJND (p-ISSN 2303-3045 and e-ISSN 2503-183X) is a peer-reviewed scientific journal publishing updated research and non-research articles in the area of nutrition and dietetics. This journal is published three times annually (January, May, and September) by Alma Ata University Press in collaboration with Indonesian Nutrition Association (Persatuan Ahli Gizi Indonesia).
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "VOLUME 2, NOMOR 2, MEI 2014" : 6 Documents clear
Perilaku makan dan kejadian obesitas anak di SD Negeri Kota Kendari, Sulawesi Tenggara Supiati Supiati; Djauhar Ismail; Retna Siwi P
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 2, NOMOR 2, MEI 2014
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (127.791 KB) | DOI: 10.21927/ijnd.2014.2(2).68-74

Abstract

ABSTRACTBackground: Obesity is a health problem in developed countries as well as developing countries like Indonesia. National prevalence of overweight children aged 6-14 years is 9.5% in male and 6.4% in female. In Sulawesi Tenggara, there are 6.2% of male and 4.5% of female children who were overweight. Obesity in City of Kendari, there was an increase of obesity prevalence 0.15% in 2007 and 0.26% in 2008. Obesity can be influenced by various factors. It issuspected that eating behavior is a major factor, so we want to know, how big is the eating behaviors contribute to children’s obesity.Objectives: To determine the relationship of eating behavior and incidence of childhood obesity in one favorite public elementary school in Kendari Sulawesi Tenggara Province.Methods: This research was observational with cross sectional study design it was conducted in May 2010. Data was analysed using comparative test (chi square), and logistic regression.Results: There was significant correlation between eating behavior and obese incidence (p<0.01) with the power of prevalence ration (PR) was protective in their nature (PR= 1/0.12 = 8.3 In other words, the subject with healthy eating behavior had probability 8.3 times greater to not obese.Conclusions: There was significant correlation between diet behavior and the obesity in the children with the power of correlation and prevalence ratio was protective. The subject with healthy diet behavior had probability of 8.3 times to avoid obese incidence compared to the subject with non healthy eating behavior.KEYWORDS: eating behavior, obesity, elementary school childrenABSTRAKLatar belakang: Obesitas merupakan masalah kesehatan di negara maju dan berkembang seperti Indonesia. Prevalensi nasional berat badan lebih anak usia 6-14 tahun pada laki-laki 9,5% dan pada perempuan 6,4%. Di Sulawesi Tengggara, prevalensi tersebut 6,2% pada laki-laki dan 4,5% pada perempuan. Obesitas di Kota Kendari meningkat setiap tahun yaitu 0,15% pada tahun 2007 dan 0,26% tahun 2008. Obesitas dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, diduga perilaku makan merupakan faktor utama, sehingga ingin diketahui seberapa besar pengaruh perilaku makan menyumbang terhadap kejadian obesitas.Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara perilaku makan dan kejadian obesitas anak di SDN favorit Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan rancangan penelitian cross- sectional yang dilaksanakan pada bulan Mei 2010. Analisis data menggunakan uji komparatif (chi square), dan regresi logistik.Hasil: Ada hubungan terbalik antara perilaku makan dengan obesitas anak.P<0,01 dengan kekuatan hubungan dan rasio prevalensi (RP)=1/0,12=83, yaitu subjek yang mempunyai perilaku makan sehat mempunyai peluang 8,3 kali lebih besar untuk terhindar dari terjdinya obesitas.Kesimpulan: Ada hubungan yang sangat signifi kan antara perilaku makan dengan obesitas anak, dengan kekuatan hubungan dan rasio prevalensi yang bersifat protektif yaitu subjek yang mempunyai perilaku makan sehat mempunyai peluang 8,3 kali untuk terhindar dari terjadinya obesitas dibandingkan dengan anak yang berperilaku makan tidak sehat.KATA KUNCI: perilaku makan, obesitas, anak sekolah dasar
Riwayat gizi buruk masa lalu (stunted) tidak berhubungan dengan prestasi belajar siswa SD di Kabupaten Sikka Nusa Tenggara Timur Tobianus Hasan; Mohammad Djuffrie; Indiria L. Gamayanti
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 2, NOMOR 2, MEI 2014
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (139.019 KB) | DOI: 10.21927/ijnd.2014.2(2).93-102

Abstract

ABSTRACTBackground: The main nutritional problem existed in Sikka District was high prevalence of stunting in children (49.6%). Sikka District Health Office data at 2009 and 2010 confirmed that Mego Subdistrict was categorized as area in which the citizens (particularly infants) had high risk experiencing health and nutritionissues with percentage of 43.3 in 2009 and 42.3 in 2010. Elementary school student’s passing percentage at Mego Subdistrict in education year of 2009/2010 placed in rank of 15 of 21 subdistricts in Sikka District.Objectives: To determine the association between history of malnutrition (stunted) and academic achievement of elementary school students at Sikka District, NTT.Methods: This was an observational study with cross sectional study design. Sample of this research were 3rd grade elementary school students who met inclusive and exclusive criteria. Bivariate and multivariate analysis was used ini this research.Results: Research result showed that bivariatelly stunted condition affects study achievement (p=0.027). External factors affecting study achievement was mother’s education (p=0.001), father’s education (p=0.001) and child’s intelligence (p=0.027). Multivariatelly, most affective factor in student’s study achievement at Mego Subdistrict was parent’s education. The most dominant factor affecting elementary student’s study achievement was mother’s education (p=0.001).Conclusions: Most students suffering stunted had low study achievement (87.2%) and stunted had no significant relation to study achievement. Student’s study achievement was affected by parent’s education.KEYWORDS: stunted, study achievementABSTRAKLatar belakang: Masalah gizi utama yang ada di Kabupaten Sikka adalah tingginya balita dengan status pendek dan sangat pendek yang mencapai 49,6%. Data Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka tahun 2009 dan 2010 menyatakan bahwa Kecamatan Mego dikategorikan sebagai wilayah dengan masyarakat terutama balita berisiko tinggi mengalami masalah kesehatan dan gizi dengan persentase 43,3 pada tahun 2009 dan 42,3 pada tahun 2010. Persentase kelulusan siswa SD di Kecamatan Mego pada tahun ajaran 2009/2010 menempati urutan ke-15 dari 21 kecamatan yang ada di Kabupaten Sikka.Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara status gizi masa lalu (stunted) dan prestasi belajar siswa SD Kecamatan Mego, di Kabupaten Sikka NTT.Metode: Jenis penelitian ini adalah observasional dengan rancangan penelitian cross sectional study dengan sample penelitian meliputi anak sekolah dasar (SD) kelas III yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.Hasil: Hasil penelitian menunjukan bahwa secara bivariat kondisi stunted mempengaruhi prestasi belajar (p=0,027), selain stunted, faktor luar yang mempengaruhi prestasi belajar adalah pendidikan ibu (p=0,001), pendidikan ayah (p=0,001) dan intelegensi anak (p=0,027) Secara multivariat yang paling mempengaruhi prestasi belajar siswa SD di Kecamatan Mego adalah pendidikan ayah dan ibu. Tetapi faktor yang paling dominan mempengaruhi prestasi belajar siswa SD hanya pendidikan ibu (p=0,001).Kesimpulan: Sebagian besar siswa yang menderita stunted memiliki prestasi belajar yang rendah (87,2%) dan stunted tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan prestasi belajar. Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh pendidikan orang tua.KATA KUNCI: stunted, prestasi belajar
Pola makan dan hubungannya dengan kejadian stroke di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya Perawaty Perawaty; Pernodjo Dahlan; Herni Astuti
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 2, NOMOR 2, MEI 2014
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (151.21 KB) | DOI: 10.21927/ijnd.2014.2(2).51-61

Abstract

ABSTRACTBackground: According to WHO it is estimated that there are 15 million people having stroke annually. High prevalence of stroke happens at Kalimantan Tengah as indicated from the growing number of outpatients and inpatients of stroke every year. There is a shift in eating pattern at urban areas from traditional eating pattern to western eating pattern that has high composition of calories, protein, fat, sugar and less fibre causing nonproportional nutrient intake. This condition is a risk factor for the prevalence of degenerative diseases such as hypertension, coronary heart disease and other health problems. Efforts for primary prevention against stroke can be made through intervention in unhealthy lifestyle including eating pattern.Objectives: To identify association between eating pattern and the prevalence of stroke at dr. Doris Sylvanus Hospital Palangka Raya.Methods: The study was analytic observational with case control design. Subject consisted of cases and control at comparison 1:1 matched in age. Cases were stroke inpatients of dr. Doris Sylvanus Hospital and control group consisted of patients of other diseases at the same hospital. The study involved 76 patients taken concecutive. Data comprised of sample identity, waist circumference, eating pattern, hypertension, physical activity and smoking habit. Data of eating pattern were obtained through semi quantitative food frequency questionnaire. The result of the study was analyzed using chi square and logistic regression.Results: The result of the study showed there were 5 variables significantly associated with the prevalence of stroke; ie. more consumption of processed foods (OR 7,53 CI 95% : 1,38 – 41,13), less consumption of fruits (OR 6,98 CI 95%, 1,53-31,80), less consumption of fish (OR 6,36 CI 95% : 1,15 – 34,99), hypertension (OR 10,91 CI 95%, 2,43–49,03) and less physical activities (OR 8,36 CI 95%, 1,72-40,56) while the frequency of fast foods, alcohol consumption, obesity and smoking are not statistically significant (p > 0.05).Conclusions: The presence of hypertension, less physical activity, more consumption of processes foods, less consumption of fruits and less consumption of fish a risk factor for the dominant influence on the incidence of stroke.KEYWORDS: stroke, eating pattern, case controlABSTRAKLatar belakang: Laporan World Health Organization (WHO), diperkirakan setiap tahun terdapat 15 juta orang di seluruh dunia yang mengalami stroke. Tingginya prevalensi stroke di Kalimantan Tengah dilihat dari penderita rawat inap dan rawat jalan di rumah sakit yang jumlahnya meningkat setiap tahun. Terjadinya pergeseran pola makan di kota-kota besar dari pola makan tradisional ke pola makan barat yang komposisinya terlalu tinggi kalori, banyak protein, lemak, gula tetapi rendah serat menimbulkan ketidakseimbangan asupan zat gizi. Kondisi tersebut merupakan faktor risiko untuk terjadinya penyakit degeneratif seperti hipertensi, jantung koroner dan masalah kesehatan lainnya. Upaya pencegahan tingkat awal atau preventif primer pada stroke dapat dilakukan dengan intervensi pada gaya hidup yang tidak sehat termasuk pola makan.Tujuan: Untuk mengetahui hubungan pola makan dengan kejadian stroke di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik menggunakan rancangan case control. Subjek terdiri dari kasus dan kontrol dengan perbandingan 1:1 yang telah dilakukan matching terhadap umur. Kasus adalah penderita stroke dan kontrol adalah penderita penyakit lainnya yang menjalanirawat inap di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya. Jumlah subjek adalah 76 orang yang ditentukan dengan metode consecutive sampling. Data yang dikumpulkan yaitu identitas sampel, lingkar pinggang, pola makan, hipertensi, aktifitas fisik dan merokok. Data pola makan dikumpulkan dengan formulir semi quantitatif food frequency. Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan Chi square dan regresi logistik.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan terdapat 5 variabel yang berhubungan signifikan dengan kejadian stroke yaitu lebih konsumsi makanan olahan (OR 7,53 CI 95% : 1,38 – 41,13), kurang konsumsi buah (OR 6,98 CI 95% : 1,53 – 31,80), kurang konsumsi ikan (OR 6,36 CI 95% : 1,15 – 34,99),hipertensi (OR10,91 CI 95% : 2,43 – 49,03) dan kurang aktivitas fisik (OR 8,36 CI 95% : 1,72 – 40,56), sedangkan frekuensi konsumsi fast food, konsumsi sayuran berwarna, konsumsi alkohol, obesitas, dan merokok tidak signifikan secara statistik (p > 0,05).Kesimpulan: Adanya hipertensi, kurang aktivitas fisik, lebih konsumsi makanan olahan, kurang konsumsi buah dan kurang konsumsi ikan merupakan faktor risiko terhadap kejadian stroke.KATA KUNCI: stroke, pola makan, case control
Pengetahuan tentang nutrisi berhubungan dengan status anemia pada ibu hamil di Puskesmas Sewon II Bantul Yogyakarta tahun 2012 Ita Purwanti; Ircham Mahfoedz; Wahyuningsih Wahyuningsih
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 2, NOMOR 2, MEI 2014
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.015 KB) | DOI: 10.21927/ijnd.2014.2(2).62-67

Abstract

ABSTRACTBackground: Anemia is still the main problems in pregnant women. Their anemia status and health condition may influence the growth and the health of fetus. Anemia of pregnant women can lead to some problems, like abortus, birth prematures, infection, antepartum hemorrhage, premature rapture ofmembrane. Anemia of pregnant women can be infl uenced by the knowledge level about nutrition and their behavior.Objectives: To know the relationship between the knowledge about nutrition with anemia status of pregnant women in Puskesmas Sewon II Bantul Yogyakarta in 2012.Methods: This was descriptive analytical study with cross sectional design. Samples were 50 pregnant women following antenatal care program in Puskesmas Sewon II Bantul Yogyakarta. Data were analyzed by chi-square.Results: Most of the knowledge level of pregnant women included in good categories, 22 women (44.0%). Most of pregnant women (33 people, 66.0%) were not categorized in anemia. Chi-square, p-value, and coefficient of contingency were 6.157, 0.038 (p<0.05), and 0.34, respectively. These proved that there was significant relationship between the level of knowledge about nutrition with anemia status of pregnant women.Conclusions: There was significant relationship between the level of knowledge about nutrition with anemia status of pregnant women.KEYWORDS: level of knowledge, anemia status, pregnant womenABSTRAKLatar belakang: Ibu hamil yang mengalami anemia tentunya menjadi permasalahan jika tidak ditangani dengan baik sebab kesehatan pada ibu hamil sangat penting. Kondisi kesehatan ibu yang terganggu dan mengalami anemia dapat mempengaruhi perkembangan dan kesehatan janin. Dampak anemia padaibu hamil antara lain: abortus, partus premature, infeksi, perdarahan antepartum dan ketuban pecah dini. Kejadian anemia pada ibu hamil dapat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan tentang nutrisi serta perilaku ibu hamil.Tujuan: Mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang nutrisi dengan status anemia pada ibu hamil di Puskesmas Sewon II Bantul Yogyakarta.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik. Rancangan penelitian adalah cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang memeriksa kehamilannya di Puskesmas Sewon II Bantul Yogyakarta sebanyak 50 orang. Analisis data dilakukan dengan analisis Chi-square.Hasil: Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang nutrisi sebagian besar termasuk kategori baik, sebanyak 22(44,0%). Status anemia ibu hamil sebagian besar tidak menderita anemia yaitu sebanyak 33(66,0%). Hasil analisis Chi-square diperoleh χ2 hitung sebesar 6,157 dengan nilai p-value sebesar 0,038 (p<0,05),dan nilai koefisien kontingensi sebesar 0,340 yang membuktikan bahwa terdapat hubungan signifikan antara tingkat pengetahuan ibu hamil tentang nutrisi dan status anemia ibu hamil di Puskesmas Sewon Bantul Yogyakarta tahun 2012.Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai nutrisi dengan status anemia ibu hamil dengan keeratan hubungan yang rendah di Puskesmas Sewon II Bantul, Yogyakarta tahun 2012.KATA KUNCI: tingkat pengetahuan, status anemia, dan ibu hamil
Tingkat ketahanan pangan rumah tangga dengan status gizi balita di daerah rawan pangan Kabupaten Indramayu Slamet Rohaedi; Madarina Julia; I Made Alit Gunawan
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 2, NOMOR 2, MEI 2014
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (141.162 KB) | DOI: 10.21927/ijnd.2014.2(2).85-92

Abstract

ABSTRACTBackground: Nutrition is the main pillar of health and welfare of human’s life cycle. The building of quality human resources that are healthy, smart and productive depends on numerous factors; one most essential is the fulfillment of nutritious food. Food security is a problem that has become topic of discussion because it is related to human right and development of human resources.Objectives: To analyze association between level of food security in the household and nutritional status of underfives.Methods: The study used analytical observational approach with cross-sectional design. Population of the study were households at high risk food scarcity area of Indramayu District that had underfives. Subject of the study that became part of the population were underfives of 24-60 months old. Samples were taken randomly, comprising 160 underfives. Data analysis was made in stages using statistical test to prove the hypothesis. The test used univariate with frequency distribution, bivariate with chi-square and Mantel-Haenzel and multivariate with logistic correlation regression.Results: There was signifi cant association between food security of the household and nutrition status of underfives OR=9.5 (CI 95%) and p<0.0001.Conclusions: There was significant association between level of food security of the household and nutritional status of underfives.KEYWORS: food security, household, underfives, nutritional statusABSTRAKLatar belakang: Gizi adalah pilar utama dari kesehatan dan kesejahteraan sepanjang siklus kehidupan. Terbentuknya sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan produktif ditentukan oleh berbagai faktor. Salah satu faktor yang sangat esensial adalahterpenuhinya kebutuhan pangan yang bergizi. Ketahanan pangan merupakan salah satu permasalahan yang menjadi agenda pembicaraan karena berkaitan dengan hak azasi manusia, pembangunan sumber daya manusia.Tujuan: Menganalisis hubungan antara tingkat ketahanan pangan rumah tangga dengan status gizi anak balita.Metode: Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan jenis penelitian observasional dan rancangan penelitian cross sectional (potong-lintang). Populasi penelitian adalah rumah tangga di daerah rawan pangan Kabupaten Indramayu yang memiliki balita. Subjek penelitian yang merupakan bagian daripopulasi adalah anak balita usia 24-60 bulan. Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan simple random sampling. Besarnya sampel dalam penelitian ini adalah 160 anak balita. Analisis data dilakukan secara bertahap, yaitu analisis data dilakukan dengan uji statistik untuk membuktikan hipotesis penelitian. Teknik uji statistik yang digunakan adalah univariat dengan distribusi frekuensi, bivariat dengan kai-kuadrat, stratifi kasi-Mantel-Haenszel, sedangkan multivariat dengan regresi korelasi logistik.Hasil: Ketahanan pangan tingkat rumah tangga dengan status gizi anak balita memiliki hubungan yang bermakna dengan OR=9,5 (CI 95%) dan p<0,0001.Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat ketahanan pangan rumah tangga dengan status gizi balita.KATA KUNCI: ketahanan pangan rumah tangga, status gizi, anak balita
Hasil skrining berdasarkan metode MNA (mini nutritional assestment) tidak berpengaruh terhadap lama rawat inap dan status pulang pasien lanjut usia di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Wahyu Hardi Prasetyo; I Dewa Putu Pramantara; R. Dwi Budiningsari
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 2, NOMOR 2, MEI 2014
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.194 KB) | DOI: 10.21927/ijnd.2014.2(2).75-84

Abstract

ABSTRACTBackground: The number of elderly people (over 60 years old) is growing rapidly in this 21th century, reaching as many as 425 millions (+ 6.8%) worldwide in 2000. This figure is estimated almost twice in 2025. In Indonesia, percentage the elderly people in 1995 was as much as 7.5%. In line with the increasing of live expectancy of the number of the elderly will grow bigger. This is related to greater need of health service for the eldery. In older people, nutrition problem is closely associated with disease. One factor that causes nutrition problem in the elderly is the increase of morbidity. Increased risk for disease and nutrition problem in the elderly require early identification of risk for malnutrition in the elderly. Routine assessment of preliminary nutritional status of patients being hospitalized is essential in order to get an overview of nutritional status patients at a time, detect high risk patients and help to identify nutrition treatment specifically for each patient so that appropriate nutrition support can be given to improve nutrition status of patient.Objectives: To identify the impact of early screening nutrition result based on MNA method to the length of stay and discharge status of elderly patients at inpatient ward of internal medicine and neurology of Dr Sardjito Hospital Yogyakarta.Methods: The study was observational that used prospective cohort design and was undertaken at inpatient ward of internal in medicine and neurologyod Dr. Sardjito Hospital, Yogyakarta on August-November 2009. Data were collected by the researcher with the help of an enumerator, i.e. nutritionsist at inpatient ward.Results: The result of study showed that impact of screening result during initial hospitalization to length of stay of eldery patients based on MNA method was RR 1.63. This indicated that malnourished patients were at risk for being hospitalized > 7 days 1.63 times longer than those not malnourished. Impact of result screening during initial hospitalization to discharge status of eldery patients based on MNA method was RR 1.29. This indicated that malnourished patient were at risk for uncovered discharged as much as 1.29 greater than those not malnourhized.Conclusions: There was no impact of screening result in admission to length of stay. There was impact of nutritional status to length of discharged status.KEYWORDS: discharge home, length of stay, nutritional status in initial admission.ABSTRAKLatar belakang: Pertumbuhan penduduk lanjut usia (umur ≥60 tahun) meningkat secara cepat pada abad 21 ini, yang pada 2000 di seluruh dunia telah mencapai 425 juta jiwa (± 6,8%). Jumlah ini diperkirakan akan mengalami peningkatan hampir dua kali lipat pada 2025. Di Indonesia, persentase lanjut usia pada 1995 mencapai 7,5%. Dengan meningkatnya angka harapan hidup, jumlah lanjut usia pun akan bertambah banyak. Hal ini terkait dengan perlunya peningkatan pelayanan kesehatan lanjut usia. Pada lanjut usia, masalah gizi erat kaitannya dengan penyakit. Salah satu faktor yang menyebabkan lanjut usia menjadi rawan gizi yaitu peningkatan morbiditas penyakit. Dengan meningkatnya risiko penyakit dan disertai gangguan nutrisi pada lanjut usia, perlu dilakukan identifikasi risiko malnutrisi pada lanjut usia sedini mungkin. Penilaian status gizi awal pasien masuk rumah sakit sangat penting dilakukan secara rutin karena dapat menggambarkan status gizi pasien saat itu, mendeteksi pasien-pasien yang berisiko tinggi, dan membantu mengidentifikasi perawatan gizi secara spesifik pada masing-masing pasien sehingga dukungan nutrisi yang tepat dapat diterapkan untuk meningkatan status gizi pasien.Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh hasil skrining awal berdasarkan metode MNA (mini nutritional assessment) terhadap lama rawat inap dan status pulang pasien lanjut pada ruang rawat inap penyakit dalam dan saraf di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta.Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan menggunakan rancangan kohort prospektif. Penelitian ini dilakukan di ruang rawat inap penyakit dalam dan saraf pada pasien lanjut usia di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito Yogyakarta. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus-November 2009. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dengan bantuan enumerator yaitu ahli gizi yang bertugas di ruang rawat inap.Hasil: Berdasarkan hasil skrining dengan metode MNA pada pasien lanjut usia terhadap lama rawat inap, maka diketahui bahwa nilai RR=1,63. Hal ini menunjukkan bahwa pasien yang terpapar (malnutrisi) berisiko dirawat selama ≥7 hari adalah 1,63 kali lebih besar daripada pasien yang tidak terpapar (tidakmalnutrisi). Berdasarkan hasil regresi logistik tidak ada pengaruh antara hasil skrining dengan lama rawat inap. Ada pengaruh secara statistik antara usia, jenis penyakit dan kelas perawatan terhadap lama rawat inap. Berdasarkan hasil regresi logistik, jenis penyakit memiliki pengaruh yang paling dominan dengan nilai RR 3,88 terhadap lama rawat inap. Berdasarkan hasil skrining awal masuk rumah sakit terhadap status pulang pasien lanjut usia berdasarkan metode MNA, maka diketahui nilai RR=1,29. Hal ini menunjukkan bahwa pasien yang terpapar (malnutrisi) berisiko keluar dalam keadaan tidak sembuh sebesar 1,29 kalilebih besar daripada pasien yang tidak terpapar (tidak malnutrisi). Berdasarkan hasil uji regresi logistik ada pengaruh antara hasil skrining dengan status pulang dengan nilai OR 9,21. Demikian pula ada pengaruh antara usia dan jenis kelamin dengan status pulang (p<0,05). Kesimpulan: Tidak ada pengaruh antara hasil skrining dengan lama rawat inap. Ada pengaruh antara usia, jenis penyakit dan kelas perawatan terhadap lama rawat inap. Ada pengaruh antara hasil skrining dengan status pulang.KATA KUNCI: skrining, lama rawat inap, status pulang pasien 

Page 1 of 1 | Total Record : 6