cover
Contact Name
Agus Hendra Al Rahmad, SKM, MPH
Contact Email
4605.ah@gmail.com
Phone
+6285260047644
Journal Mail Official
jurnal6121@gmail.com
Editorial Address
Jln. Soekarno-Hatta, Kampus Terpadu Poltekkes Kemenkes Aceh, Lampeunerut, Aceh Besar. Kode Pos: 23352 Provinsi Aceh, Indonesia.
Location
Kab. aceh besar,
Aceh
INDONESIA
AcTion: Aceh Nutrition Journal
ISSN : 25273310     EISSN : 25485741     DOI : http://dx.doi.org/10.30867
Core Subject : Health, Science,
AcTion: Aceh Nutrition Journal merupakan jurnal gizi dan kesehatan dengan E-ISSN 2548-5741 dan ISSN 2527-3310. Jurnal ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dalam penyampaian hasil penelitian sebagai media yang dapat digunakan untuk meregistrasi, mendiseminasi, dan mengarsipkan karya peneliti tenaga gizi dan kesehatan di Indonesia, Aceh pada khususnya.
Articles 14 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 1 (2020): AcTion Vol 5 No 1 Tahun 2020" : 14 Documents clear
Front Matter AcTion Vol 5 No 1 2020 Agus Hendra Al Rahmad
AcTion: Aceh Nutrition Journal Vol 5, No 1 (2020): AcTion Vol 5 No 1 Tahun 2020
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4620.775 KB) | DOI: 10.30867/action.v5i1.336

Abstract

Kualitas cracker cibi sebagai alternatif cemilan sehat Fitri Yani Arbie; Novian Swasono Hadi; Denny Indra Setiawan; Rahma Labatjo; M Anas Anasiru
AcTion: Aceh Nutrition Journal Vol 5, No 1 (2020): AcTion Vol 5 No 1 Tahun 2020
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30867/action.v5i1.197

Abstract

Non-Communicable Diseases (NCD) is the leading cause of death globally. One recommended strategy for improving food quality in preventing obesity and NCD is fish consumption. The selection of biscuit products "Cibi" aims as an effort to prevent PTM through food diversification. In addition to developing healthy, economical and nutritious cracker products. Objective, to obtain the nutritional content of biscuits with the substitution of mackerel flour and corn flour as an alternative to complementary feeding in efforts to prevent non-communicable diseases. Methods, laboratory experimental methods using panelists to test the acceptability of food. Homogeneity Test, Anova Test and Tuckey Advanced Test to see the difference in the best treatment. Results, the most preferred cibi crackers formula from the aspect of color, taste, and crispness assessment is the F2 formulation and contains higher water, protein, iron and zinc content compared to the control formula. However, in terms of ash, fat and carbohydrate content, Formulation F2 is lower than the control formula. Conclusion, the most preferred cibi crackers formula from the aspect of taste, color, and crispness evaluation is the F2 formulation, which is a formula with 25 gram of mackerel fish flour and 25gram sweet corn flour. The results of the AKK Test (Yeast Mold Figures) show that F3 still has Yeast and is still within the safe limits of SNI Biscuits. Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara global. Salah satu strategi yang direkomendasikan untuk meningkatkan kualitas makanan dalam pencegahan obesitas dan PTM adalah konsumsi ikan. Pemilihan produk biscuit “Cibi” bertujuan sebagai upaya pencegahan PTM melalui diversifikas pangan. Selain itu untuk mengembangkan produk cracker sehat, ekonomis dan bergizi sebagai alternative MP-ASI pada usia di atas 1 tahun. Penelitian bertujuan untuk memperoleh kandungan zat gizi biskuit dengan subtitusi tepung ikan kembung dan tepung jagung sebagai alternatif MP-ASI dalam upaya pencegahan penyakit tidak menular. Penelitian menggunakan metode eksperimen laboratorium dengan melibatkan panelis untuk menguji daya terima makanan. Uji Homogenitas, Uji Anova dan Uji Lanjut Tuckey untuk melihat perbedaan perlakuan terbaik. Hasil, formula crackers Cibi yang paling disukai dari aspek penilaian warna, rasa, dan kerenyahan adalah formulasi F2 dan mengandung kadar air, protein, besi dan seng yang lebih tinggi dibandingkan dengan formula kontrol. Namun, dari segi kadar abu, lemak dan karbohidrat, Formulasi F2 lebih rendah dibandingkan dengan formula kontrol. Kesimpulan, formula crackers Cibi yang paling disukai dari aspek penilaian rasa, warna, dan kerenyahan adalah formulasi F2, yaitu formula dengan substitusi tepung ikan kembung 25 gram dan tepung jagung manis 25 gram. Hasil Uji AKK (Angka Kapang Khamir) menunjukkan F3 masih terdapat Khamir dan masih berada pada batas aman SNI Biskuit.
Asupan zat gizi makro, asupan zat besi, kadar haemoglobin dan risiko kurang energi kronis pada remaja putri Imelda Telisa; Eliza Eliza
AcTion: Aceh Nutrition Journal Vol 5, No 1 (2020): AcTion Vol 5 No 1 Tahun 2020
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.718 KB) | DOI: 10.30867/action.v5i1.241

Abstract

Teenagers are a group of ranges experiencing nutritional problems. Nutrition problems that often occur in adolescents are lack of nutrient intake which can trigger chronic energy deficiency (CED) and anemia as a result of iron deficiency. The purpose of the study was to analyze the relationship of macro nutrient intake, iron intake, hemoglobin levels to the risk of chronic energy deficiency. This study uses a case-control design, which was carried out on 72 Muhammadiyah 1 Palembang high school students consisting of 36 at risk of CED and 36 at no risk of CED. Data on macro-nutrient intake and Fe intake were obtained from the calculation of Semi-Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ), Hemoglobin content data using the quick check method, and CED data through measurement of mid-upper arm circumference (MUAC). Data analysis using the Chi-square test at CI:95%. The results showed that there was a significant relationship between energy consumption and macronutrient intake (p=0,004), protein (p=0,004), fat (p=0,031), and iron intake (p=0,000) with the risk of young female CED. The absorption of macro and micronutrients influences. The conclusion, the risk of CED in adolescent girls. Suggestions, education and interventions need to be done related to the importance of paying attention to the nutritional status of adolescent girls. Remaja merupakan kelompok rentang mengalami masalah gizi. Masalah gizi yang sering terjadi pada remaja adalah kurangnya asupan zat gizi yang dapat memicu terjadinya kurang energi kronis (KEK) serta anemia sebagai akibat kekurangan zat besi. Tujuan penelitian untuk menganalisis hubungan asupan zat gizi makro, asupan zat besi, kadar haemoglobin terhadap risiko kurang energi kronis. Metode penelitian survei analitik dengan desain secara kasus kontrol. Penelitian dilakukan pada 72 siswi SMA Muhammadiyah 1 Palembang terdiri 36 berisiko KEK dan 36 tidak KEK.  Data asupan zat gizi makro dan asupan Fe diperoleh dari perhitungan Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ), data kadar Haemoglobin menggunakan metode quick cek, dan data KEK melalui pengukuran lingkar lengan atas (LiLA). Analisis data menggunakan uji Chi-square pada CI:95%. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara asupan z\at gizi makro energi (p=0,004), protein (p=0,004), lemak (p=0,031) dan asupan zat besi (p=0,000) dengan risiko KEK remaja putri. Kesimpulan, Risiko KEK pada remaja putri dipengaruhi oleh asupan zat gizi makro dan mikro. Saran, perlu dilakukan edukasi dan intervensi terkait pentingnya memperhatikan status gizi remaja putri. 
Edukasi keamanan pangan didapur rumah tangga Wiqayatun Khazanah
AcTion: Aceh Nutrition Journal Vol 5, No 1 (2020): AcTion Vol 5 No 1 Tahun 2020
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.995 KB) | DOI: 10.30867/action.v5i1.109

Abstract

Food is sourced from biodiversity and water as food and beverages or as additional ingredients in food processing. Unclean food processing will focus on human health which needs to pay attention to food safety in the processing needed in the household kitchen. Food safety education is a means to provide knowledge about housewives about food knowledge of foodborne illness. By providing education to mothers who can implement good food safety in the home kitchen. This study discusses education about household kitchen safety education. This research was conducted in Darul Imarah Aceh Besar Subdistrict in October 2017. This study used a descriptive analytic design. The number of samples was 40 people who were randomly selected by strata random sampling method and data collection was done using a pretest and posttest questionnaire. Data analysis using paired t-test. The results was showed were differences between hand washing education (p= 0,000), food storage (p= 0,000), cross contamination (p= 0,036). Conclusion, there is a difference between before and after food safety education.Pangan bersumber dari hayati dan air sebagai makanan dan minuman atau bahan tambahan dalam mengolah makanan. Pengolahan makanan yang tidak bersih akan berpengaruh pada kesehatan manusia sehingga perlu memperhatikan keamanan pangan pada pengolahan terutama di dapur rumah tangga. Edukasi keamanan pangan merupakan suatu sarana untuk memberikan pengetahuan bagi ibu rumah tangga mengenai kerentanan makanan terhadap penyakit bawaan makanan. Dengan memberikan edukasi di harapkan ibu dapat menerapkan keamanan pangan yang baik di dapur rumah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi keamanan pangan di dapur rumah tangga. Penelitian ini  di lakukan di Kecamatan Darul Imarah Aceh Besar pada bulan Oktober 2017. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif analitik. Total sampel sebanyak 40 orang yang dipilih secara acak dengan metode strata random sampling dan pengumpulan data di lakukan menggunakan kuasioner pretest dan postest. Analisis data menggunakan paired t-test. Hasil menunjukkan perbedaan antara edukasi cuci tangan (p=0,000), penyimpanan bahan makanan (p=0,00), kontaminasi silang (p=0,036). Kesimpulan, terdapat perbedaan antara sebelum dan sesudah edukasi keamanan pangan

Page 2 of 2 | Total Record : 14