cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Journal of Nutrition and Health
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : 23383380     EISSN : 26228483     DOI : -
Core Subject : Health,
JNH (JOURNAL OF NUTRITION AND HEALTH) is a journal scientific articles about nutrition and health managed by Department of Medicine of diponegoro university and Departement of Doctor of Clinical Nutrition , Faculty of Medicine, Diponegoro University.
Arjuna Subject : -
Articles 116 Documents
Suplementasi Seng untuk Pencegahan Penyakit Infeksi Aryu Candra
JNH (Journal of Nutrition and Health) Vol 6, No 1 (2018): JOURNAL OF NUTRITION AND HEALTH
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (619.377 KB) | DOI: 10.14710/jnh.6.1.2018.31-36

Abstract

 Seng diperlukan oleh manusia dan hewan untuk melaksanakan fungsi fisiologis, seperti pertumbuhan,  kekebalan tubuh, dan reproduksi. Defisiensi seng menyebabkan anoreksia, gangguan pertumbuhan, dermatitis, gangguan pengecapan, dan hipogonadisme. Prevalensi defisiensi seng pada balita di Indonesia belum diketahui dengan pasti, namun diperkirakan cukup tinggi mengingat pola makan balita di Indonesia yang belum sesuai dengan anjuran pedoman gizi seimbang. Dari hasil penelitian awal pada tahun 2016 diketahui bahwa asupan seng pada balita di wilayah kelurahan Jomblang kota Semarang 30% termasuk dalam kategori kurang.Seng juga sangat berperan dalam proses pertumbuhan, perkembangan fungsi kognitif, dan imunitas.. Banyak penelitian yang sudah membuktikan bahwa defisiensi seng dan zat besi menyebabkan gangguan pertumbuhan dan fungsi kognitif. Defisiensi seng juga dapat menurunkan jumlah dan ukuran sel-sel imun, terutama sel T sehingga kekebalan tubuh akan menurun yang menyebabkan balita menjadi lebih mudah terserang penyakit infeksi.Pola makan balita di Indonesia sebagian besar hanya terdiri atas makronutrien yaitu karbohidrat, protein, dan lemak. Hal ini yang menyebabkan munculnya defisiensi mikronutrien pada balita. Oleh karena itu diperlukan suplementasi mikronutrien seperti seng untuk mengatasi defisiensi seng pada balita sehingga dapat meningkatkan imunitas dan mencegah infeksi. 
HUBUNGAN KONSUMSI KARBOHIDRAT, KONSUMSI TOTAL ENERGI, KONSUMSI SERAT, BEBAN GLIKEMIK DAN LATIHAN JASMANI DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 IMMAWATI, FITRI ROHMATILLAH; WIRAWANNI, YEKTI
JNH (Journal of Nutrition and Health) Vol 2, No 3 (2014): JOURNAL OF NUTRITION AND HEALTH
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.308 KB) | DOI: 10.14710/jnh.2.3.2014.%p

Abstract

Abstrak Latar Belakang : Prevalensi Diabetes Mellitus (DM) Tipe 2 meningkat secara epidemologis di seluruh dunia. Pola makan dan pola hidup santai merupakan faktor resiko Diabetes Mellitus Tipe 2. Tujuan: Menjelaskan hubungan konsumsi karbohidrat, konsumsi total energi, konsumsi serat, beban glikemik, frekuensi latihan jasmani dan durasi latihan jasmani dengan kadar glukosa darah puasa dan kadar glukosa darah 2 jam postprandial. Metode: penelitian belah lintang dengan 46 pasien DM sebagai subyek penelitian. Subyek penelitian ini terdiri atas 17 orang laki ? laki dan 29 orang perempuan. Penelitian ini dilaksanakan di rumah sakit DR. Kariadi Semarang selama bulan Febuari ? Maret 2008. Data konsumsi makanan diperoleh dengan formulir frekuensi makan semi kuantitatif dan recall. Data latihan jasmani diperoleh dengan kuesioner. Data kadar glukosa darah diperoleh dari rekam medik. Analisis data menggunakan korelasi Pearson Product Moment dan  Regresi Linear Berganda. Hasil: Sebagian besar (76,1%) subyek mempunyai kadar glukosa darah puasa termasuk kategori tinggi. Sebagian besar (78,3%) subyek mempunyai kadar glukosa darah 2 jam postprandial termasuk kategori tinggi. Terdapat hubungan bermakna dengan kadar glukosa darah puasa pada konsumsi karbohidrat (r: 0,638, p: 0,000), konsumsi total energi (r: 0,539, p:0,000), konsumsi serat (r: -0,670, p:0,000), beban glikemik (r: 0,345, p:0,019) , frekuensi latihan jasmani (r: -0,561, p:0,000) dan durasi latihan jasmani (r: -0,393, p:0,007). Terdapat hubungan bermakna dengan kadar glukosa darah 2 jam postprandial pada konsumsi total energi (r: 0,673, p:0,000), konsumsi serat (r: -0,638, p:0,000), beban glikemik (r: 0,775, p:0,000) , frekuensi latihan jasmani (r: -0,482, p:0,001) dan durasi latihan jasmani (r: -0,393, p:0,007). Kesimpulan: Konsumsi karbohidrat berhubungan positif dengan kadar glukosa darah puasa. Konsumsi total energi dan beban glikemik berhubungan positif dengan kadar glukosa darah puasa dan kadar glukosa darah 2 jam postprandial. Konsumsi karbohidrat, konsumsi total energi, konsumsi serat, beban glikemik, frekuensi latihan jasmani dan durasi latihan jasmani secara bersama ? sama mempengaruhi 69,7% kadar glukosa darah puasa. Konsumsi total energi, konsumsi serat, beban glikemik, frekuensi latihan jasmani dan durasi latihan jasmani secara bersama ? sama mempengaruhi 71,3% kadar glukosa darah 2 jam postprandial. Kata Kunci: Konsumsi karbohidrat, total energi, serat, beban glikemik, latihan jasmani, kadar glukosa darah, Diabetes Mellitus Tipe 2.
HUBUNGAN NEUTROPHILS/LYMPHOCYTES RATIO DAN C-REACTIVE PROTEIN PADA INFEKSI NEONATAL S, Kristiani; Hendrianingtyas, Meita
JNH (Journal of Nutrition and Health) Vol 5, No 3 (2017): JOURNAL OF NUTRITION AND HEALTH
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (443.777 KB) | DOI: 10.14710/jnh.5.3.2017.187-194

Abstract

Latar Belakang. Angka kejadian infeksi neonatal di Indonesia masih sangat tinggi dan menjadi salah satu penyebab utama kematian neonatal. Gejala tidak khas dan sulitnya diagnosis menjadi masalah utama. Kadar C-reactive protein (CRP) telah diketahui dapat memprediksi keadaan inflamasi akut atau infeksi. Pemeriksaan neutrophils/lymphocytes ratio (NLR) dari pemeriksaan darah rutin merupakan pemeriksaan yang murah dan mudah dilakukan, dan banyak digunakan untuk memprediksi keadaan inflamasi atau infeksi bakteri.Tujuan. Menganalisis hubungan neutrofil, limfosit dan NLR dengan CRP  pada pasien infeksi neonatalMetode. Penelitian cross sectional pada catatan medik 60 pasien infeksi neonatal di RSUP Dr.Kariadi Semarang. Kadar CRP dengan metoda PETIA, hitung jumlah neutrofil, limfosit dan NLR secara manual. Analisis data dengan uji Pearson  pada  data normal dan uji Spearman pada data tidak normal.Hasil. Terdapat hubungan positif sedang antara kadar CRP dan NLR (r = 0,598; p = 0,00) dan antara CRP dan neutrofil (r = 0,545 ; p = 0,00), sedangkan antara CRP dan limfosit menunjukkan hubungan negatif sedang ( r = -0,592; p = 0,00)Simpulan. NLR berhubungan dengan inflamasi sehingga dapat digunakan sebagai salah satu parameter untuk mendignosis infeksi neonatalKata kunci : infeksi neonatal, CRP, NLR
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BUAH LABU SIAM (SECHIUM EDULE) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI ALOKSAN Senoadji, Aryoko Widodo
JNH (Journal of Nutrition and Health) Vol 7, No 3 (2019): JNH (JOURNAL OF NUTRITION AND HEALTH)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (540.379 KB) | DOI: 10.14710/jnh.7.3.2019.21-28

Abstract

BACKGROUND. Prior to the discovery of insulin treatment, diet was the main treatment for this diabetes mellitus, including consumptions of traditional herbs. This research uses chayotte (Sechium edule) extract containing calcium, niacin, and flavonoid as an effective and economic traditional cure.OBJECTIVE To analyze the effects of Chayotte (Sechium edule) extract administration on the glucose level reduction in aloxan-induced male wistar mice.METHOD It is an experimental research using the pre and post test randomized controlled group design. Experimental animals are 25 male wistar mice divided into 5 treatment groups; pure water (negative control), metformin dose of 18 mg/wistar mice (positive control), and three groups given 0.25, 0.5, 0.75 g/kg of bodyweight chayote (Sechium edule) extract respectively. Each group has been induced with aloksan to a glucose level of approximately 126 mg/dL, and then their post aloxan glucose level is measured. Treatments are administered for 28 days, and during day 14 and 28 their fasting glucose levels are measured as post test 1 and post test 2 data.RESULTS All treatment groups indicate significant values at post aloxan, post test 1, and post test 2, with p < 0.05. Only the group given 0.75 g/kg of bodyweight chayotte (Sechium edule) extract shows better reduction compared to using pure water, but still not as good as using metformin.CONCLUSION A dose of 0.75 g/kg of bodyweight chayote (Sechium edule) extract has better ability to lower glucose level compared to using pure water, but it is still not as effective as using metformin.KEYWORDS chayotte (Sechium edule) extract, glucose level, aloxan ABSTRAKLatar Belakang Sebelum ditemukan terapi dengan insulin, diet adalah penanganan utama penyakit diabetes mellitus, termasuk konsumsi obat tradisional yang berasal dari tanaman. Penelitian ini menggunakan ekstrak buah labu siam (Sechium edule) yang mengandung kalsium, niasin, dan flavonoid diharapkanmampu menurunkan kadar glukosa dalam darah, sehingga dapat dijadikan sebagaiobat tradisional yang efektif dan ekonomis.Tujuan: Menganalisis pengaruh pemberian ekstrak buah labu siam (Sechium edule) terhadap penurunan kadar glukosa darah tikus wistar jantan yang diinduksi aloksan.Metode Penelitian eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian pre dan post test randomized controlled group design. 25 ekor tikus wistar jantan dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan yaitu perlakuan dengan aquades (kontrol negatif), metformin dengan dosis 18 mg/tikus (kontrol positif), dan ekstrak buah labu siam (Sechium edule) dosis 0,25 ; 0,5 ; 0,75 g/kgBB. Seluruh kelompok perlakuan diinduksi aloksan terlebih dahulu sampai dengan kadar glukosa darahnya mencapai ? 126 mg/dL kemudian diukur kadar glukosa darahnya sebagai data pre test. Perlakuan diberikan selama 28 hari dan pada hari ke ? 14 dan hari ke ? 28 diukur kadar glukosa darah puasanya sebagai post test 1 dan post test 2.Hasil Seluruh kelompok perlakuan memiliki nilai yang signifikan pada pada pre test, post test 1, dan post test 2 yaitu dengan p < 0,05. Hanya kelompok perlakuan ekstrak buah labu siam dosis 0,75 g/kgBB yang memiliki penurunan kadar glukosa darah lebih baik apabila dibandingkan dengan aquadest, namun tetap tidak lebih baik apabila dibandingkan dengan metformin.Kesimpulan Ekstrak buah labu siam (Sechium edule) dosis 0,75 g/kgBB memiliki kemampuan untuk menurunkan kadar glukosa darah lebih baik dari aquadest namun efektifitasnya tidak lebih baik daripada metformin.Kata Kunci Ekstrak buah labu siam (Sechium edule), kadar glukosa darah,aloksan.
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PHALERIA MACROCARPA TERHADAP GAMBARAN NETROFIL SUMSUM TULANG MENCIT YANG MENGALAMI ADENOKARSINOMA MAMMAE PRASETYO, BONDAN; HANDOYO, DJOKO; DARMANA, EDI
JNH (Journal of Nutrition and Health) Vol 2, No 2 (2014): JOURNAL OF NUTRITION AND HEALTH
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jnh.2.2.2014.%p

Abstract

ABSTRAK Latar belakang : Phaleria macrocarpa  adalah tanaman obat yang  mengandung senyawa aktif polyphenol berupa  gallic acid  dan  digunakan untuk pengobatan anti kanker.  Pemberian  Phaleria macrocarpa  bersamaan dengan kemoterapi  Adriamycindan  Cyclophosphamide  pada tumor payudara diharapkan akan memberikan manfaat berupa peningkatan netrofil sumsum tulang. Tujuan  : Membuktikan pengaruh  Phaleria macrocarpa  terhadap gambaran netrofil sumsum tulang pada mencit C3H dengan adenocarcinoma payudara yang diberi Neoadjuvant  Adriamycin  dan Cyclophosphamide Metode : Post test only controled group  random  design    dengan lima kelompok. Kelompok kontrol :  mencit yang di inokulasi sel kanker., kelompok 1: mendapat Adriamycin,  Cyclophosphamide,  kelompok 2:  mendapat  Adriamycin, Cyclophosphamide, dan  Phaleria macrocarpa  0,0715 mg /hari (0,36 mL /hari), kelompok 3:  mendapat  Adriamycin, Cyclophosphamide, dan  Phaleria  macrocarpa 0,14 mg  /hari (0,7 mL  /hari), kelompok 4:  hanya  mendapat  Phaleria macrocarpa 0,0715 mg/hr (0.36 mL/hari). Dilakukan uji  beda dengan  One way Anova  dan  antara kelompok dengan menggunakan Post Hoc Test Bonferoni dan Tamhane. Hasil : Terdapat perbedaan  netrofil sumsum tulang  yang bermakna dalam kelompok (p < 0.05). Perbedaan antar kelompok  P4  dibanding K p=0,514 , P4 dibanding P1, P2, P3 (p< 0,001) ,  P3  dibanding K p= 0,026 ,  P3 dibanding P2 p=0,523, P3 dibanding P1 p< 0,001, P2 dibanding K, dan P1 (p<0,001), P1 dibanding K p<0,001. Kesimpulan:Penambahan  Phaleria macrocarpa  pada pemberian kombinasi Adriamycin dan Cyclophosphamid meningkatkan ekspresi  IFN-   dan perforin  dan mengurangi efek netropeni AC. Kata kunci:  Phaleria macrocarpa,  gambaran netrofil sumsum tulang, adenokarsinoma mammae.
Pengaruh Suplementasi Seng dan Zat Besi Terhadap Berat Badan dan Tinggi Badan Balita Aryu Candra
JNH (Journal of Nutrition and Health) Vol 5, No 1 (2017): JOURNAL OF NUTRITION AND HEALTH
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (692.137 KB) | DOI: 10.14710/jnh.5.1.2017.37-44

Abstract

Latar Belakang: Rendahnya nafsu makan anak akan mengakibatkan tidak terpenuhinya kebutuhan zat gizi yang dapat mengganggu proses tumbuh kembang. Pemberian mikronutrien tertentu dapat meningkatkan nafsu makan sekaligus memperbaiki status gizi.   Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh suplemetasi seng dan zat besi terhadap nafsu makan, berat badan, dan tinggi badan balita.Metode: Penelitian ini menrupakan randomized control group pre post test design, dengan jumlah sampel 68 anak anak berusia 3-5 tahun di Semarang. Subjek penelitian dikelompokkan menjadi 4,  kelompok 1  (kontrol)  diberikan placebo,  kelompok 2  diberi suplementasi seng, kelompok 3 diberi suplementasi zat besi, kelompok 4 diberi suplementasi seng dan zat besi. Dosis  suplementasi seng adalah 10  mg/hr  dan zat  besi 7,5  mg/hr. Pemberian suplementasi dilakukan selama 3 bulan. Nafsu makan diukur dengan menghitung frekuensi makan per hari, status gizi diukur dengan Zskor BB/U dan TB/U.Hasil: Secara keseluruhan subjek sebagian besar berjenis kelamin perempuan (54%), memiliki status gizi normal. Asupan seng sebagian besar termasuk dalam kategori cukup (73,8%), sedangkan asupan zat besi sebagian besar termasuk dalam kategori kurang (58,5%). Setelah intervensi frekuensi makan kelompok 2 dan 4 mengalami peningkatan yang signifikan. Pada kelompok 2 dan 3 nilai z skor BB/U   mengalami peningkatan signifikan.   Nilai z skor TB/U sebelum dan setelah intervensi tidak mengalami perubahan yang signifikan pada semua kelompok.Simpulan: suplementasi seng saja dapat meningkatkan nafsu makan dan status gizi menurut BB/U pada anak. Suplementasi zat besi saja dapat meningkatkan status gizi menurut BB/U. Suplemen seng bersama zat besi dapat meningkatkan nafsu makan. Suplementasi selama 3 bulan belum dapat meningkatkan status gizi menurut TB/U.Kata kunci: nafsu makan,  seng, suplementasi, zat besi
INTOLERANSI MAKANAN Nurizah, Nurizah
JNH (Journal of Nutrition and Health) Vol 7, No 1 (2019): JOURNAL OF NUTRITION AND HEALTH
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (512.996 KB) | DOI: 10.14710/jnh.7.1.2019.46-56

Abstract

Intoleransi makanan merupakan reaksi yang merugikan terhadap makanan, terjadi karena cara tubuh memproses makanan atau komponen yang ada dalam makanan. Intoleransi  disebabkan oleh racun, farmakologis, metabolisme, reaksi pencernaan, psikologis, idiosinkrasi, atau idiopatik terhadap suatu makanan atau zat kimia dalam makanan itu. Gejala umum intoleransi makanan termasuk masalah lambung atau usus (seperti refluks, kolik, muntah, diare, kembung, dan iritabilitas), tidur terganggu, mulas, ruam kulit, eksim dan gatal-gatal.
HUBUNGAN FREKUENSI ISPA DENGAN STATUS GIZI BALITA Elyana, Mei; Candra, Aryu
JNH (Journal of Nutrition and Health) Vol 1, No 1 (2013): JOURNAL OF NUTRITION AND HEALTH
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (121.468 KB) | DOI: 10.14710/jnh.1.1.2013.%p

Abstract

ABSTRAKPendahuluanInfeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang sangat seringdijumpai dan merupakan penyebab kematian paling tinggi pada anak balita. KejadianISPA dipengaruhi oleh banyak faktor terutama status gizi. Peneliti ingin mengetahuiseberapa besar hubungan status gizi dengan frekuensi ISPA.MetodePenelitian dilakukan terhadap 180 sampel yang merupakan pasien yang berkunjungke Klinik Masjid Agung Jawa Tengah dari bulan April 2008 sampai bulan April2009. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain crosssectional. Sampel diambil dengan tehnik random sampling, kemudian dikelompokkanmenjadi status gizi buruk, kurang, baik, dan lebih berdasarkan Z score berat badanper umur yang ditetapkan oleh WHO.HasilDari hasil analisis data diperoleh 4 anak memiliki status gizi buruk (2,2%), 31 anakmemiliki status gizi kurang (17,2%), 144 anak memiliki status gizi baik (80%), dan 1anak memiliki status gizi lebih (0,6%). Frekuensi ISPA dihitung selama tiga bulandan diperoleh hasil frekuensi paling banyak adalah 1 kali (77 sampel; 42,8%),kemudian 2 kali (71; 39,4%), 3 kali (30; 16,7%), dan terakhir 4 kali (2; 1,1%). Darianalisis disimpulkan bahwa status gizi berhubungan frekuensi ISPA (p<0,05).Variabel lain yang diukur yaitu jenis kelamin dan umur, setelah dianalisis dengan ujidisimpulkan tidak berhubungan dengan frekuensi Infeksi Saluran Pernafasan Akut(ISPA) (p>0,05)SimpulanFrekuensi ISPA berhubungan dengan status gizi balita. Semakin tinggi frekuensiISPA, status gizi balita semakin kurang.Keywords: status gizi, ISPA
STATUS GIZI DAN GAMBARAN HEMATOLOGI BALITA Anisa, Cindi
JNH (Journal of Nutrition and Health) Vol 4, No 1 (2016): JOURNAL OF NUTRITION AND HEALTH
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jnh.4.1.2016.%p

Abstract

STATUS GIZI DAN GAMBARAN HEMATOLOGI BALITA  Cindi AnisaProgram Studi Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro SemarangABSTRAKLATAR BELAKANG: Status gizi kurang atau malnutrisi merupakan masalah gizi utama pada balita di Indonesia. Malnutrisi menyebabkan penurunan status imunologi sebab pada malnutrisi terjadi penurunan ukuran dan jumlah komponen sistem imun seperti sel-sel darah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara status gizi dengan kadar hemoglobin dan jumlah lekosit.METODE: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan jumlah sampel 35 balita usia 2-5 tahun yang bertempat tinggal di kota Semarang. Status  gizi diukur dengan menghitung z skor berat badan per umur dan dikategorikan kurang apabila z skor BB/U < -2 SD dan normal bila ? -2 standar antropometri WHO 2005. Kadar hemoglobin dikategorikan kurang bila <11 g/dl dan normal bila ?11 g/dl. Kadar lekosit dikategorikan rendah apabila <4500 sel/mm3 dan normal bila ?4500 sel/mm3.HASIL: Dari 35 balita, sebanyak  9 balita (25,7%) mempunyai status gizi kurang, 41,9% memiliki kadar Hb di rendah, dan 5,7% memiliki kadar lekosit rendah. Hasil analisis bivariat menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan kadar Hb (p>0,05). Hasil analisis juga menunjukkan tidak ada hubungan signifikan antara status gizi dengan jumlah lekosit (p>0,05)SIMPULAN: Tidak ada hubungan signifikan antara status gizi dan gambaran hematologi balita usia 2-5 th.KATA KUNCI: balita, status gizi, kadar Hb, lekosit
Korelasi Rasio Neutrofil/Limfosit dengan Handgrip Strength pada Penyakit Ginjal Kronik Tahap Akhir Sriyani Sriyani; Muhammad Sulchan; Shofa Chasani
JNH (Journal of Nutrition and Health) Vol 6, No 2 (2018): JOURNAL OF NUTRITION AND HEALTH
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (585.672 KB) | DOI: 10.14710/jnh.6.2.2018.85-92

Abstract

Latar belakang : Pada PGK tahap akhir biasa terjadi malnutrisi energi protein. Inflamasi yangberkelanjutan akan mempengaruhi status gizi, massa dan kekuatan otot yang diukur dengan HGS.Salah satu indikator inflamasi adalah rasio neutrofil/limfosit. Secara teoritik ada hubungan negatifantara rasio neutrofil/limfosit dan handgrip strength. Tujuan: Membuktikan adanya korelasi negatif rasio neutrofil/limfosit dengan HGS pada penyakitginjal kronik tahap akhir. Metode penelitian : Penelitian korelasional ini, dilakukan di unit hemodialisa RSUP Dr. KariadiSemarang selama bulan November 2016. Subyek 40 orang, ditetapkan dengan metode consecutivesampling, diwawancara dan menjalani pemeriksaan antropometri, HGS, pemeriksaanlaboratorium darah. Uji korelasi dilakukan dengan Uji Spearman. Hasil : NLR normal pada laki-laki 52,5 % dan perempuan 15 %. NLR buruk pada laki-laki 17,5 %dan perempuan 15 %. HGS normal pada laki-laki 7,5 % dan rendah 60%. Kategori HGS normalpada perempuan 12,5% dan HGS rendah sebanyak 20%. Nilai HGS terendah subyek laki-laki danperempuan adalah 14 kg/f dan tertinggi 34 kg/f dan 24 kg/f. Uji Spearman menunjukkan tidak adakorelasi antara rasio neutrofil/limfosit dengan HGS (r= 0,27, p=0,08). Simpulan : Korelasi negatif antara nilai handgrip strength dan rasio neutrofil/limfosit tidakdapat dibuktikan. Kata kunci :rasio neutrofil/limfosit, HGS, penyakit ginjal kronik

Page 2 of 12 | Total Record : 116