cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : 14124920     EISSN : 27755614     DOI : -
Core Subject : Health,
Arjuna Subject : -
Articles 283 Documents
Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Praktik Perawat dengan Kualitas Pengelolaan Limbah Medis Padat Ruang Rawat Inap Instalasi Rajawali RSUP dr. Kariadi Nopi Reknasari; Nurjazuli Nurjazuli; Mursid Raharjo
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 18, No 3 (2019): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mkmi.18.3.6-11

Abstract

Latar belakang : Instalasi Rajawali RSUP Dr. Kariadi merupakan instalasi yang memberikan pelayan rawat inap yang menghasilkan limbah medis padat pada tahun 2017 sebesar 79.483, 05 kg sedangkan pada tahun 2018 sebesar 81.420,59 kg. Perawat belum mengetahui beberapa fungsi dan simbol limbah medis padat. Perawat berperan dalam mewujudkan kualitas pengelolaan limbah medis padat rumah sakit yang baik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dan praktik perawat dengan kualitas pengelolaan limbah medis padat.Metode : Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dan bersifat observasional yang dilakukan pada ruang rawat inap instalasi Rajawali RSUP Dr. Kariadi. Populasi penelitian ini terdiri dari 277 perawat yang bekerja di instalasi Rajawali. Sampel penelitian berjumlah 72 orang yang diambil dengan teknik purposive sampling.Hasil : Analisis hubungan antara variabel pengetahuan perawat dan kualitas pengelolaan limbah medis padat memiliki nilai signifikansi p value=0,011. Variabel sikap perawat dengan kualitas pengelolaan limbah medis padat memiliki nilai signifikansi p value=0,524. Sedangkan untuk variabel praktik perawat dengan kualitas pengelolaan limbah medis padat memiliki nilai signifikansi p value=0,059 .Simpulan : Terdapat hubungan antara pengetahuan perawat dengan kualitas pengelolaan limbah medis padat.
Selenium dan Vitamin C Sebagai Pengobatan Pencegahan Pada Keracunan Pestisida (Studi Eksperimen Pada Petani Penyemprot di Temanggung Jawa Tengah) Suwondo, Ari
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 9, No 1 (2010): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (100.782 KB) | DOI: 10.14710/mkmi.9.1.1-6

Abstract

Symptoms of organophosphate intoxication are a result of blocking the activity of blood cholinesteraseenzyme (ChEA). The ability of liver to do de toxification using pathway of O-Dealchylation onorganophosphate and cholinesterase bound and helped out by Glutathione peroxides enzyme (GPX) hasimportant role in returning the level of ChEA to the normal level. GPX is dependent on the presence ofselenium. The objective of this study is to obtain more understandable benefit of adding selenium andvitamin C towards the ChEA, GPX and hemoglobin level of farmers worked as pesticide sprayers.This is an experimental study using Pretest-posttest Control Group Design. Ninety nine respondents inPasuruan village, sub district of Bulu, Temanggung who fulfilled inclusion and exclusion criteria wereselected as study samples. Samples were divided into 3 groups of 33 people. First group received onlySelenium, second group received Selenium and Vitamin C and third group is a control group (nosupplementation given). Blood samples of all study samples were taken to identify the level of ChEA, GPXand hemoglobin before and after experimentLevel of ChEA in the first group compared with the third group was significantly different (p=0.05). Similarfinding was also found for the level of ChEA in second group compared with third group (p= 0.014).Supplementation of Selenium 200 μg for 7 days among pesticides sprayers farmers increase 1.85% level of ChEA and 2.66% level of hemoglobin.Keywords: Selenium, vit C, level of GPX, ChEA and Hemoglobin.permalink : http://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/2792 
Pelaksanaan Patient Safety Aspek Tujuh Langkah berdasarkan Peran Komite Medik di Rumah Sakit Islam Nahlahatul Ulama Demak Sulianti Rosianna Sihotang
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 18, No 1 (2019): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (193.756 KB) | DOI: 10.14710/mkmi.18.1.%p

Abstract

Tugas Komite Medik adalah melakukan monitoring dan evaluasi mutu pelayanan medis melalui pembentukan sub komite-sub komite. Peran Komite Medik terhadap pelaksanaan patient safety di RSI. NU Demak belum terlaksana dengan baik. Keberadaan Komite Medik belum mempunyai peran yang berpengaruh terhadap pelaksanaan patient safety. Dari uraian di atas maka perlu dilakukan analisis peran Komite Medik dalam pelaksanaan patient safety aspek tujuh langkah menuju keselamatan pasien di Rumah Sakit Islam Nahdlatul Ulama Demak.Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam dan observasi. Informan utama pada penelitian ini adalah sekretaris Komite Medik, dokter spesialis bedah serta dokter umum, dan Informan triangulasi yaitu direktur, ketua Komite Medik, dan Komite Mutu Keselamatan dan Kinerja. Analisis data dilakukan dengan metode content analysis.Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan Komite Medik di RSI. NU Demak masih belum berperan secara aktif karena implementor belum memahami sepenuhnya tentang manajemen pelakasanaan tujuh langkah menuju keselamatan pasien. Aspek komunikasi terkait sosialisasi sudah baik sedangkan aspek komunikasi dalam tim pelaksanan masih kurang. Jumlah sumber daya manusia dan sarana prasarana masih kurang. Aspek disposisi menunjukkan bahwa sikap petugas masih kurang dan masih ada yang belum memiliki komitmen tinggi. Aspek birokrasi masih kurang. Standar Prosedur Operasional khusus untuk melaksanakan tujuh langkah menuju keselamatan pasien belum ada, hanya ada di tiap-tiap bagian yang dianggap menjadi dasar.
Analisis Postur Kerja Menggunakan Metode RULA dan Keluhan MSD Sopir Angkot di Tembalang -, ekawati
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 11, No 2 (2012): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1630.477 KB) | DOI: 10.14710/mkmi.11.2.132-136

Abstract

Analysis of working posture with RULA (Rapid Upper Limb Analysis) methods and Musculoskeletal Disoreder of transport driver’s in Tembalang. Musculoskeletal Disorder (MSD) is a discomfort condition on sceletal muscle, it is caused by the working exposure, unergonomic working posture. Transport driver’s is one of the workers who are at risk due to MSD because of awkward sitting work posture. The goal of this research was to describe the work postures and MSD of transport driver’s in Tembalang. The population and sample was all of transport driver’s in Tembalang. The data of work postures obtained through observation assessed using RULA methods. The data od MSD obtained through interview based on Nordic Body Map questionnaires. The result of this research showed that the work postures of transport driver’s was at action level 2 and 3; it’s mean that the next investigation was needed. All of transport driver’s had MSD condition, especially on the left leg, right leg and waist (73,3%, 63,3% dan 60%).
Paparan Timbal (Pb) pada Rambut Sopir Angkot Rute Johar-Kedungmundu Anggraini, Herlisa; Triwahyuni Maharani, Endang
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 11, No 1 (2012): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.054 KB) | DOI: 10.14710/mkmi.11.1.47-50

Abstract

Supir bekerja di jalan sehari-hari, mendapatkan paparan langsung polusi udara, terutama oleh Timah (Pb). Oleh karena itu mereka sangat rentan terhadap dampak negatif dari timah (Pb) yang menyerang sistem saraf. Objek penelitian adalah rambut supir angkutan umum rute Johar hingga Kedung Mundu dengan kriteria tertentu. Sampel dari 5 orang diambil dari orang-orang dengan pengalaman kerja yang mulai dari 5-10 tahun, dan orang-orang dengan pengalaman keria yang berkisar 10-15 tahun, setiap sampel dianalisis dengan duplo way. Hasil penelitian: ternyata jumlah timah (Pb) ditemukan di rambut sangat sedikit, oleh karena itu tes kualitatif digunakan metode SSA di mana ada tingkat daya serap, berarti bahwa tes kualitatif untuk Pb logam memiliki hasil positif. Jumlah terendah Pb ditemukan di rambut supir ditemukan pada yang sudah bekeria selama 5 tahun dengan kode sampel I, sementara jumlah tertinggi Pb ditemukan pada rambut supir yang sudah bekerja selama 15 tahun dengan kode sampel D. Kata kunci : Analisis Jumlah, Timah (Pb), Supir Angkutan Umum The Profiles of Lead Exposure On Public Transportation Driver's Hair, Route Johar to Kedungmundu; Drivers work in the street everyday, getting direct exposure to the air pollution, especially to Lead (Pb). Therefore they are very vulnerable to the negative effects of Lead (Pb) that attacks the neuro system. Object of the research is Johar - Kedung Mundu route public transportation drivers hair with certain criteria. Samples of 5 people are taken each for those with working experience ranging from 5 to 10 years, and those with working experience ranging from l0 to 15 years, each samples are analyzed with duplo way. The results of the research are: the amount of Lead (Pb) found on the hair is presumably very little, therefore the qualitative test is used by using SSA method in which there is absorbance rate, meaning that the qualitative test to Pb metal has a positive result. The lowest amount of Pb found in the driver’s hair is the one of the driver who already worked for 5 years with sample code I, while the highest arnount of Pb found in the driver’s hair is the one of the driver who already worked for 15 years with sample code D. Keywords: amount analysis, Lead (Pb), public transportation driver's hair
Evaluasi Pengelolaan Limbah Padat di RSUD Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara Vijja Ratano; Mursid Raharjo; Nurjazuli Nurjazuli
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 18, No 3 (2019): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.096 KB) | DOI: 10.14710/mkmi.18.3.%p

Abstract

Latar belakang: RSUD Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara dikategorikan sebagai rumah sakit kelas C. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pengelolaan limbah padat tidak aman dengan terjadinya kecelakaan kerja di tempat kerja serta belum sesuai1204 pada tahun 2004 dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 56 Tahun 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan pengelolaan limbah padat di RSUD Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara.Metode: Penelitian ini merupakan observasional bersifat deskriptif. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dan kualitatif dengan pendekatan cross sectional. Subyek penelitian ini adalah petugas pengelola limbah padat dan masyarakat. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Objek penelitian ini adalah karakteristik limbah padat dan aspek-aspek pengelolaan limbah.Hasil: Berdasarkan hasil penelitian, sumber layanan sampah adalah kamar, kantor dan halaman. Jumlah limbah padat yang dihasilkan rata-rata adalah 1,82 kg / tempat tidur / hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan limbah padat dilakukan dari operasional, kelembagaan, hukum, keuangan dan keterlibatan masyarakat. Penerapan pengelolaan limbah padat meliputi pemisahan, pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, dan pengangkutan yang tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku.Simpulan: Hasil penilaian pelaksanaan pengelolaan limbah berdasarkan peraturan dicocokkan dengan 58,51% dan tidak sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan No. 1204 pada tahun 2004, yang merupakan minimal 80%.
Analisis Karakteristik Lingkungan Pada Kejadian Leptospirosis di Kabupaten Demak Jawa Tengah Tahun 2009 Ikawati, Bina; Nurjazuli, Nurjazuli
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 9, No 1 (2010): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.56 KB) | DOI: 10.14710/mkmi.9.1.33-40

Abstract

Leptospirosis is a zoonosis disease caused by Leptospira bacteria and transmitted to human by contact withcontaminated animal urin or contaminated environment. Leptospirosis cases in Demak district increased for4 year later. Until April 15th 2008, there ware 62 leptospirosis cases with Case Fatality Rate =9,67%. The aimof this research was to determine environmental characteristic related to leptospirosis case in Demak district.It was an observational research using a case control design with 44 cases and 44 controls. Cases wereleptospirosis diagnosed by leptotek dri dot in Demak Health District Agency. Controls were neighbour ofleptospirosis cases who didn’t have clinically symptom of leptospirosis, with age and sex at inclusion criteria.Laboratory diagnosis with leptotek dri dot had done for controls who agreed to sign inform consent. Datawere analyzed using chi square test at α=5%. Variable with p value<0,25 would be continued with multivariattest using Regressi Logistic - Backward Likehood Ratio method.The result of this research showed that there ware 10 controls with no clinical diagnosis but positive atleptotek dri dot diagnosis. At statistical analysis 10 cases and 10 controls dropped. Univariat analysis showedcontrols and cases have environmental risk factor and knowledge, attitude, practice about leptospirosissimilarly. Bivariat analysis showed there was no relationship between environmental characteristic andknowledge, attitude, practice with leptospirosis. Test of water sample had been done at 8 location. One ofthem of creek showed positif contain Leptospira sp. Rat trapped had been done at four location, showed trapsucces about 8,7%-29,8%. Eventhough environment factor and knowledge, attitude, practice showed therewere no relationship with leptospirosis statistically but water from creek that positif Leptospira sp, watersuffused and highly of trap succes at rat trapped were very conducive for leptospirosis transmission.Keywords : environment, leptospirosis, Demakpermalink: http://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/2912 
Analisis Pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga bagi Orang dengan Gangguan Jiwa Berat di Puskesmas (Studi Kasus Skizofrenia di Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang) Lathifah Safaatul Uzhma
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 18, No 2 (2019): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (124.23 KB) | DOI: 10.14710/mkmi.18.2.23-27

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang : Kesehatan jiwa termasuk dalam salah satu indikator Standar Pelayanan Minimum (SPM) dan Indikator Keluarga Sehat (IKS) PIS-PK yang keduanya fokus pada penanganan ODGJ. Laporan dari Dinas Kesehatan Kota Semarang menunjukkan adanya peningkatan jumlah kasus gangguan mental (Schizophrenia) setiap tahun. Berdasarkan data dari Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah, terdapat 325 orang gangguan jiwa (psikotik) dan 67 anak gangguan jiwa (psikotik) yang dilaporkan oleh masyarakat dan belum menerima layanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi PIS-PK untuk orang dengan gangguan jiwa berat di Puskesmas Kota Semarang.Metode : Penelitian kualitatif ini menggunakan metode wawancara mendalam.Hasil : PIS-PK membantu dalam pengumpulan data ODGJ terutama dalam kasus Schizophrenia. Program ODGJ dibantu oleh PIS-PK, karena tidak ada program khusus yang dimaksudkan untuk ODGJ. Tetapi intervensi lebih lanjut untuk ODGJ belum dilaksanakan dalam kegiatan PIS-PK. Intervensi lebih lanjut hanya akan dilakukan pada 3 masalah yang paling besar muncul di masyarakat dan masalah ODGJ (Schizophrenia) tidak termasuk di dalamnya. Intervensi lebih lanjut dapat dilakukan dengan program kolaborasi lintas sektor antara PIS-PK dan program ODGJ, sehingga IKS dan SPM dapat dicapai secara bersamaan. Selain itu, tidak ada sinkronisasi antara data laporan SPM dan data ODGJ pada PIS-PK. Sehingga data tersebut belum dapat menunjukkan kasus secara nyata. Meskipun data ODGJ terdapat di PIS-PK, hal ini bisa menjadi referensi dalam mengambil intervensi di masyarakat.Simpulan : Temuan kasus ODGJ dapat dibantu dengan memaksimalkan formulir deteksi dini SRQ 29.
Status Kerentanan Nyamuk Anopheles spp. terhadap Lambdacyhalothrin 0.05% di Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo Angelia Galuh Ningtyas
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 18, No 1 (2019): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.251 KB) | DOI: 10.14710/mkmi.18.1.%p

Abstract

Latar belakang: Nyamuk Anopheles spp merupakan vector penyakit Malaria di Kabupaten Purworejo. Selama ini belum dilakukan monitoring status kerentanan nyamuk Anopheles spp di Kabupaten Purworejo. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur status kerentanan nyamuk Anopheles spp di Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo.Metode: Penelitian ini mengginakan metode Quasi-experiment dengan sample yaitu nyamuk Anopheles spp hasil koloni F1. Pengujian status kerentanan nyamuk dilakukan pada nyamuk betina sejumlah 120 ekor nyamuk Anopheles spp. Pengujian dilakukan pengulangan sebanyak 6 kali, dengan menggunakan 4 tabung uji kerentanan dan 2 tabung control, masing-masing tabung berisi 20 ekor nyamuk.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata knock down nyamuk Anopheles spp selama 60 menit paparan adalah 19 per repetisi (92,5%). Setelah holding 24 jam, rata-rata kematian nyamuk Anopheles spp adalah 20 per pengulangan (100%). Kematian nyamuk mencapai 80 nyamuk (100%) pada 12 jam. Pada kelompok kontrol, jumlah kematian nyamuk setelah 24 jam adalah 2 ekor (0,5%).Simpulan: Nyamuk Anopheles spp masih rentan terhadap lambdacyhalothrin, sehingga lambdacyhalothrin masih dapat digunakan sebagai kontrol vektor di Kabupaten Purworejo
Perilaku Seks Waria di Kota Tarakan Provinsi Kalimantan Timur Faulina, Rinny; Nugraha Prabamurti, Priyadi
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 11, No 1 (2012): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (181.1 KB) | DOI: 10.14710/mkmi.11.1.86-93

Abstract

Kota Tarakan memiliki angka prevalensi tertinggi kasus HIV AIDS (9,28%) di Provinsi Kalimantan Timur dimana kasus HIV (+) banyak ditemukan pada kelompok waria. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku seks waria kaitannya dengan penularan HIV/AIDS di Kota Tarakan. Jenis penelitian adalah explanatory research dengan pendekatan cross sectional dan sampel sebanyak 49 responden. Analisis data secara univariat, bivariat dan multivariate, sedangkan data kualitatif dianalisis dengan metode content analisis. Hasil penelitian menunjukkan adanya antara korelasi pengetahuan (p value=0.005), persepsi kerentanan (p value=0.036), persepsi manfaat (p value=0.004), persepsi hambatan (p value=0.037) dengan perubahan perilaku seks responden, dan variabel yang paling berpengaruh adalah pengetahuan. Kata Kunci: perilaku seks, waria, HIV/AIDS, pengetahuan, persepsi. the sexual behavior of transsexuals in Tarakan City; Tarakan City has the highest HIV/AIDS prevalence (9.28%) among the regencies/cities in East Kalimantan Province, that HIV (+) cases are found mainly in the transsexuals group. The objective of this research is to analyze the influencing factors on the sexual behayior of transsexuals in order to prevent of HIV/AIDS in Tarakan City. This is an explanatory research with the cross-sectional approach. The number of samples is 49 respondents. The data was analyzed by uni-variate, bi-variate, and multi-variate analysis. Meanwhile, the qualitative data analyzed by using the content analysis. From the research results, it was found that there were connections between the level of knowledge of HIV/AIDS (p value=0.005), perceived susceptibility (p value=0.036), perceived benefits (p value =0.004) and perceived barriers (p value=0.037) to the sexual behavior of transsexuals, and the most significantly influencing is the adequate knowledge of HIV/AIDS. Keywords: sexual behavior; transsexual, HIV/AIDS, knowledge, and perception

Page 2 of 29 | Total Record : 283