cover
Contact Name
Ilham
Contact Email
Ilham.fishaholic@gmail.com
Phone
+6221-64700928
Journal Mail Official
jra.puslitbangkan@gmail.com
Editorial Address
Gedung Balibang KP II, Lantai 2 Jl. Pasir Putih II, Ancol Timur, Jakarta Utara 14430
Location
Kab. jembrana,
Bali
INDONESIA
Jurnal Riset Akuakultur
ISSN : 19076754     EISSN : 25026534     DOI : http://doi.org/10.15578/JRA
Core Subject : Agriculture, Social,
Jurnal Riset Akuakultur as source of information in the form of the results of research and scientific review (review) in the field of various aquaculture disciplines include genetics and reproduction, biotechnology, nutrition and feed, fish health and the environment, and land resources in aquaculture
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 15 Documents
Search results for , issue "Vol 10, No 2 (2015): (Juni 2015)" : 15 Documents clear
APLIKASI ANALISIS KLASTER DAN INDEKS TRIX UNTUK MENGKAJI VARIABILITAS STATUS TROFIK DI TELUK PEGAMETAN, SINGARAJA, BALI Turmuzi Tammi; Niken T.M. Pratiwi; I Nyoman Radiarta
Jurnal Riset Akuakultur Vol 10, No 2 (2015): (Juni 2015)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2648.778 KB) | DOI: 10.15578/jra.10.2.2015.271-281

Abstract

Tren variabilitas status trofik adalah informasi dasar pengelolaan ekosistem perairan dalam kaitannya dengan tingkat eutrofikasi. Tujuan penelitian ini adalah menentukan tren variabilitas status trofik baik secara spasial dan temporal sehingga dapat diterapkan dalam konsep pengelolaan perairan. Selama tiga bulan penelitian (Agustus-Oktober 2014), penelitian ini telah berhasil mengumpulkan data dari 48 titik pengamatan baik saat pasang maupun surut yang bertepatan saat bulan purnama maupun gelap. Data yang dikumpulkan lalu dianalisis secara statistik (analisis klaster) dan penentuan indeks TRIX. Hasil analisis secara spasial menunjukkan bahwa lokasi penelitian terbagi menjadi dua wilayah yakni: K1 untuk kawasan pesisir teluk, K2 untuk tengah, dan ujung teluk dengan nilai masing-masing adalah 4,97±0,92 dan 5,51±0,90. Analisis secara temporal menghasilkan dua kelompok yakni pada bulan Agustus (A1) dan September-Oktober (A2) dengan nilai indeks TRIX masing-masing 4,28±0,99 dan 5,78±0,27. Berdasarkan analisisklaster dan indeks TRIX telah menunjukkan secara jelas bahwa kondisi kawasan klaster K1 lebih baik dibandingkan kawasan klaster K2. Kawasan K1 masih dapat dikembangkan untuk budidaya laut keramba jaring apung (KJA), namun dalam perkembangannya, budidaya laut secara terintegrasi berbasis integrated multi-trophic aquaculture (IMTA) dapat diterapkan guna menjaga daya dukung lingkungan perairan Teluk Pegametan. Tren secara temporal menunjukkan pola yang mengikuti fluktuasi air atau pasang surut, serta jadwal kematian massal ikan setiap tahunnya dan berbeda nyata pada saat Agustus hingga September-Oktober. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi tentang kondisi perairan Teluk Pegametan sehingga dapat dilakukan pengelolaan kawasan yang lebih baik untuk kegiatan budidaya laut yang berkelanjutan.
KONDISI RUMPUT LAUT ALAM DI PERAIRAN PANTAI UJUNG GENTENG, SUKABUMI DAN LABUHANBUA, SUMBAWA: POTENSI KARBON BIRU DAN PENGEMBANGAN BUDIDAYA Erlania Erlania; I Nyoman Radiarta; Joni Haryadi; Ofri Johan
Jurnal Riset Akuakultur Vol 10, No 2 (2015): (Juni 2015)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (967.283 KB) | DOI: 10.15578/jra.10.2.2015.293-304

Abstract

Sumberdaya rumput laut alam yang berlimpah di perairan Indonesia merefleksikan besarnya potensi penyerapan karbon oleh rumput laut untuk mengurangi gas rumah kaca, CO2, yang merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya fenomena perubahan iklim. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi serapan karbon oleh rumput laut alam di kawasan pesisir Labuhanbua, Kabupaten Sumbawa, NTB dan Ujung Genteng, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Pengumpulan data lapangan berdasarkan titik-titik pengamatan yang disebar pada transek garis yang tegak lurus terhadap garis pantai; meliputi data luas tutupan, jenis, dan kandungan karbon rumput laut alam yang dominan ditemukan pada kedua lokasi penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis-jenis rumput laut yang ditemukan di kawasan pantai Ujung Genteng terdiri atas 36 spesies dan di Labuhanbua 28 spesies. Berdasarkan besarnya simpanan karbon dalam bentuk biomassa pada berbagai spesies rumput laut alam di kedua lokasi penelitian, maka Sargassum sp., Padina sp., Dictyota dichotoma, Hydroclathrus clatratus, Gracilaria sp., G. foliifera, G. salicornia, Gelidium sp., dan Turbinaria sp., merupakan spesies potensial yang berperan sebagai media penyimpanan karbon biru, dan semua jenis tersebut dapat dikembangkan melalui aktivitas budidaya.
PENGARUH PENAMBAHAN KALSIUM KARBONAT (CaCO3) DALAM MEDIA PEMELIHARAAN IKAN RAINBOW KURUMOI (Melanotaenia parva) TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH DAN PRODUKSI LARVANYA Tutik Kadarini; Siti Zuhriyyah Musthofa; Siti Subandiyah; Bambang Priono
Jurnal Riset Akuakultur Vol 10, No 2 (2015): (Juni 2015)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (131.401 KB) | DOI: 10.15578/jra.10.2.2015.187-197

Abstract

Upaya peningkatan produksi ikan rainbow Kurumoi (Melanotaenia parva) dapat dilakukan melalui pendekatan lingkungan, salah satunya yaitu dengan manipulasi kesadahan air dalam lingkungan budidaya. Toleransi terhadap kesadahan setiap jenis dan ukuran/umur berbeda. Ikan rainbow dapat hidup dengan baik pada kesadahan air berkisar antara 50-250 mg/L CaCO3. Nilai kesadahan air dapat ditingkatkan di antaranya dengan penambahan kalsium karbonat (CaCO3). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan CaCO3 dalam media pemeliharaan terhadap pertumbuhan benih ikan rainbow kurumoi dan produksi larvanya. Penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu: pembesaran dan pemijahan. Perlakuan yang diberikan pada kedua tahap penelitian adalah penambahan CaCO3 yang berbeda pada media pemeliharaannya, yaitu: (A) tanpa penambahan (kontrol), (B) 30 mg/L media, (C) 60 mg/L media, (D) 90 mg/L media, dan (E) 120 mg/L media, dengan tiga kali ulangan. Parameter yang diamati adalah pertumbuhan, sintasan benih dan induk, produksi larva, kualitas air, dan glukosa darah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan CaCO3 dengan dosis 60-120 mg/L adalah yang terbaik untuk pertumbuhan benih rainbow kurumoi (tahap pembesaran). Perlakuan ini menghasilkan pertambahan bobot rata-rata 0,81±0,11 –0,84±0,32 g; pertambahan panjang standar rata-rata 0,81±0,12–0,92±0,17 cm; dan sintasan 96,67%-97,5%. Sedangkan untuk produksi larva penambahan CaCO3 dengan dosis 30-60 mg/L menghasilkan larva rata-rata 113±36,4–160±105,8 ekor; dan sintasan induk 91,67±28,9–100±0%.
PENGEMBANGAN METODE ELISA UNTUK MENDETEKSI RESPON IMUN SPESIFIK PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) YANG DIVAKSINASI TERHADAP Aeromonas hydrophila DAN Streptococcus agalactiae Tuti Sumiati; Sukenda Sukenda; Sri Nuryati; Angela Mariana Lusiastuti
Jurnal Riset Akuakultur Vol 10, No 2 (2015): (Juni 2015)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.171 KB) | DOI: 10.15578/jra.10.2.2015.243-250

Abstract

Ko-infeksi bakteri Aeromonas hydrophila dan Streptococcus agalactiae rentan terjadi pada budidaya nila, sehingga pencegahan menggunakan vaksin koktail yang mengandung kedua bakteri tersebut merupakan langkah yang tepat untuk pengendaliannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa respon imun spesifik (antibodi) serum ikan nila yang divaksinasi dengan vaksin koktail A. hydrophila dan S. agalactiae dengan menggunakan ELISA. Penelitian dilakukan dalam dua tahap, tahap pertama adalah optimalisasi ELISA, yang terdiri atas persiapan antigen dan penentuan konsentrasi optimum antigen untuk deteksi antibodi dan tahap kedua adalah mendeteksi antibodi pasca vaksinasi ikan nila. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi optimum antigen A. hydrophila dan S. agalactiae untuk penentuan antibodi dalam ikan nila masing-masing sebesar 10 μg/mL. Konsentrasi tersebut dapat digunakan untuk mendeteksi antibodi serum pada ikan nila setelah diberi vaksin koktail A. hydrophila dan S. agalactiae. Titer antibodi ikan nila pada minggu kedua sampai pada minggu kelima pada kelompok vaksinasi secara signifikan lebih tinggi dibanding kontrol (P<0,05).
TRANSMISI TRANSGEN GLIKOPROTEIN DAN KETAHANAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) TRANSGENIK F1 TERHADAP INFEKSI KOI HERPES VIRUS (KHV) Khairul Syahputra; Yogi Himawan; Didik Ariyanto
Jurnal Riset Akuakultur Vol 10, No 2 (2015): (Juni 2015)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (740.918 KB) | DOI: 10.15578/jra.10.2.2015.153-160

Abstract

Ketahanan penyakit merupakan salah satu karakter selain pertumbuhan yang potensial dikembangkan dengan metode transgenesis pada ikan budidaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi transmisi transgen glikoprotein-GP11 (GP11) dari KHV dan menguji ketahanan ikan mas transgenik F1 terhadap infeksi koi herpes virus (KHV). Empat garis keturunan F1 transgenik (B1, B2, SA1, dan SA2) diproduksi dengan menyilangkan ikan mas jantan F0 yang membawa gen GP11 di sperma dengan betina non-transgenik.Pengujian transmisi transgen dilakukan dengan mendeteksi transgen pada larva dan benih transgenik F1. Deteksi transgen dilakukan dengan metode PCR menggunakan primer spesifik untuk konstruksi gen glikoprotein (krt-GP11). Evaluasi ketahanan terhadap KHV dilakukan dengan uji tantang secara kohabitasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak semua jantan F0 mentransmisikan transgen pada generasi F1. Transmisi transgen pada ikan mas transgenik F1 berkisar antara 0%-3%. Ikan mas transgenik F1 lebih tahanterhadap infeksi KHV dibandingkan non-transgenik. Ikan mas transgenik F1 memiliki sintasan (85,56±7,29%) yang lebih baik dibandingkan dengan ikan mas non-transgenik (71,11±18,99%).

Page 2 of 2 | Total Record : 15


Filter by Year

2015 2016


Filter By Issues
All Issue Vol 20, No 2 (2025): Juni (2025) Vol 20, No 1 (2025): Maret (2025) Vol 19, No 4 (2024): Desember (2024) Vol 19, No 3 (2024): September (2024) Vol 19, No 2 (2024): Juni (2024) Vol 19, No 1 (2024): (Maret 2024) Vol 18, No 4 (2023): (Desember, 2023) Vol 18, No 3 (2023): (September, 2023) Vol 18, No 2 (2023): (Juni, 2023) Vol 18, No 1 (2023): (Maret 2023) Vol 17, No 4 (2022): (Desember 2022) Vol 17, No 3 (2022): (September) 2022 Vol 17, No 2 (2022): (Juni) 2022 Vol 17, No 1 (2022): (Maret, 2022) Vol 16, No 4 (2021): (Desember, 2021) Vol 16, No 3 (2021): (September, 2021) Vol 16, No 2 (2021): (Juni, 2021) Vol 16, No 1 (2021): (Maret, 2021) Vol 15, No 4 (2020): (Desember, 2020) Vol 15, No 3 (2020): (September, 2020) Vol 15, No 2 (2020): (Juni, 2020) Vol 15, No 1 (2020): (Maret, 2020) Vol 14, No 4 (2019): (Desember, 2019) Vol 14, No 3 (2019): (September, 2019) Vol 14, No 2 (2019): (Juni, 2019) Vol 14, No 1 (2019): (Maret, 2019) Vol 13, No 4 (2018): (Desember 2018) Vol 13, No 3 (2018): (September 2018) Vol 13, No 2 (2018): (Juni, 2018) Vol 13, No 1 (2018): (Maret 2018) Vol 12, No 3 (2017): (September 2017) Vol 12, No 4 (2017): (Desember 2017) Vol 12, No 2 (2017): (Juni 2017) Vol 12, No 1 (2017): (Maret 2017) Vol 11, No 3 (2016): (September 2016) Vol 11, No 4 (2016): (Desember 2016) Vol 11, No 2 (2016): (Juni 2016) Vol 11, No 1 (2016): (Maret 2016) Vol 8, No 3 (2013): (Desember 2013) Vol 5, No 3 (2010): (Desember 2010) Vol 5, No 2 (2010): (Agustus 2010) Vol 5, No 1 (2010): (April 2010) Vol 2, No 2 (2007): (Agustus 2007) Vol 2, No 1 (2007): (April 2007) Vol 1, No 1 (2006): (April 2006) Vol 10, No 4 (2015): (Desember 2015) Vol 10, No 3 (2015): (September 2015) Vol 10, No 2 (2015): (Juni 2015) Vol 10, No 1 (2015): (Maret 2015) Vol 9, No 3 (2014): (Desember 2014) Vol 9, No 2 (2014): (Agustus 2014) Vol 9, No 1 (2014): (April 2014) Vol 8, No 2 (2013): (Agustus 2013) Vol 8, No 1 (2013): (April 2013) Vol 7, No 3 (2012): (Desember 2012) Vol 7, No 2 (2012): (Agustus 2012) Vol 7, No 1 (2012): (April 2012) Vol 6, No 3 (2011): (Desember 2011) Vol 6, No 2 (2011): (Agustus 2011) Vol 6, No 1 (2011): (April 2011) Vol 4, No 3 (2009): (Desember 2009) Vol 4, No 2 (2009): (Agustus 2009) Vol 4, No 1 (2009): (April 2009) Vol 3, No 3 (2008): (Desember 2008) Vol 3, No 2 (2008): (Agustus 2008) Vol 3, No 1 (2008): (April 2008) Vol 2, No 3 (2007): (Desember 2007) Vol 1, No 3 (2006): (Desember 2006) Vol 1, No 2 (2006): (Agustus 2006) More Issue