Siti Subandiyah
Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGGUNAAN TEPUNG BUNGA MARIGOLD DAN TEPUNG Haematococcus pluvialis SEBAGAI SUMBER KAROTENOID PENGGANTI ASTAXANTIN UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS WARNA IKAN KOI Sukarman Sukarman; Rina Hirnawati; Siti Subandiyah; Nina Meilisza; I Wayan Subamia
Jurnal Riset Akuakultur Vol 9, No 2 (2014): (Agustus 2014)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.38 KB) | DOI: 10.15578/jra.9.2.2014.237-249

Abstract

Astaxantin sintetis umum digunakan untuk menjaga dan meningkatkan kualitas warna ikan hias tetapi meningkatkan biaya pakan 15%-30%, sehingga perlu dicari alternatif karotenoid pengganti yang efektif dan murah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi penggunaan tepung kelopak bunga marigold dan tepung Haematococcus pluvialis sebagai sumber karotenoid pengganti astaxantin sintetis untuk meningkatkan kualitas warna ikan koi. Pakan yang diujikan adalah: (A) pakan kontrol tanpa sumber karotenoid, (B) pakan yang diberi tambahan tepung kelopak bunga marigold, (C) pakan yang diberi tambahan tepung Haematococcus pluvialis, (D) kombinasi tepung kelopak bunga marigold dan tepung Haematococcus pluvialis, (E) pakan yang diberi tambahan astaxantin sintetis dan (F) pakan koi komersial; masingmasing perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Parameter yang diamati adalah kualitas warna meliputi nilai lightness (L), chroma (CH), hue (H) dan kandungan karotenoid pada jaringan ikan. Pengukuran nilai L, CH, dan H pada tubuh (sisik) ikan dilakukan menggunakan kolorimeter Minolta CR-400, sedangkan pengukuran total karotenoid pada jaringan ikan (daging, kulit, sisik dan ekor) menggunakan spectrofotometer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian karotenoid dari tepung bunga marigold sebesar 150 mg/kg pakan mampu menggantikan astaxantin sintetis dalam memperbaiki kualitas warna ikan koi dengan indikasi menurunnya nilai lightness hingga 66,61%; meningkatkan nilai chroma sebesar 54,44%; dan mempertahankan nilai hue 76,03 derajat, serta meningkatnya kandungan total karotenoid pada daging, kulit, sisik dan ekor ikan koi berturut-turut sebesar 23,07 mg/kg; 252,39 mg/kg; 138,89 mg/kg; 172,5 mg/kg. Sedangkan tepung Haematococcus pluvialis tidak bisa digunakan sebagai alternatif pengganti astaxantin sintetis untuk ikan koi. 
PENGARUH PENAMBAHAN KALSIUM KARBONAT (CaCO3) DALAM MEDIA PEMELIHARAAN IKAN RAINBOW KURUMOI (Melanotaenia parva) TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH DAN PRODUKSI LARVANYA Tutik Kadarini; Siti Zuhriyyah Musthofa; Siti Subandiyah; Bambang Priono
Jurnal Riset Akuakultur Vol 10, No 2 (2015): (Juni 2015)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (131.401 KB) | DOI: 10.15578/jra.10.2.2015.187-197

Abstract

Upaya peningkatan produksi ikan rainbow Kurumoi (Melanotaenia parva) dapat dilakukan melalui pendekatan lingkungan, salah satunya yaitu dengan manipulasi kesadahan air dalam lingkungan budidaya. Toleransi terhadap kesadahan setiap jenis dan ukuran/umur berbeda. Ikan rainbow dapat hidup dengan baik pada kesadahan air berkisar antara 50-250 mg/L CaCO3. Nilai kesadahan air dapat ditingkatkan di antaranya dengan penambahan kalsium karbonat (CaCO3). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan CaCO3 dalam media pemeliharaan terhadap pertumbuhan benih ikan rainbow kurumoi dan produksi larvanya. Penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu: pembesaran dan pemijahan. Perlakuan yang diberikan pada kedua tahap penelitian adalah penambahan CaCO3 yang berbeda pada media pemeliharaannya, yaitu: (A) tanpa penambahan (kontrol), (B) 30 mg/L media, (C) 60 mg/L media, (D) 90 mg/L media, dan (E) 120 mg/L media, dengan tiga kali ulangan. Parameter yang diamati adalah pertumbuhan, sintasan benih dan induk, produksi larva, kualitas air, dan glukosa darah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan CaCO3 dengan dosis 60-120 mg/L adalah yang terbaik untuk pertumbuhan benih rainbow kurumoi (tahap pembesaran). Perlakuan ini menghasilkan pertambahan bobot rata-rata 0,81±0,11 –0,84±0,32 g; pertambahan panjang standar rata-rata 0,81±0,12–0,92±0,17 cm; dan sintasan 96,67%-97,5%. Sedangkan untuk produksi larva penambahan CaCO3 dengan dosis 30-60 mg/L menghasilkan larva rata-rata 113±36,4–160±105,8 ekor; dan sintasan induk 91,67±28,9–100±0%.
PENGARUH PERBEDAAN KASEIN DALAM PAKAN BUATAN UNTUK PENDEDERAN BENIH RAINBOW KURUMOI (Melanotaenia parva) Siti Subandiyah; Sukarman Sukarman; Nina Meilisza; Rina Hirnawati; I Wayan Subamia
Jurnal Riset Akuakultur Vol 9, No 2 (2014): (Agustus 2014)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (126.603 KB) | DOI: 10.15578/jra.9.2.2014.251-262

Abstract

Budidaya ikan rainbow kurumoi (Melanotaenia parva) umumnya menggunakan pakan alami, namun ketersediaan tidak stabil sehingga perlu pakan buatan untuk suplementasi atau menggantikannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat penggunaan kasein yang paling efisien dalam formulasi pakan benih ikan rainbow kurumoi. Ikan rainbow kurumoi berumur satu bulan ditebar dengan kepadatan 30 ekor/wadah dalam 12 akuarium berukuran 60 cm x 40 cm x 40 cm. Perlakuan yang diujikan adalah tingkat penggunaan kasein dalam pakan sebanyak 0%, 5%, 10%, dan 15%. Parameter yang diamati meliputi: efisiensi pakan, konversi pakan, panjang mutlak, bobot mutlak, laju pertumbuhan spesifik, dan sintasan. Pengukuran kualitas air, profil asam amino dan asam lemak pakan dilakukan sebagai data penunjang. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan kasein 10% dalam pakan benih ikan rainbow kurumoi paling efisien yaitu 80,67%.