cover
Contact Name
Estiyan Dwipriyoko
Contact Email
estiyand@unla.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
estiyand@unla.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 17 No 1 (2020): Jurnal TIARSIE 17.1 (edisi ekstra)" : 5 Documents clear
Perancangan dan Pembuatan Sistem Monitoring Suhu Ayam, Suhu dan Kelembaban Kandang untuk Meningkatkan Produktifitas Ayam Broiler Ganjar Turesna; A Andriana; Sutisna Abdul Rahman; Muhamad Ripa Nawa Syarip
Jurnal Tiarsie Vol 17 No 1 (2020): Jurnal TIARSIE 17.1 (edisi ekstra)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Langlangbuana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32816/tiarsie.v17i1.67

Abstract

Ayam dapat berproduksi secara optimum bila faktor-faktor internal dan eksternal berada dalam batasan-batasan yang normal sesuai dengan kebutuhan hidupnya. Suhu lingkungan merupakan salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi produktivitas ayam. Suhu panas pada suatu lingkungan pemeliharaan ayam telah menjadi salah satu perhatian utama karena dapat menyebabkan kerugian ekonomi akibat peningkatan kematian dan penurunan produktivitas. Kandang sistem tertutup atau closed house merupakan sistem kandang yang harus sanggup mengeluarkan kelebihan panas, kelebihan uap air, gas-gas yang berbahaya seperti CO, CO2 dan NH3. Alat ini terdiri dari beberapa perangkat keras dan lunak, diantaranya : Sensor Suhu DS18B20 sebagai pendeteksi suhu pada kandang ayam broiler, sensor kelembaban DHT11 sebagai pendeteksi kelembaban pada kandang ayam broiler, sensor far infra red MLX90640 sebagai pendeteksi suhu tubuh ayam, Wemos D1 mini sebagai mikrokontroler sekaligus komunikasi data melalui wifi ESP8266, Relay sebagai pemutus aliran listrik AC, lampu pijar sebagai pemanas kandang, blower/fan sebagai pendingin kandang, mist maker sebagai pelembab kandang dan arduino IDE sebagai software yang digunakan untuk memprogram. Alat ini melakukan monitoring dengan parameter suhu kandang, kelembaban kandang dan suhu tubuh ayam yang dikirim melalui wifi ke server peternak, namun jika suhu kandang <24°C maka pemanas yang akan secara otomatis menyala tapi jika suhu kandang >29°C maka blower/fan yang akan menyala secara otomatis dan jika kelembaban kandang <60% maka sirkulasi akan menyala secara otomatis tapi jika kelembaban kandang >70% maka mist maker yang akan menyala secara otomatis. Dengan dibuatnya alat ini, dapat memudahkan peternak untuk memonitoring suhu ayam, suhu kandang dan kelembaban kandang sehingga produktifitas ayam broiler stabil dan hasilproduksi ayam yang tepat waktu serta efektif.
Perancangan dan Pembuatan Smart Lighting pada Ruang Kelas berbasis Wireless Sensor Network Pamungkas Daud; Nanang Nasrullah; Gita Ambar Dini
Jurnal Tiarsie Vol 17 No 1 (2020): Jurnal TIARSIE 17.1 (edisi ekstra)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Langlangbuana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32816/tiarsie.v17i1.71

Abstract

Pencahayaan berperan penting terhadap kenyamanan visual dalam proses belajar-mengajar. Pencahayaan yang kurang baik akan mengangu proses belajar mengajar sehingga belajar menjadi tidak nyaman dan dapat mengurangi konsentrasi. Sistem pencahayaan cerdas (smart lighting) dirancang untuk kenyamanan visual dan penghematan energi listrik. Untuk penghematan energi listrik smart lighting dirancang dalam satu ruangan, akan dibagi menjadi beberapa sel/titik. Sehingga kontrol lampu diatur oleh masing-masing sel/titik. Lampu yang akan menyala dengan luminasi 250-300 lux, hanya sel/titik yang memiliki hunian. Sedangan sel yang tidak memiliki hunian, tapi disel/ titik yang lain ada hunian, akan menyala dengan luminasi 20% dari standar. Dan lampu akan mati apabila dalam ruangan tidak memiliki hunian. Kondisi lingkungan seperti cahaya alami, intensitas cahaya interior, dan tingkat hunian dikumpulkan dari sensor PIR dan sensor cahaya BH1750 akan diproses oleh mikrokontroller. Selanjutnya mikrokontroller akan mengeluarkan nilai PWM, sebagai inputan untuk rangkaian dimmer. Rangkaian dimmer digabungkan dengan rangkaian zero crossing detector, untuk mengendalikan beban lampu LED dimmable dengan sumber AC. Sistem smart lighting dengan sistem sel ini mampu mencapai penghematan energi listrik sebesar 50%.
Kajian Keterlambatan Proyek Engineering Procurement Construction Commissioning Jaringan Transmisi 150KV Bayu Kania; Robby Gunawan Yahya; Andri Kurniawan
Jurnal Tiarsie Vol 17 No 1 (2020): Jurnal TIARSIE 17.1 (edisi ekstra)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Langlangbuana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32816/tiarsie.v17i1.74

Abstract

Proyek EPCC merupakan proyek dengan tingkat kompleksitas pekerjaan yang cukup tinggi dibandingkan dengan jenis proyek konstruksi lainnya. Kompleksitasnya yang tinggi menyebabkan proyek EPCC memiliki resiko mengalami keterlambatan yang cukup besar. Hal ini pun terjadi pada proyek EPCC Pembangunan Jaringan Transmisi 150kV PLTP Karaha–GI Garut, yang mengalami keterlambatan selama 235 hari dari rencana pelaksanaan pekerjaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab keterlambatan pada proyek EPCC pembangunan jaringan transmisi. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kuantitatif dengan mengidentifikasi jenis-jenis kegiatan serta penyebabnya yang mempengaruhi keterlambatan proyek EPCC. Setelah itu jenis kegiatan serta faktor penyebab akan diukur tingkat kepengaruhannya terhadap keterlambatan proyek. Penelitian dilakukan melalui studi literatur, wawancara dengan menggunakan kuesioner kepada pihak-pihak yang terkait, serta analisis dengan AHP untuk mengetahui bobot masing-masing parameter. Dari sembilanbelas jenis pekerjaan, terdapat lima item pekerjaan yang paling berpengaruh dalam menyebabkan terjadinya keterlambatan proyek EPCC Pembangunan Jaringan Transmisi 150kV PLTP Karaha–GI Garut, yaitu: (1) pekerjaan re-route survey; (2) pekerjaan pondasi; (3) pekerjaan erection tower; (4) pemasangan & pengukuran tahanan tower grounding; dan (5) pekerjaan stringing. Adapun lima faktor penyebab keterlambatan yang paling berpengaruh terhadap keterlambatan adalah: (1) perubahan/ penambahan jumlah tower dengan bobot 0.177; (2) kurangnya sumber daya manusia dengan bobot 0.148; (3) terlambatnya pembangunan PLTP dengan bobot 0.131; (4) investigasi/survey awal yang tidak akurat dengan bobot 0.131; dan (5) keterlambatan pekerjaan sebelumnya dengan bobot 0.059.
Penilaian Kondisi Eksisting Tata Kelola Teknologi Informasi Pada Perangkat Daerah Menggunakan Cobit 5 Aisyah Nuraeni
Jurnal Tiarsie Vol 17 No 1 (2020): Jurnal TIARSIE 17.1 (edisi ekstra)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Langlangbuana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32816/tiarsie.v17i1.77

Abstract

Penilaian Tata Kelola Teknologi Informasi adalah mengukur kondisi nyata penatakelolaan teknologi informasi pada sebuah organisasi. Pengukuran ini bertujuan untuk meningkatkan ketepatan dalam melakukan perbaikan kondisi tata kelola TI sehingga investasi TI yang dikeluarkan selaras dengan manfaat yang diperoleh dalam pemenuhan tujuan organisasi. Pada Penelitian ini organisasi yang dimaksud adalah perangkat daerah pemerintah kota. Pemerintah Kota memiliki kompleksitas masalah dalam mencapai tujuannya, sehingga target penilaian di breakdown kepada perangkat daerah selaku tombak operasional Kota. Penilaian Tata kelola TI ini menggunakan COBIT 5 yaitu PAM dengan prioritas proses yang terpilih adalah berkenaan dengan pengelolaan anggaran, sumber daya manusia, pendefinisian kebutuhan, aset, operasi, dan evaluasi. Rata-rata hasil penilaian berada pada level 1.
Penerapan Konsep Desain Minimalis pada Perumahan Kelas Menengah di Kota Bandung Rd. Octavia Maryanche Sujana
Jurnal Tiarsie Vol 17 No 1 (2020): Jurnal TIARSIE 17.1 (edisi ekstra)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Langlangbuana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32816/tiarsie.v17i1.76

Abstract

Istilah ‘minimalis’ saat ini seringkali dibicarakan dan banyak mempengaruhi sebagaian besar pola pikir masyarakat tentang desain minimalis. Salah satunya adalah desain fasade (bagian muka depan) rumah tinggal minimalis. Fenomena ini ditemukan pada rumah yang dibangun oleh pihak pengembang (developer) perumahan dengan menawarkan konsep desain rumah minimalis sebagai daya tarik jual kepada masyarakat. Permasalahannya adalah pemahaman dan pendekatan yang salah tentang konsep minimalis tersebut sehingga muncul ke khawatiran penerapan yang tidak benar pada objek rumah tersebut. Sehingga timbul pertanyaan umum tentang penerapan tema tersebut apakah sudah diimplementasikan dengan benar atau hanya sekedar “gimmick” semata. Sehingga permasalahan pada penelitian ini difokuskan pada bagaimana penerapan tema desain minimalis pada perumahan kelas menengah yang dibangun oleh pihak developer, khususnya di Kota Bandung. Fenomena ini perlu dikaji lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian penerapan prinsip minimalisme pada objek studi. Objek studi yang diteliti yaitu membandingkan 2 (dua) perumahan yang menggunakan tema minimalisme dan menampilkannya pada media promosi perumahan seperti spanduk, brosur, atau iklan pada koran. Perumahan dibangun oleh developer, dengan kelas menengah tipe ± 70 (1 lantai) dan tipe ±125 (2 lantai). Keduanya berada di wilayah kota Bandung Timur, dan sudah dihuni beberapa tahun. Penelitian ini berupaya menelusuri dengan pengamatan langsung bagaimana penerapan konsep minimalis tersebut baik dalam desain eksterior (tampak) maupun interior (denah/layout) pada objek studi. Ditelusuri juga bagaimana hubungan konsep minimalisme tersebut dengan konteks iklim setempat (iklim tropis). Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif yang berpijak pada analisis interpretative yang berlandas pada teoritik minimalis. Hasil analisa bedah anatomi bangunan secara rinci dan dengan cara mencocokkan hasil pengamatan langsung pada studi dengan literatur yang berkaitan, terlihat pada bangunan rumah objek studi tidak secara penuh dan konsisten menerapkan atau mengadopsi prinsip arsitektur minimalis. Penerapan yang paling jelas terlihat adalah detail teknis yang sekedarnya. Relasi antara konsep dengan konteks iklim, tidak sepenuhnya sesuai dengan iklim tropis.

Page 1 of 1 | Total Record : 5