cover
Contact Name
Kadek Sutrisna
Contact Email
kadeksutrisna21@gmail.com
Phone
+6287860459291
Journal Mail Official
kadeksutrisna21@gmail.com
Editorial Address
Universitas Pendidikan Ganesha Jl. Udayana Kampus Tengah Singaraja, Bali, Indonesia 81116 Telp. +62362-22928
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Jurnal BOSAPARIS: Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
ISSN : 25991434     EISSN : 25991442     DOI : 10.23887
Core Subject : Education,
urnal BOSAPARIS : Pendidikan Kesejahteraan Keluarga is a scientific journal published by the Universitas Pendidikan Ganesha and professionally managed by the Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Jurusan Teknologi Industri, Fakultas Teknik dan Kejuruan. This journal aims to accommodate articles of research results and the results of community service in the fields of Cullinary, Fashion, Hospitality, and Beauty/Cosmetology. In the end, this Journal is expected to provide a description of the development of science and technology in the field of family welfare education for the academic community. This journal is published 3 times a year (March, July, and November). The Focus Jurnal BOSAPARIS : Pendidikan Kesejahteraan Keluarga is to provide articles of research results in the field of family welfare education The Scope Jurnal BOSAPARIS : Pendidikan Kesejahteraan Keluarga encompasses but not limited to the following: Cullinary Art, Fashion, Hospitality, and Beauty/Cosmetology.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 22 Documents
Search results for , issue "Vol. 2 No. 1 (2014)" : 22 Documents clear
PEMANFAATAN TEPUNG BUAH MANGROVE JENIS LINDUR (BRUGUIERA GYMNORRIZHA) MENJADI KUE KERING PUTRI SALJU Putu Dessy Purnama Dewi .; Ni Wayan Sukerti, S.Pd, M.Pd. .; Ida Ayu Putu Hemy Ekayani, S.Pd .
Jurnal BOSAPARIS: Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol. 2 No. 1 (2014)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpkk.v2i1.1870

Abstract

Penelitian ini bertujuan, untuk mengetahui kualitas kue Putri Salju dari tepung buah Mangrove jenis lindur (Bruguiera gymnorrizha) dilihat dari aspek rasa dan tekstur. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan mengolah tepung buah lindur yang kemudian diolah menjadi kue kering Putri Salju. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode observasi dengan lembar uji kualitas yang diujikan kepada 25 orang panelis terlatih untuk mengetahui kualitas kue kering Putri Salju dari tepung buah lindur dilihat dari aspek rasa dan tekstur. Selanjutnya dianalisis menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas kue putri salju dari tepung buah lindur,dilihat dari aspek rasa berada pada kategori baik (88%) sesuai dengan tolak ukur yaitu manis dan gurih. Aspek tekstur berada pada kategori baik (95%) yang sesuai dengan tolak ukur yaitu kering dan rapuh. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tepung buah lindur dapat diolah menjadi kue kering Putri Salju. Kata Kunci : Kualitas, tepung buah lindur, kue kering Putri Salju Abstract This research aims to determine the quality of Putri Salju coockies from Mangrove fruit types lindur flour (Bruguiera Gymnorrizha) looking from aspect taste and texture. The type of this research is experiment with prpcessing of lindur fruit flour and then be treated to Putri Salju coockies. Data collection method use in this research is observation method withh the quality of test sheet tasted to 25 panelists to find quality of Putri Salju coockies from lindur fruit flour looking from aspect taste and texture. And then, the analyzed use quantitative descriptive. The result of this research showed the quality of Putri Salju coockies from lindur fruit flour, from the aspect of taste is in good category (88%) matching with the benchmarks are dry and brittle. Based on these result, it can be concluded the lindur fruit flour can be processed into Putri Salju coockies. keyword : Quality, mangrove fruit flour, Putri Salju Coockies
STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN TEPUNG GADUNG MENJADI SPONGE CAKE Imas Sumiati .; Cokorda Istri Raka Marsiti,S.Pd., M.Pd .; Ida Ayu Putu Hemy Ekayani, S.Pd .
Jurnal BOSAPARIS: Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol. 2 No. 1 (2014)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpkk.v2i1.1871

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas sponge cake dengan formulasi 100%, 75%, dan 50% tepung gadung dilihat dari segi rasa, warna dan tekstur. Penelitian ini adalah penelitian jenis eksperimen dengan metode pengumpulan data yang digunakan yaitu metode observasi. Sponge cake gadung dari aspek rasa, warna dan tekstur telah diuji oleh 25 orang panelis terlatih. Instrumen pengumpulan data adalah lembar uji mutu hedonik dengan 3 kriteria (baik, cukup dan kurang). Selanjutnya dianalisis menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan (1) kualitas sponge cake dengan formulasi 100% memperoleh persentase rasa sebesar 89% pada kategori baik, warna sebesar 84% pada kategori baik dan tekstur 55% pada kategori kurang, (2) kualitas sponge cake dengan formulasi 75% memperoleh persentase rasa sebesar 87% pada kategori baik, warna sebesar 88% pada kategori baik dan tekstur sebesar 76% pada kategori baik, dan (3) kualitas sponge cake dengan formulasi 50% memperoleh persentase rasa sebesar 93% pada kategori baik, warna sebesar 100% pada kategori baik dan tekstur sebesar 97% pada kategori baik. Kata Kunci : kualitas,tepung gadung, sponge cake This research aims to find out of quality sponge cake with 100%, 75% and 50% formulation of yam flour, looked from taste, colour and texture. The type of this research is experimental research with data’s collection method is data observation. The aspect yam sponge cake from taste. Colour and texture has been tested by 25 panelists. Instrument of data’s collection is sheet of hedonic quality test with 3 criterias (good, sufficient, deficient). Here after, the analyzed use quantitative descriptive analysis. The results showed (1) quality of sponge cake with 100% formulation acquire taste presentation 89% on good category, 84% for colour and on good category, and texture 55% on deficient category, (2) sponge cake quality with 75% formulation acquire taste presentation is 87% on good category, 88% for colour presentation on good quality and texture is 76% on good category, and (3) quality of sponge cake with 50% formulation acquire for taste presentation 93% on good category, colour is 100% on good category and texture is 97% on good category. keyword : quality, yam flour, sponge cake
TENUN IKAT TRADISIONAL PADA KELOMPOK TENUN KAPO KALE DESA MANULONDO KECAMATAN NDONA KABUPATEN ENDE NTT Maria Dapa Talu .; I Gede Sudirtha, S.Pd, M.Pd .; Made Diah Angendari, S.Pd. .
Jurnal BOSAPARIS: Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol. 2 No. 1 (2014)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpkk.v2i1.2442

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Jenis ragam hias tenun ikat tradisional; (2) Proses pembuatan tenun ikat tradisional dengan menggunakan pewarna alami; (3) Makna ragam hias dan fungsi tenun ikat.Penelitian ini dilaksanakan di Desa Manulondo Kecamatan Ndona. Subyek penelitian yaitu pengrajin tenun ikat.Obyek penelitian adalah ragam hias tenun ikat tradisional, proses pembuatan serta makna ragam hias dan fungsi tenun ikat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa,1) ragam hias yang ada di Desa Manulondo terdapat 16 ragam hias yaitu: Ragam Hias Jara Nggaja, Nggaja Sedetu, Nggaja Manu, Jara, Mata Karara, Soke Mata Ria, Soke Mata Lo’oSoke Mata Modhe, Soke Belle Kale, Pea Kanga, Rote Rego, Rote Koba, Rote Kopo, Mangga, One Mesadan Semba, 2) Proses pembuatan tenun ikat di Desa Manulondo hampir sama dengan daerah lain di Indonesia yakni menggunakan alat tenun sederhana dan pewarna alami. Proses pembuatan tenun ikat secara tradisional yaitu: Woe Lelu/menggulung benang, Dao Go’a/merentangkan benang lungsi, Meka Pette/ mengikat benang, Podo Ngili/pencelupan benang, Redu Perru/mencabut tali gebang, Pusi Mina/perminyakan, Kekku Toro/pencelupan warna merah, Dao Go’a/merentangkan benang, Pili Perru/mengatur benang Ae Ti/memberi kanji, dan Seda/menenun, 3) Makna ragam hias biasanya dikaitkan dengan penggunaan dalam upacara adat yang ada. Jenis ragam hias Nggaja dimaknai sebagai lambang kendaraan para dewa, ragam hias Jara dimaknai sebagai lambang kendaraan para arwah dan ragam hias semba dimaknai sebagai lambang kebesaran para Mosalaki dan Atalaki. Fungsi tenun ikat memliki dua fungsi yaitu fungsi pasif sebagai hiasan dan fungsi aktif dapat dilihat dari beberapa aspek kehidupan masyarakat seperti aspek sosial dikenakan saat upacara adat, aspek religi dikenakan pada saat upacara keagamaan, aspek ekonomi sebagai sumber penghasilan keluarga dan aspek estetika memiliki nilai yang tinggi dilihat melalui proses pembuatannya yang rumit. Kata Kunci : Kata Kunci: Ragam Hias, Tenun Ikat Tradisional, Pewarna Alami Abstract This research aims at finding out: (1) Kinds of decorated variations of traditional strung woven; (2) Process of producing natural coloring based of traditional strung woven; (3) Meaning of decorated variations and function of strung woven. This study is conducted in Manulondo Village, Ndona Subdistrict. The subject of this research are weaver of strung woven and the object is decorated variation of traditional strung woven, the production process, and the function of strung woven. This study results that 1) There are 16 kinds of decorated variations in Manulondo Village which are Jara Nggaja, Nggaja Sedetu, Nggaja Manu, Jara, Mata Karara, Soke Mata Ria, Soke Mata Lo’oSoke Mata Modhe, Soke Belle Kale, Pea Kanga, Rote Rego, Rote Koba, Rote Kopo, Mangga, One MesaandSemba, 2) The production process of strung woven in Manulondo Village is nearly the same as other places in Indonesia which uses simple weaving machine and natural coloring process. The processes of producing strung woven in traditional way, namely, Woe Lelu/rolling up string, Dao Go’a/flinging out lungsi string, Meka Pette/ tying up the string, Podo Ngili/dying the string, Redu Perru/lifting out gebang rope, Pusi Mina/oiling, Kekku Toro/dying red color, Dao Go’a/flinging out string, Pili Perru/arranging stringAe Ti/giving starch, and the last isSeda/weaving. 3) The meaning of decorated variation is commonly related with its usage to tradition ceremony. The kinds of decorated variations of Nggaja is defined as the symbol of the vehicles of Gods, Jara decorated variation symbolizes as the souls’ vehicles, and Semba decorated variation means as the greatness symbol of MosalakiandAtalaki. The functions of strung woven can be divided into two, namely, passive function as it is seen as decoration and active function as it is established in life aspects, such as social aspect as it is used in tradition ceremony, religious aspect as people wear it for attending religious ceremony, economical aspect as it is beneficial for family finances, and estetical aspect which is high valuable as it is seen from the complexity of the production process. keyword : Key words: Decorative, Traditional Weaving, Natural Dyes
PEMANFAATAN AMPAS SALAK MENJADI KRASIKAN Ni Made Tuari .; Dra. Damiati, M.Kes .; Ni Wayan Sukerti, S.Pd, M.Pd. .
Jurnal BOSAPARIS: Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol. 2 No. 1 (2014)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpkk.v2i1.2443

Abstract

Penelitian ini bertujuan: (1) Untuk mencari formulasi resep baku krasikan ampas salak (2) Untuk mengetahui kualitas krasikan ampas salak dari aspek aroma, rasa, warna dan tekstur. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data adalah metode observasi. Krasikan ampas salak dari aspek aroma, rasa, warna dan tekstur diuji oleh 25 orang panelis pencicip terlatih. Instrumen pengumpulan data yang digunakan yaitu lembar uji mutu hedonik dengan 3 tingkatan (sangat baik, baik dan kurang). Kemudian dianalisis melalui analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian krasikan ampas salak menunjukkan (1) formulasi resep baku krasikan ampas salak dengan substitusi bahan utama 75% terdiri dari: 200 gram ampas salak yang sudah diblender, 150 gram beras ketan putih, 500 ml santan, 1 butir kelapa (diparut), 250 gram gula merah dan ½ sdt air kapur sirih. (2) kualitas krasikan ampas salak dari aspek aroma, rasa, warna dan tekstur mendapatkan perolehan persentase aroma sebesar 93% pada kategori sangat baik, rasa manis sebesar 88% pada kategori sangat baik, rasa asam sebesar 92% pada kategori sangat baik, warna sebesar 96% pada kategori sangat baik dan tekstur sebesar 97% pada kategori sangat baik.Kata Kunci : ampas salak, krasikan, kualitas This study aims to: (1) To find the recipe formulation krasikan pulp raw bark (2) To determine the quality of the bark pulp krasikan aspect aroma, flavor, color and texture. This study is an experimental research. The method used to obtain the data is the method of observation. Krasikan pulp bark of the aspects of aroma, flavor, color and texture tested by 25 panelists trained tasters. Data collection instruments used are hedonic quality test sheet with 3 levels (excellent, good and less). Then analyzed by quantitative descriptive analysis. The results of the study showed krasikan bark pulp (1) raw recipe formulation krasikan bark pulp with 75% substitution of the main ingredients consist of: 200 grams of bark that has been blended pulp, 150 grams of white glutinous rice, 500 ml of coconut milk, 1 coconut (grated), 250 grams of brown sugar and ½ teaspoon water whiting. (2) the quality of the bark pulp krasikan aspects of aroma, flavor, color and texture to get a percentage gain of 93% in the aroma category are very good, sweet taste by 88% in the excellent category, sour taste in the category of 92% is very good, the color of 96% in the category of very good and the texture of 97% on the very good category.keyword : bark pulp, krasikan, quality
MODIFIKASI TIGA VARIETAS UBI JALAR TERHADAP KUALITAS BOLU KUKUS Gusti Ayu Mahadewi .; Ni Wayan Sukerti, S.Pd, M.Pd. .; Ni Made Suriani, S.Pd, M.Par. .
Jurnal BOSAPARIS: Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol. 2 No. 1 (2014)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpkk.v2i1.2465

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui 1) kualitas bolu kukus ubi ungu dilihat dari aspek rasa, tekstur dan tingkat kemekaran. 2) kualitas bolu kukus ubi kuning dilihat dari aspek rasa, tekstur dan tingkat kemekaran. 3) kualitas bolu kukus ubi putih dilihat dari aspek rasa, tekstur dan tingkat kemekaran. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode observasi dengan menggunakan uji organoleptik mutu hedonik yang diujikan kepada 25 orang panelis terlatih. Selanjutnya data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) kualitas bolu kukus ubi ungu dilihat dari aspek rasa, berada dalam katagori baik (95%), tekstur berada dalam kategori baik (100%), tingkat kemekaran berada dalam kategori baik (100%). 2) kualitas bolu kukus ubi kuning dilihat dari aspek rasa berada dalam katagori baik (95%), tekstur berada dalam kategori baik (95%), tingkat kemekaran berada dalam kategori baik (97%). 3) kualitas bolu kukus ubi putih dilihat dari aspek rasa berada dalam katagori baik (89%), tekstur berada dalam kategori baik (97%), tingkat kemekaran berada dalam kategori baik (100%). Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ubi ungu,ubi kuning dan ubi putih dapat digunakan sebagai bahan campuran dalam pembuatan bolu kukus. Kata Kunci : Kata kunci : kualitas, bolu kukus, ubi jalar This research was aimed to investigate 1) purple sweet potato spongecake quality seen from taste, texture and blooming level 2) yellow sweet potato spongcake quality seen from taste, texture and blooming level 3) white sweet potato spongcake quality sen from taste, texture and blooming level. Data collection method that was used in this study was observation method by using organoleptic test of hedonic quality that was applied to 25 trained panelists. Then, data collection was analyzed by using descriptive quantitatif analysis. The result of the study showed that 1) purple sweet potato spongecake quality seen from taste level was catagorized as good (95%), the texture level was catagorized as good (100%), blooming level was catagorized as good (100%). 2) yellow sweet potato spongecake quality seen from taste level was catagorized as good (95%), the texture level was catagorized as good (95%), blooming level was catagorized as good (97%). 3) white sweet potato spongecake quality seen from taste level was catagorized as good (89%), the texture level was catagorized as good (97%), blooming level was catagorized as good (100%). Based one the result of the study, it can be concluded that purple sweet potato, yellow sweet potato and white sweet potato can be used to make spongecake. keyword : Keywords: Quality, Spongecake, Sweet potato
STUDI EKPERIMEN TEPUNG LABU KUNING MENJADI BROWNIES Komang Nopi Purnama Dewi .; Ni Wayan Sukerti, S.Pd, M.Pd. .; Ni Made Suriani, S.Pd, M.Par. .
Jurnal BOSAPARIS: Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol. 2 No. 1 (2014)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpkk.v2i1.2516

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas brownies tepung labu kuning dengan formulasi 75% tepung labu kuning dan 25% tepung terigu dilihat dari aspek 1) rasa, 2) aroma dan 3) tekstur. Penelitian ini adalah penelitian jenis eksperimen dengan metode pengumpulan data yang digunakan yaitu metode observasi. Brownies tepung labu kuning dari aspek rasa, aroma dan tekstur telah diuji oleh 25 orang panelis terlatih. Instrumen pengumpulan data adalah lembar uji mutu hedonik dengan 3 kriteria (baik, cukup dan kurang). Selanjutnya data dianalisis menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan (1) Kualitas brownies dengan formulasi 75% tepung labu kuning memperoleh persentase rasa sebesar 97,3% pada kategori baik dengan kriteria manis, terasa coklat dan khas labu kuning. 2) Aroma sebesar 94,6% pada kategori baik dengan kriteria khas coklat dan labu kuning. 3) Tekstur 88% pada kategori baik dengan kriteria lembut, berpori-pori halus dan berminyak. Kata Kunci : Kata kunci : Kualitas, Brownies, Tepung Labu Kuning This study aims to determine the quality of flour pumpkin brownies with flour formulations75%and 25 % pumpkin flour from the aspects 1 ) taste , 2 ) scent and 3 ) texture. This research is a kind of experiment with methods of data collection used the method of observation . Brownies pumpkin flour from the aspect of flavor , aroma and texture has been tested by 25 trained panelists . Data collection instruments are hedonic quality test sheet with 3 criteria ( good , sufficient and less ) . Furthermore, the data were analyzed using quantitative descriptive analysis. The results showed ( 1 ) Quality formulations brownies with 75 % flour pumpkin flavor percentage gain of 97.3 % in both categories with criteria sweet , tasted chocolate and pumpkin typical . 2) The smell of 94.6 % in both categories with criteria typical brown and yellow squash . 3 ) Texture 88 % in both categories with criteria soft , smooth pores and oily . keyword : Keywords : Quality , Brownies , Pumpkin Wheat Yellow
Perkembangan Tenun Rangrang Di Desa Tanglad Kecamatan Nusa Penida Ni Komang Angreni .; Putu Agus Mayuni, S.Pd, M. Si. .; Made Diah Angendari, S.Pd. .
Jurnal BOSAPARIS: Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol. 2 No. 1 (2014)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpkk.v2i1.2523

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) identifikasi tenun rangrang ditinjau dari motif, warna dan fungsi penggunaannya di Desa Tanglad Kecamatan Nusa Penida. 2) perkembangan tenun rangrang ditinjau dari motif, warna dan fungsi penggunaannya di Desa Tanglad Kecamatan Nusa Penida. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tanglad Kecamatan Nusa Penida. Sumber informan sebanyak 6 orang termasuk informan kunci. Dengan objek penelitian identifikasi dan perkembangan tenun rangrang. Instrumen penelitian berupa lembar observasi dan pedoman wawancara. Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif yang menjelaskan dan mengungkapkan sesungguhnya hasil penelitian yang dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1). Identifikasi tenun rangrang ditinjau dari motif terdapat motif geometris berupa motif cucuk pusuh, motif wajik, motif bianglala dan motif candi. Warna tenun rangrang menggunakan bahan alam dari tumbuh-tumbuhan dan warna sintetis, tenun rangrang digunakan untuk tengkuluk, kamben, senteng dan saput; (2) Motif cucuk pusuh berkembang menjadi motif wajik, bianglala dan candi serta perpaduan antara motif tersebut. Warna pada tenun rangrang mengalami perkembangan dari bahan alam menjadi bahan sintetis. Tenun rangrang yang awalnya digunakan sebagai tengkuluk kini telah digunakan sebagai kamben, senteng dan saput yang diminati oleh kaum remaja.Kata Kunci : identifikasi, perkembangan, tenun rangrang The objectives of this study are to 1) identify the types of Tenun Rangrang based on its patterns, colors and usage in the Village of Tanglad, Nusa Penida and 2) to know the development of Tenun Rangrang in terms of its patterns, colors and usage in the Village of Tanglad, Nusa Penida. This research was carried out in the Village of Tanglad, Nusa Penida. Sources informants as many as 6 people including key informant. Objects of the research were the identification and development of Tenun Rangrang. The research instruments are observation forms and interview guidance. The method of analyzing data was descriptive. The results shows that 1) The type of Tenun Rangrang based on its pattern is called Cucuk Pusuh, wajik, bianglala and candi. based on its colors, Tenun Rangrang using natural ingredients made of plants and synthetic colors,Tenun Rangrang nowadays is used as kamben (sarong), senteng (slash) and saput (outer sarong), 2) The development of Tenun Rangrang in terms of its patterns can be divided into several types including wajik – diamond patterns, bianglala - rainbow patterns, candi – temple patterns as well as the combinations of these patterns. The colors of Tenun Rangrang also develop using synthetic colors to produce brighter and more interesting colors. Tenun Rangrang originally used as tengkuluk, nowadays is used as kamben (sarong), senteng (slash) and saput (outer sarong) which are young people’s favorites.keyword : identification, development, tenun rangrang
PENERAPAN RAGAM HIAS PADA TEKSTIL DENGAN PERPADUAN TEKNIK IKAT CELUP (JUMPUTAN) DAN TEKNIK BATIK. Ni Luh Putri Laranangis .; Putu Agus Mayuni, S.Pd, M. Si. .; Made Diah Angendari, S.Pd. .
Jurnal BOSAPARIS: Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol. 2 No. 1 (2014)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpkk.v2i1.3496

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Proses penerapan ragam hias pada tekstil dengan perpaduan teknik ikatcelup (jumputan) dan teknik batik, (2) Kendala yang ditemukan dalam proses penerapan ragam hias pada tekstil dengan perpaduan teknik ikatcelup (jumputan) dan teknik batik serta cara penanggulangannya, (3) hasil dari penerapan ragam hias pada tekstil dengan perpaduan teknik ikatcelup (jumputan) dan teknik batik. Rancangan penelitian yang digunakan adalah quasi experiment menggunakan metode pengambilan data observasi. Proses penilaian dilakukan oleh 15 orang panelis atau expert dan hasilnya menggunakan Acuan Patokan Skala 5. Hasil penelitianini menunjukkan bahwa (1) proses penerapan ragam hias terdiri dari, tahap pertama merupakan tahap pra produksi yang terdiri dari persiapan alat, persiapan bahan, pencucian kain, perendaman kain dan pengeringan. Tahap kedua merupakan tahap produksi, terdiri dari proses pembuatan ragam hias atau motif dengan teknik ikat celup dan dilanjutkan dengan menerapkan ragam hias motif dengan teknik batik, (2) Kendala-kendala yang ditemukan yaitu dari segi desain, perendaman kain, proses ikat, proses membuka ikatan, proses luntur, proses pencelupan batik, dan proses pelorodan. (3) Hasil dari penerapan ragam hias menunjukan persentase 86,66% tergolong “Sangat Baik”. Sedangkan ditinjau dari segi warna menunjukan persentase 90% dalam tergolong “Sangat Baik”.Kata Kunci : Ragam hias, teknik ikat celup, jumputan, dan teknik batik. The observation aimed at knowing: (1) Implementation process of decoration style in textile with tie dye and batik technique combination, (2) Obstacle that was found in implementation process of decoration style in textile with tie dye and batik technique in overcoming, (3) Result of implementation process of decoration style in textile with tie dye and batik technique. Method was used in implementation process of decoration style in textile with tie dye and batik technique was an observation method with type of observation that was observed from its way to be experimented. The evaluation was conducted by 15 panelists or expert and the result agreed with reference of 5 scale standard. The result of observation showed, implementing decoration style in textile after passing through some processes; the first phase was pre-production phase. In this step, consisted of five steps;. The second phase, was production phase, where it consisted of two processes; making of decoration style or motif with tie dye and continued with implementing decoration style of batik technique. Regarding to the data had been obtained from observation result data on panelist’s evaluation; found that the result of decoration style implementation with tie dye and batik technique combination was observed from decoration style aspect was 86.66% “Very Good”. Whereas, the result of decoration style implementation in textile with tie dye and batik technique was observed from colors aspect was 90% “Very Good”. keyword : Decoration Style, Ikat Celup Technique, Tie Dye and Batik Technique.
PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR PADA MATA PELAJARAN CETAK SARING SISWA KELAS X SMKN 1 SUKASADA Komang Erna Astari .; Dra. I Dewa Ayu Made Budhyani,M.Pd .; Ni Ketut Widiartini, S.Pd.,M.Pd .
Jurnal BOSAPARIS: Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol. 2 No. 1 (2014)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpkk.v2i1.3497

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) kreativitas belajar siswa kelas X DPK Tekstil SMKN 1 Sukasada dalam pelajaran cetak saring melalui penerapan media pembelajaran audio visual, dan (2) respon siswa terhadap penerapan media pembelajaran audio visual. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SMK Negeri 1 Sukasada dengan subjek penelitian siswa kelas X DPK Tekstil tahun pelajaran 2013-2014 dengan jumlah siswa sebanyak 11 orang. Objek penelitian ini adalah kreativitas belajar siswa membuat motif cetak saring dan respon siswa terhadap penerapan media audio visual. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data kreativitas siswa adalah tes unjuk kerja membuat motif cetak saring yang dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Data respon siswa diperoleh dengan menggunakan angket. Hasil penelitian tindakan kelas penerapan media audio visual untuk meningkatkan kreativitas belajar pada mata pelajaran cetak saring siswa kelas X DPK Tekstil SMKN 1 Sukasada menunjukan (1) kreativitas belajar siswa meningkat pada kategori sangat kreatif dengan nilai rata rata sebesar 82,4 dan (2) penerapan media audio visual mendapatkan respon positif dengan nilai rata-rata 51.Kata Kunci : Audio Visual, Kreativitas, Respon. This study aimed to determine (1) class X studying creativity deposits SMK 1 Sukasada Textile screen printing lesson learning through the application of audio-visual media, and (2) students' response to the application of audio-visual instructional media. This study was conducted action research in SMK Negeri 1 Sukasada with research subjects class X DPK Textiles 2013-2014 school year the number of students as many as 11 people. Object of this study is to learn students 'creativity to make screen printing motif and students' response to the application of audio-visual media. The method used to obtain the data creativity test performance of students is making a print motif strain quantitatively analyzed descriptively. Student response data obtained using a questionnaire. The results of the application of action research to improve the audio-visual media creativity on subjects learn screen printing class X DPK Textile SMK 1 Sukasada showed (1) increased student learning creativity in the category of very creative with average scores of 82.4 and (2) the application of audio-visual media to get a positive response with an average value of 51.keyword : Audio Visual, Creativity, Response.
EKSPERIMEN PENGEMBANGAN MOTIF KAIN TENUN BEBALI Sang Ayu Alit Wilantari .; Dra. I Dewa Ayu Made Budhyani,M.Pd .; Ni Ketut Widiartini, S.Pd.,M.Pd .
Jurnal BOSAPARIS: Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol. 2 No. 1 (2014)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpkk.v2i1.3498

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) proses pengembangan motif kain tenun Bebali. (2) hasil pengembangan motif kain tenun Bebali. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Rancangan penelitian yang digunakan adalah “quasi experiment”. Bentuk desain eksperimennya adalah pre-experimental dan jenis rancangan eksperimennya yaitu One-shot Case Study. Objek penelitian yaitu proses pengembangan motif pada kain tenun Bebali dan hasil pengembangan motif kain tenun Bebali. Sumber informannya yaitu perajin dan pemilik usaha tenun Surya Indigo, Metode pengumpulan data adalah metode wawancara, dan observasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan teknik analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan (1) proses pengembangan motif kain Bebali dilakukan dengan dua tahapan antara lain 1) Tahap pra produksi, yang meliputi : Persiapan alat dalam pembuatan desain motif dan bahan dalam pembuatan benang lungsi. Tahap produksi : yaitu tahap penenunan kain.(2) hasil penilaian yang dilakukan oleh15 orang panelis terlatih melalui uji kualitas kain tenun secara keseluruhan yang ditinjau dari aspek warna, motif dan tekstur. Dari aspek motif rerata skor yang diperoleh 2,93 pada kategori “Baik” menjadi 3,73 pada kategori “Sangat Baik”, dari aspek warna rerata skor yang diperoleh 2,67 pada kategori “Baik” menjadi 3,93 pada kategori “Sangat Baik” dan dari segi tekstur mengalami peningkatan namun tidak terlalu signifikan yaitu 3,13 menjadi 3,73 keduanya masih termasuk pada kategori “Sangat Baik”. Kata Kunci : motif, pengembangan, tenun Bebali This study aimed to determine (1) the process of developing motifs woven fabric Bebali. (2) the results of the development of motifs woven fabric Bebali. This study is an experimental research. The design of the study is a "quasi-experiment". Shape design of experiments is pre-experimental and experimental design types, namely One-Shot Case Study. The object of research is the development of motifs on fabrics Bebali and development results Bebali motifs woven fabric. Sources informant ie weaving artisans and business owners Surya Indigo, methods of data collection were interviews, and observation. Data were analyzed with descriptive analysis techniques. The results suggest (1) motif development process is done in two stages Bebali include 1) pre-production stage, which includes: Preparation tool in design motifs and materials in the manufacture of yarn lungsi. Stage production: that is phase weaving cloth. (2) the results of the assessment carried out by trained panelists oleh15 test overall quality woven fabric which viewed from the aspect of color, pattern and texture. From the aspect of motive mean score of 2.93 obtained in the category of "good" to be 3.73 in the category of "Very Good", from the aspect of color mean score of 2.67 obtained in the category of "good" to 3.93 in the category of "Very Good "and in terms of texture but the increase was not significant ie 3.13 becomes 3.73 both are still included in the category of" Very Good ". keyword : motif, development, weaving Bebali

Page 1 of 3 | Total Record : 22