cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
JURNAL PENJAKORA
ISSN : 23563397     EISSN : 25974505     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol. 1 No. 1 (2014): September 2014" : 8 Documents clear
PENGARUH PELATIHAN OLAHRAGA SENAM SEKS TERHADAP WANITA BERUMAHTANGGA I Nyoman Kanca
JURNAL PENJAKORA Vol. 1 No. 1 (2014): September 2014
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/penjakora.v1i1.11201

Abstract

Pelatihan olahraga penting untuk meningkatkan kualitas seksual seseorang. Pasangan suami-istri yang memiliki kebugaran seksual yang baik akan memiliki kualitas seksual yang lebih baik bila dibandingkan dengan pasangan suami istri yang memiliki kebugaran seksual yang lebih jelek pada kondisi yang sama.Agar lebih berhasil dalam melakukan hubungan seks suami-istri berbagai bentuk olahraga yang dapat dilakukan adalah latihan olahraga kebugaran seks dan atau latihan olaharaga senam seks. Latihan kebugaran seks dan senam seks bermanfaat untuk: (1) meningkatkan perasaan dan respons seksual pada otot panggul (pelvis), (2) meningkatkan kuantitas dan kualitas seks, (3) meningkatkan kuantitas orgasme secara teratur, (4) meningkatkan tonus otot vagina, (5) meningkatkan vaskularisasi sehingga meningkatkan potensi orgasme, (6) terjadi proses pembentukan dan perbaikan jaringan otot vagina, (7) menolong wanita agar lebih siap dalam melahirkan, (8) mengurangi sakit belakang dan menambah kenikmatan bagi pasangan suami-istri.Pelatihan olahraga senam seks yang dilakukan secara teratur dan berkesinambungan berpengaruh positif terhadap peningkatan kondisi fisik, psikis dan sosial, sebab dengan melakukan senam seks kebugaran tetap terjaga dan bahkan kebugaran lebih meningkat serta terhindar dari berbagai penyakit dan stres yang dapat mengganggu dalam melakukan aktivitas seksual.
PENGARUH PELATIHAN JUGGLING TERHADAP KELINCAHAN DRIBBLING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA MAHASISWA JURUSAN PENJASKESREK FOK UNDIKSHA I Wayan Artanayasa
JURNAL PENJAKORA Vol. 1 No. 1 (2014): September 2014
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/penjakora.v1i1.11203

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelatihan Juggling terhadap kelincahan dribbling bola dalam permainan sepakbola. Penelitian ini adalah penelitian menggunkan rancangan kuasi eksperimen lapangan dengan rancangan randomed pretest-postest control group design, dengan Populasi penelitian sebanyak 260 dan sampel penelitian sebanyak 80 orang mahasiswa.Adapun metode pengumpulan data menggunakan tes standar kelincahan dribbling bola dalam permainan sepakbola. Teknik analisa data yang digunakan adalah statistik inferensial.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kelincahan dribbing bola mahasiswa yang mengikuti pelatihan juggling antara kelincahan dribbling bola mahasiswa yang mengikuti pelatihan berpasangan dalam permainan sepakbola  dengan thitung sebesar 2,47 dan  ttabel =1,67 untuk db 78 dan taraf signifikan pada α = 0,05. Ini berarti kelincahan dribbing bola mahasiswa yang mengikuti pelatihan juggling lebih baik daripada kelincahan dribbling bola mahasiswa yang mengikuti pelatihan berpasangan dalam permainan sepakbola
CEDERA OLAHRAGA PADA PESENAM AEROBIK I Ketut Sudiana
JURNAL PENJAKORA Vol. 1 No. 1 (2014): September 2014
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/penjakora.v1i1.11204

Abstract

Olahraga senam aerobik dapat dilakukan dengan berbagaai macam gerakan yaitu: high impact (benturan keras), low impact (benturan ringan), dan multi impact (gabungan dari kedua gerakan di atas). Ketidakseimbangan antara kekuatan dan kelentukan (fleksibilitas) dan perubahan dalam sifat biomekanik tulang dapat dijadikan sebagai penyebab terjadinya cedera, karena tulang tidak kuat terhadap pembebanan secara tiba-tiba dan belum tahan terhadap benturanBila cedera olahraga diangap sebagai keadaan patologis, maka secara epidemiologis keadaan ini disebabkan oleh tiga faktor yaitu faktor host  (manusianya atau atlet), faktor agent (kegiatan yang berhubungan dengan olahraga), dan faktor environment (lingkungan). Ketidak seimbangan ketiga faktor inilah yang akan menimbulkan cedera.Ada beberapa cara pencegahan cedera yang dilakukan antara lain adalah pencegahan primer, pencegahan sekunder, dan pencegahan tertier. Dan dilanjutkan dengan pencegahan/ pemberian pertolongan berupa rest, ice, compression dan elevation (RICE). Untuk cedera yang dikatakan sebagai cedera berat, maka si korban harus ditangani oleh tenaga medis/ dokter ahli
PENGARUH PELATIHAN MENARIK KATROL BEBAN 5 KG DUABELAS REPETISI TIGA SET DAN SEMBILN REPETISI EMPAT SET TERHADAP PENINGKATAN DAYA LEDAK OTOT LENGAN SISWA SMK-1 DENPASAR Luh Putu Tuti Ariani
JURNAL PENJAKORA Vol. 1 No. 1 (2014): September 2014
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/penjakora.v1i1.11205

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan menarik katrol beban 5 dengan dua belas repetisi tiga set dan Sembilan repetisi 4 set terhadap daya ledak otot lengan siswa SMK 1 Denpasar. Pelatihan dilaksanakan selama 6 minggu dengan frekuensi 3 kali seminggu. Jumlah sampel 28 orang diambil secara purposive random. Sampel dibagi menjadi 2 kelompok, kelompok 1 diberikan pelatihan menarik katrol 5 kg dua belas repetisi 3 set sedangkan kelompok 2 diberikan pelatihan menarik katrol 5 kg dengan 9 repetisi 4 set selama 6 minggu.Data daya ledak otot lengan diambil pada saat sebelum dan sesudah pelatihan dengan menggunakan alat ukur bola softball. Data hasil pengukuran power otot lengan dianalisis dengan bantuan program SPSS 16.0. Beda rerata daya ledak otot lengan antara sebelum dan sesudah pelatihan dianalisis dengan paired t-test, sedangkan untuk mengetahui perbedaan peningkatan rerata daya ledak otot lengan antara masing-masing kelompok dianalisis dengan independent t-test dengan taraf signifikansi 0.05.Rerata daya ledak otot lengan sebelum pelatihan pada kelompok -1 adalah 29,56 meter dan setelah pelatihan 35,79 meter dengan selisih 6,23 meter yang menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna. Sedangkan rerata daya ledak otot lengan kelompok-2 sebelum pelatihan 29,52 meter dan setelah pelatihan 31,80 meter dengan selisih 1,24 meter yang menunjukkan perbedaan bermakna. Disimpulkan bahwa pelatihan menarik katrol beban 5 kg dua belas repetisi dan tiga set dan pelatihan menarik katrol beban 5 kg sembilan repetisi dan empat set dapat meningkatkan daya ledak otot lengan. Pelatihan menarik katrol beban 5 kg dua belas repetisi dan tiga set lebih baik dibandingkan dengan pelatihan menarik katrol beban 5 kg sembilan repetisi dan empat set pada siswa SMK-1 Denpasar.  
TESTOSTERON REPLACEMENT THERAPY PADA DISFUNGSI EREKSI OLEH KARENA DIABETES MELITUS Ni Luh Kadek Alit Arsani
JURNAL PENJAKORA Vol. 1 No. 1 (2014): September 2014
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/penjakora.v1i1.11206

Abstract

Disfungsi seksual banyak terjadi di masyarakat, baik pada pria maupun wanita, walaupun belum ada data yang pasti tentang insidennya. Salah satu disfungsi seksual pada pria yang sering dijumpai adalah disfungsi ereksi. Diduga tidak kurang dari 10% pria menikah di Indonesia mengalami disfungsi ereksi. Disfungsi ereksi lebih sering terjadi pada penderita diabetes melitus dibandingkan dengan populasi umum. Sekitar 30%-90%  pria dengan diabetes melitus akan menderita disfungsi ereksi. Sejak ditemukannya PDE-5 (Phosphodiesterase type 5) inhibitors untuk terapi disfungsi ereksi testosteron telah dikesampingkan sebagai terapi pilihan pada disfungsi ereksi. Tetapi sebesar 50% pria yang diterapi dengan PDE-5 inhibitors menunjukkan kegagalan. Hal ini menimbulkan ketertarikan pada terapi disfungsi ereksi dengan hormon testosterone. Hormon testosteron mempunyai peranan yang besar pada jaringan penis termasuk dalam mekanisme ereksi, memelihara dan mempertahankan integritas struktur jaringan erektil. Kekurangan testosteron akan menyebabkan gangguan pada anatomi dan fisiologi jaringan erektil, gangguan pada serabut saraf kavernosal. Secara histologis, gangguan yang nampak pada jaringan erektil penis adalah kehilangan serat-serat elastin pada tunika albuginea dan otot polos korpus kavernosum, digantikan oleh jaringan kolagen pada kedua struktur tersebut, terjadinya kebocoran pada vena (venous leakage) sehingga menyebabkan terjadinya venous reflux dan terjadilah gangguan ereksi. Penurunan 50% testosteron pada sirkulasi akan menyebabkan terjadinya penurunan tekanan darah intrakavernosal. Pada penderita diabetes melitus dengan disfungsi ereksi, pemberian testosteron akan dapat meningkatkan ketebalan otot polos korpus kavernosum sehingga dapat memperbaiki fungsi ereksi.
IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TIPE NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING SEPAK BOLA I Dewa Gede Buda Wisnawa
JURNAL PENJAKORA Vol. 1 No. 1 (2014): September 2014
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/penjakora.v1i1.11207

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing (kaki bagian dalam dan kaki bagian luar) sepak bola melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, yaitu guru sebagai peneliti yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek penelitian adalah siswa kelas X Peminatan Sosial 2 SMA Negeri 1 Ubud tahun pelajaran 2013/2014, berjumlah 31 orang dengan rincian 7 orang putri dan 24 orang putra. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif. Hasil analisis data aktivitas belajar secara klasikal teknik dasar passing sepak bola pada observasi awal adalah 6,3 (cukup), meningkat pada siklus I menjadi 7,59 (aktif), dan meningkat menjadi 8,39 (aktif) pada siklus II. Sedangkan persentase hasil belajar secara klasikal pada observasi awal adalah 29,0% (sangat kurang), meningkat pada siklus I menjadi 71,0% (cukup), dan meningkat menjadi 93,55% (sangat baik) pada siklus II. Dapat disimpulkan bahwa aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing (kaki bagian dalam dan kaki bagian luar) sepak bola meningkat melalui implementasi  model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas X Peminatan Sosial 2 SMA Negeri 1 Ubud Tahun Pelajaran 2013/2014. Disarankan kepada guru Penjasorkes dapat mengimplementasikan model pembelajaran ini karena terbukti dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing sepak bola. 
PENGARUH PELATIHAN SIT-UP BESAR SUDUT 450, 900, DAN 1200 TERHADAP KEKUATAN OTOT PERUT Made Meiriawati
JURNAL PENJAKORA Vol. 1 No. 1 (2014): September 2014
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/penjakora.v1i1.11208

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh pelatihan sit-up besar sudut 450, 900, dan 1200 terhadap kekuatan otot perut. Jenis penelitian adalah eksperimen dengan rancangan penelitian the modifide randomized pre-test post-tes control group design. Sampel penelitian siswa putra kelas X SMA Dharma Praja Denpasar tahun pelajaran 2012/2013 sebanyak 24 orang. Sampel dibagi menjadi 4 kelompok dengan jumlah yang sama. Kelompok 1 diberi perlakuan sit up besar sudut 450,kelompok 2 diberi pelatihan sit up besar sudut 900, kelompok 3 diberi pelatihan sit up besar sudut 1200 , dan kelompok 4 sebagai kelompok kontrol. Kekuatan otot perut diukur dengan tes sit up selama 30 detik. Data dianalisis dengan uji ANAVA satu jalur menggunakan program SPSS 16.0 pada taraf signifikansi 0.05.Uji ANAVA satu jalur menunjukkan terdapat perbedaan pengaruh antara masing-masing kelompok dengan nilai signifikansi hitung 0,000. Analisis dilanjutkan dengan uji Least Significant Different  (LSD) untuk memperoleh perbandingan antar kelompok. Hasil uji LSD menunjukkan nilai mean difference kelompok 1 terhadap kelompok kontrol 9,167, kelompok 2 terhadap kelompok kontrol 18,833, kelompok 3 terhadap kelompok kontrol 34,667.  Nilai mean difference dari kelompok perlakuan 3 terhadap kelompok perlakuan 1 sebesar 25,500. Nilai mean difference dari kelompok perlakuan 3 terhadap kelompok perlakuan 2 sebesar 15,833. Dari hasil analisis dan pembahasan disimpulkan bahwa: pelatihan sit-up besar sudut 450, 900, dan 1200 memiliki perbedaan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kekuatan otot perut siswa putra kelas X SMA Dharma Praja Denpasar tahun pelajaran 2012/2013, dimana kelompok perlakuan sit up besar sudut 1200 memiliki pengaruh tertinggi dalam meningkatkan kekuatan otot perut. 
PENGETAHUAN WISATAWAN TERHADAP RAMBU-RAMBU DAN SINYAL KESELAMATAN DI PANTAI KUTA I Made Febria Wibawa
JURNAL PENJAKORA Vol. 1 No. 1 (2014): September 2014
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/penjakora.v1i1.11210

Abstract

Pulau Bali merupakan salah satu tujuan utama wisata yang sangat diminati baik oleh para wisatawan asing maupun wisatawan domestik. Pulau Bali merupakan daerah yang terdiri dari pegunungan, perbukitan, dan pantai namun pantai yang menjadi objek favorit bagi wisatawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Tugas dan  tanggungjawab life guard. (2) Jenis rambu-rambu dan sinyal yang digunakan life guard. (3) Pengetahuan wisatawan dalam mengenali rambu-rambu dan sinyal yang digunakan oleh life guard. Penelitian dilakukan dengan metode dokumentasi dan metode angket. Subjek penelitian yaitu ditujukan pada pimpinan perusahaan, life guard dan wisatawan di pantai Kuta. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik deskriptif kualitatif terhadap data yang dikumpulkan dirangkai menjadi kata-kata. Hasilnya menunjukan bahwa: (1) Tugas dan tanggung jawab seorang life guard adalah menjaga keselamatan wisatawan yang beraktivitas di pantai. Pemahaman tentang situasi pantai bagi seorang life guard sangat penting untuk mengetahui lingkungan dan mampu memahami rambu-rambu dan sinyal yang digunakan dalam menjaga keselamatan wisatawan. (2) Jenis rambu-rambu yang digunakan oleh life guard antara lain bendera larangan berenang, bendera merah kuning untuk area berenang. Jenis sinyal yang digunakan oleh life guard yaitu dengan menggunakan bendera dan tanpa menggunakan bendera yang bertujuan untuk memperingati wisatawan dan berkomunikasi dengan sesame life guard tentang kondisi atau situasi laut dan pantai. (3) Pengetahuan wisatawan tentang rambu-rambu dan sinyal yang digunakan untuk keselamatan di pantai masih rendah. Sehingga dipandang perlu pemasangan informasi tentang rambu-rambu dan sinyal keselamatan disepanjang pantai kuta.

Page 1 of 1 | Total Record : 8