cover
Contact Name
Bachtiar
Contact Email
tiarfpug@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
journalofforestry@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota gorontalo,
Gorontalo
INDONESIA
Gorontalo Journal of Forestry Research
Published by Universitas Gorontalo
ISSN : 26142058     EISSN : 2614204X     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Gorontalo Journal of Forestry Research (GJFR) is a media publication for academics, researchers and practitioners to publish the results of research or scientific articles. GJFR is published 2 (two) periods each year, ie every April and October.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "VOLUME 4 NOMOR 2 TAHUN 2021 GORONTALO JOURNAL OF FORESTRY RESEARCH" : 6 Documents clear
ANALISIS POLA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI BIYONGA, KABUPATEN GORONTALO, PROVINSI GORONTALO Yosef Endri Cahyono; - Hasim; Iswan Dunggio
Gorontalo Journal of Forestry Research VOLUME 4 NOMOR 2 TAHUN 2021 GORONTALO JOURNAL OF FORESTRY RESEARCH
Publisher : Universitas Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32662/gjfr.v4i2.1698

Abstract

Daerah Aliran Sungai (DAS) Biyonga merupakan bagian dari DAS Limboto dan sekaligus menjadi daerah tangkapan air dari Danau Limboto. DAS Biyonga memiliki nilai penting bagi kehidupan masyarakat karena potensi ekonomi sumberdaya alam yang sangat besar. Saat ini DAS Biyoga memiliki kerentanan terhadap lingkungan akibat adanya perubahan pengunaan lahan yang berada di bagian hulu DAS. Meluasnya lahan kritis di DAS Biyonga di bagian hulu mengakibatkan terjadinya banjir di daerah Limboto. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kelas penggunan lahan di DAS Biyonga pada tahun 2000, 2010 dan 2020 serta menganalisa pola perubahan penggunaan lahan di DAS Biyonga dari tahun 2000 sampai dengan 2020. Metode yang digunakan yaitu pendekatan analisis spasial dan metode survei lapangan. Pendekatan analisis spasial digunakan untuk melakukan analisa perubahan penggunaan lahan tahun 2000 sampai dengan 2020 dengan memanfaatkan teknologi Sistem Informasi Geografis. Metode survei lapangan dilakukan dalam hal groundcheck terhadap hasil interpretasi penggunaan lahan dari data citra satelit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan lahan tahun 2020 didominasi oleh pertanian lahan kering seluas 3.744 ha (50,65%). Perubahan penggunaan lahan dari tahun 2000 sampai 2010 didominasi oleh berkurangnya luas hutan sebesar 254 ha dan bertambahnya permukiman sebesar 168 ha. Pada tahun 2010 sampai 2020 didominasi oleh bertambahnya pertanian lahan kering sebesar 322 ha dan berkurangnya semak belukar sebesar 219 ha. Hasil analisa menunjukkan bahwa pola perubahan penggunaan lahan yang terjadi di DAS Biyonga didominasi oleh perubahan penggunaan lahan hutan menjadi pertanian lahan kering, semak belukar menjadi pertanian lahan kering dan sawah menjadi permukiman.
MAPPING THE SUITABILITY OF ECOLOGICAL AND SOCIAL CONDITIONS OF Rafflesia patma IN PANGANDARAN NATURE RESERVE Ibnu Mustofa; Lies Rahayu Wijayanti Faida; Denni Susanto
Gorontalo Journal of Forestry Research VOLUME 4 NOMOR 2 TAHUN 2021 GORONTALO JOURNAL OF FORESTRY RESEARCH
Publisher : Universitas Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32662/gjfr.v4i2.1739

Abstract

Rafflesia patma is one of endangered species in Indonesia. It is nature population was currently decreasing due to Rafflesia patma holoparasitic nature, whose existence depends on its host (Tetrastigma sp). Pangandaran Nature Reserve is one of areas which has become the habitat of Rafflesia patma in Indonesia. This study aimed to know the suitability of ecological and social habitat for Rafflesia patma in Pangandaran Nature Reserve. The Spatial Multi Criteria Analysis (SMCA) had been done using ecological and social conditions approach that influencing the existence of Rafflesia patma. Parameters of ecological conditions used were the presence of Rafflesia patma, host, predators, and water source. While the social conditions used were the center of human activity and accessibility. Each parameter was scored and overlaid into a map of the suitability of ecological and social conditions. Scoring in each parameter based on a literature study. The result showed that there were three classes of suitability for ecological and social conditions. Location with the most suitable result was 52,5 ha or 12,52%, suitable 176,5 ha 42,09%, and that did not suitable for the ecological and social conditions was 190,3 ha or 45,39%. Location with the most suitable conditions for Rafflesia patma habitat spread in the area which was an ecotone of coastal forest and lowland forest. Based on these results, the management of Pangandaran Nature Reserve need to pay more attention to the ecological habitat of Rafflesia patma. In addition, restrictions on community activities also need to be carried out in order to minimize habitat disturbance by the surrounding community.
KELIMPAHAN MAKROFAUNA TANAH PADA LAHAN PASCA ERUPSI GUNUNG MERAPI TAHUN 2010 DI KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG MERAPI Yusuf Aminudin; Puji Lestari; Eko Prasetyo; Singgih Utomo
Gorontalo Journal of Forestry Research VOLUME 4 NOMOR 2 TAHUN 2021 GORONTALO JOURNAL OF FORESTRY RESEARCH
Publisher : Universitas Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32662/gjfr.v4i2.1658

Abstract

Erupsi Gunung Merapi terjadi secara periodik yang menyebabkan tanah selalu terbarui setelah terjadinya erupsi. Faktor ketinggian tempat menjadi salah satu faktor penyebab adanya perbedaan ketebalan timbunan material vulkanik yang berupa pasir, kerikil dan bebatuan. Akibat dari perbedaan tersebut berpengaruh terhadap perbedaan vegetasi penutup lahan terutama pada bagian atas yang didominasi oleh jenis invasif Acacia decurren. Penelitian ini untuk mengetahui jenis-jenis makrofauna tanah dan membandingkan kekayaan (DMg), keanekaragaman (H’) dan keseragaman (E) spesies di dalam dan di luar tegakan pada lahan pasca erupsi Gunung Merapi tahun 2010. Penelitian dilakukan di Kawasan Kalikuning Park yang berada di Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) dengan menggunakan metode hand sorting. Pembuatan plot ukur setiap lokasi sebanyak 6 buah yang dibagi menjadi 3 buah di dalam tegakan dan 3 buah berada di luar tegakan. Pengukuran kondisi lingkungan yang dilakukan pengukuran kelembaban, suhu, kecepatan angin, intensitas cahaya, suhu tanah, pH dan bahan organik tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa vegetasi penutup menyebabkan adanya perbedaan keberadaan dan distribusi makrofauna tanah. Jenis yang ditemukan seperti cacing, Rhizotrogus aequinoctialis, Rhizotrogus marginipes, laba-laba, lenyai, kelabang, kaki seribu, semut hitam, semut merah dan yellow mealworm. Pada lokasi di dalam tegakan memperoleh nilai DMg= 3,27, H’= 2,739, E= 1,038. Lokasi di luar tegakan memperoleh nilai DMg= 2,04, H’= 1,99, E= 0,961
PEMETAAN ISU DAN WILLINGNESS TO PAY (WTP) DI HUTAN BAMBU ALU DARI SUDUT PANDANG PENGUNJUNG DAN CALON PENGUNJUNG Muhammad Rizky Prawira; Sitti Hadijah; Nuraeni M; Ritabulan Ritabulan
Gorontalo Journal of Forestry Research VOLUME 4 NOMOR 2 TAHUN 2021 GORONTALO JOURNAL OF FORESTRY RESEARCH
Publisher : Universitas Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32662/gjfr.v4i2.1813

Abstract

ABSTRAKProgram Pengembangan Desa Mitra (PPDM) di Desa Alu, Polewali Mandar, Sulawesi Barat telah memasuki tahun yang ketiga. Tujuan dari program ini adalah untuk mewujudkan Desa Bambu Alu sebagai sentra ekowisata berkelanjutan berbasis kerajinan bambu, dimana Desa Alu dikenal memiliki hutan bambu yang luas yang sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai  pusat pariwisata di wilayah ini. Pada tahun ke ketiga ini, tim PPDM melakukan observasi pemetaan isu terkait  potensi atau kelebihan dan permasalahan atau kelemahan sekaligus analisis kesediaan membayar (willingness to pay)  di Hutan Bambu Alu berdasarkan aspirasi pengunjung dan calon pengunjung. Observasi dilakukan dengan penyusunan dan penyebaran kuesioner kepada 43 responden yang berpartisipasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil hipotesis pasar, dapat disimpulkan bahwa para pengunjung dan calon pengunjung cukup setuju bahwa Hutan Bambu Alu memiliki potensi yang besar dengan produk bambu sebagai daya tarik tersendiri, serta peran pemerintah daerah setempat sangat signifikan dalam pencapaian Hutan Bambu Alu sebagai sentra ekowisata. Namun di sisi lain, kondisi alam dapat mengancam keberlangsungan dari ekowisata Hutan Bambu Alu, serta Hutan Bambu Alu belum memiliki pemetaan rencana atau master plan yang jelas dalam pembangunan visi ekowisata ke depannya. Dari aspek nilai lelang atau penawaran, didapati bahwa harga tiket masuk di kisaran Rp. 2.000 dan Rp. 3.000 adalah nilai yang paling sesuai bagi para pengunjung dan calon pengunjung di Hutan Bambu Alu.. Selain itu, nilai paket wisata di harga Rp. 150.000 adalah yang paling pas untuk ditawarkan kepada para pengunjung dan calon pengunjung. Dari aspek fasilitas penunjang, mayoritas pengunjung dan calon pengunjung cukup puas dengan ketersediaan fasilitas di Hutan Bambu Alu, terkecuali untuk kualitas jalanan yang masih kurang baik serta aksibilitas menuju area Hutan Bambu Alu yang masih meragukan.Kata kunci: PPDM; Ekowisata; Hutan Bambu Alu; Pemetaan Isu; Willingness to Pay ABSTRACTThe Partner Village Development Program (PPDM) in Alu Village, Polewali Mandar, West Sulawesi has entered its third year. The aim of this program is to realize Alu Bambu Village as a center for sustainable ecotourism based on bamboo crafts, since Alu Village is commonly known for its large bamboo forest which has the potential to be developed as a tourism center in this region. In this third year, the PPDM team maps the issues related to potential or strengths and problems or weaknesses as well as an analysis of willingness to pay in Alu Bamboo Forest based on the aspirations of visitors and potential visitors. Observations were made by compiling and distributing questionnaires to the 43 participating respondents. The results show that from the market hypothesis, it can be concluded that visitors and potential visitors quite agree that the Alu Bamboo Forest has great potential with bamboo products as its main attraction, and the role of the local government is very significant in achieving the Alu Bamboo Forest as an ecotourism center. But on the other hand, natural conditions can threaten the sustainability of the Alu Bamboo Forest ecotourism, and the Alu Bamboo Forest does not yet have a clear master plan in the development of an ecotourism vision in the future. From the aspect of the value of the auction or bidding, it is found that the ticket price within the range of Rp. 2,000 and Rp. 3,000 is the most suitable value for visitors and potential visitors to the Alu Bamboo Forest. In addition, the price of the tour package of Rp. 150,000 is the most appropriate to offer to visitors and potential visitors. From the aspect of supporting facilities, the majority of visitors and prospective visitors are quite satisfied with the availability of facilities in the Alu Bamboo Forest, except for the poor quality of the roads and the accessibility to the Alu Bamboo Forest area which is still questionable.Keywords: PPDM; Ecotourism; Alu Bamboo Forest; Mapping of Issue; Willingness to Pay
KARAKTERISTIK PELAKU USAHA DAN PENGUNJUNG DI KAWASAN EKOWISATA TANGKAHAN SELAMA MASA PANDEMI COVID-19 Hannan Rafiq Nasution; Susni Herwanti; Indra Gumay Febriyano; Gunardi Joko Winarno
Gorontalo Journal of Forestry Research VOLUME 4 NOMOR 2 TAHUN 2021 GORONTALO JOURNAL OF FORESTRY RESEARCH
Publisher : Universitas Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32662/gjfr.v4i2.1697

Abstract

Pandemi COVID-19 yang mewabah di Indonesia menjadikan suatu permasalahan yang dihadapi sehingga berdampak terhadap Kawasan Ekowisata Tangkahan untuk menekan pencegahan penyebaran virus COVID-19. Tujuan penelitian untuk mengetahui karakteristik pelaku usaha dan pengunjung di kawasan Ekowisata Tangkahan selama masa pandemi COVID-19. Penelitian ini dilakukan di Ekowisata Tangkahan yang terletak di dua wilayah desa yaitu Desa Namu Sialang dan Desa Sei Serdang, Kecamatan Batang Serangan, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dengan cara kuesioner, wawancara, dan observasi, serta dianalisis dampak sosial akibat COVID-19 yang terjadi terhadap Kawasan Ekowisata Tangkahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akibat pandemi COVID-19 menyebabkan kunjungan wisatawan lokal pada tahun 2020 berkurang sebanyak 68% dibanding tahun 2019 serta kunjungan wisatawan mancanegara pada tahun 2020 berkurang sebanyak 52% dibanding pada tahun 2019. Pelaku usaha melakukan penutupan sementara kegiatan usaha selama penutupan Ekowisata Tangkahan yang menyebabkan pelaku usaha sebanyak 36% menjadi pengangguran. 
NILAI EKONOMI SIMPANAN KARBON KEBUN RAYA JOMPIE KOTA PAREPARE Muhammad Ichwan Kadir
Gorontalo Journal of Forestry Research VOLUME 4 NOMOR 2 TAHUN 2021 GORONTALO JOURNAL OF FORESTRY RESEARCH
Publisher : Universitas Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32662/gjfr.v4i2.1779

Abstract

Keberadaan  Kebun Raya Jompie Pare-Pare memiliki manfaat bagi masyarakat sekitarnya dan masyarakat Kota Pare-Pare, baik secara ekonomi maupun ekologi. Penelitian ini bertujuan mengetahui (1) berapa nilai manfaat simpanan karbon Kebun Raya Jompie Parepare, dan (2) berapa besar Nilai Ekonomi simpanan karbon Kebun Raya Jompie . Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Soreang Kota Parepare Provinsi Sulawesi Selatan. Pengumpulan data lapangan, pengolahan dan analisis data serta penyusunan tesis berlangsung pada bulan Maret s.d September 2015. Data dianalisis melalui pendekatan pasar proksi dengan Teknik Barang Proksi (proxy good technique). Hasil penelitian menunjukkan tingakat ketergantungan masyarakat pada areal Kebun Raya Jompie Parepare (KRJP) sangat tinggi baik secara langsung maupun tidak langsung. Nilai manfaat simpanan karbon yang di peroleh adalah 60,67 ton/tahun dengan nilai ekonomi simpanan karbon Rp. 7.845.899/tahun ABSTRACTThe existence of Botanical Garden Jompie Parepare benefits the peoplein Parepare and surrounding areas, both economically and ecologically. This rearch aimed (1)to calculate the total carbon value of the Jompie Botanical Gardens, Parepare (2) calculate the economic value of the carbon of the Jompie Botanical Gardens, Parepre. The research, i.e. the collection, the processing and the analysis of the data, was conducted in Soreang Sub-District, Parepare City, South Sulawesi Province from March through September 2015. The data were then analyzed through the proxy market approach with the proxy goods technique. The research results indicated that the direct and indirect dependency level of the society on the area of Jompie Botanical Garden, Parepare (KRJP) was very high. The benefit obtained from the values of the carbon was 60,67 ton/year or the carbon economical value of Rp. 7.845.899/year. 

Page 1 of 1 | Total Record : 6