cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science, Education,
Arjuna Subject : -
Articles 14 Documents
Search results for , issue "Vol 11, No 2 (2016): Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana" : 14 Documents clear
MITIGASI LAHAN TERDEGRADASI AKIBAT PENAMBANGAN MELALUI REVEGETASI Sittadewi, E. Hanggari
Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana Vol 11, No 2 (2016): Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6471.117 KB) | DOI: 10.29122/jstmb.v11i2.3690

Abstract

Salah satu dampak negatif dari aktifitas penambangan adalah terjadinya degradasi lahan. Degradasi lahan ditandai dengan menurunnya kondisi fisik, kimia dan biologi. Mitigasi atau upaya pencegahan harus dilakukan agar tidak berlanjut ke kondisi yang lebih parah. Revegetasi adalah langkah yang dapat dilakukan untuk mitigasi lahan terdegradasi tersebut. Keberhasilan revegetasi tergantung pada pemilihan vegetasi yang adaptif dan cepat tumbuh sesuai dengan karakteristik tanah, iklim dan kegiatan pasca  penambangan. Selain itu perbaikan kondisi fisik, kimia dan biologi lahan juga ikut menentukan keberhasilan revegetasi. Beberapa jenis tanaman cepat tumbuh (Fast Growing Plant) yang umum digunakan untuk revegetasi adalah sengon laut (Paraserianthes falcataria), akasia (Acasia mangium, Acasia crassicarpa), Lamtoro (Leucaena glauca), turi (Sesbania grandiflora), gamal (Gliricidia sepium). Selain tanaman cepat tumbuh, tanaman lokal juga menjadi pilihan untuk revegetasi. Keberhasilan revegetasi akan meningkatkan kadar bahan organik dan memperbaiki siklus hara serta meningkatkan jumlah dan aktifitas mikroba. Hal ini akan memperbaiki kondisi fisik, kimia dan biologi sehingga degradasi lahan pasca penambangan tidak terjadi lebih buruk.
BENCANA BANJIR BANDANG DI GARUT 20 SEPTEMBER 2016 G. Tejakusuma, Iwan
Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana Vol 11, No 2 (2016): Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6467.579 KB) | DOI: 10.29122/jstmb.v11i2.3686

Abstract

Bencana banjir bandang terjadi di Garut pada 20 September 2016. Bencana ini merupakan bencana terbesar dalam sejarah kota ini dan menimbulkan korban jiwa sebanyak 33 orang tewas, 20 orang hilang tersapu aliran banjir bandang dan lebih dari 6300 orang mengungsi serta sekitar 2000 rumah mengalami kerusakan. Curah hujan yang sangat tinggi hingga mencapai di atas 150 mm atau tergolong ekstrim terjadi di hulu dan tengah Daerah Aliran Sungai Cimanuk. Perubahan penggunaan lahan dari hutan menjadi perkebunan menyebabkan run off menjadi semakin besar dan menyumbang faktor yang signifikan dalam terjadinya banjir bandang. Morfologi sungai berkelok pada setelah morfologi perbukitan dan pegunungan serta perkembangan permukiman di tepi sungai memberikan efek tingginya risiko bencana di Garut. Kombinasi curah hujan yang tinggi, perubahan penggunaan lahan dan morfologi sungai yang disertai dengan perkembangan permukiman di tepi sungai yang tidak ditata dengan baik menjadi faktor dominan untuk terjadinya bencana banjir bandang di Garut.
PENETAPAN PRIORITAS LOKASI PEMANFAATAN ALAT PERINGATAN DINI LONGSOR DI JAWA BARAT Wisyanto, Wisyanto; Putra, Ahmad Pratama
Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana Vol 11, No 2 (2016): Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6471.125 KB) | DOI: 10.29122/jstmb.v11i2.3691

Abstract

Salah satu bagian penting dalam upaya penanggulangan bencana longsor adalah peningkatan kesiapsiagaan melalui pemasangan alat peringatan dini longsor. Pemerintah pusat berencana memasang beberapa alat peringatan dini untuk Wilayah Jawa Barat. Adanya keterbatasan alat yang mungkin diadakan, sedang jumlah lokasi yang perlu dipantau cukup banyak, maka diperlukan suatu langkah penentuan skala prioritas pemasangan terhadap kesemua daerah rawan yang ada. Analisis data terhadap kesemua kondisi titik-titik rawan longsor tersebut, serta dibantu dengan metoda skor dan pembobotan dari 8 parameter penting gerakan tanah, telah ditetapkan 3 titik rawan longsor yang akan dipasang alat peringatan dini longsor. Ketiga lokasi tersebut adalah Kampung Talegong dan Urug, Blok Babakan Sari dan Kampung Margahayu.
METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DALAM MENENTUKAN PEMBOBOTAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KERENTANAN GEDUNG DI DKI JAKARTA TERHADAP ANCAMAN GEMPA Umbara, Raditya Panji
Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana Vol 11, No 2 (2016): Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6470.953 KB) | DOI: 10.29122/jstmb.v11i2.3687

Abstract

Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta berada pada zona ancaman gempa sedang, akan tetapi ada kemungkinan terjadi gempa skala besar. Gempa dapat memberikan ancaman terhadap gedung-gedung di DKI Jakarta. Di dalam tulisan ini akan dihitung nilai bobot dari faktor-faktor yang mempengaruhi kerentanan gedung di DKI Jakarta terhadap ancaman gempa menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Kriteria-kriteria yang dihitung dalam pembobotaan menggunakan AHP yaitu bentuk gedung, fungsi gedung, tahun desain, dan jumlah lantai. Dari hasil penghitungan pembobotan dapat digunakan untuk pembuatan peta kerentanan gedung di DKI Jakarta terhadap ancaman gempa.

Page 2 of 2 | Total Record : 14