cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Harmony : Jurnal Pembelajaran IPS dan PKN
ISSN : 25484621     EISSN : 25484648     DOI : -
Core Subject : Social,
Arjuna Subject : -
Articles 248 Documents
PENDAMPINGAN PENULISAN ARTIKEL JURNAL BAGI GURU IPS SMP KABUPATEN BATANG SEBAGAI WUJUD NILAI KARAKTER PEDULI FIS UNNES
Harmony: Jurnal Pembelajaran IPS dan PKN Vol 3 No 2 (2018): November 2018
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmony.v3i2.28184

Abstract

The target of this service is to increase the willingness of teachers to write journals and research reports, improve the ability of teachers to write scientific works, namely through mentoring the writing of journal articles for social studies teachers at Batang Regency Middle School as a form of UNNES conservation spirit. The benefits of this service are expected to be able to provide social studies teachers for junior high schools across Batang Regency with the willingness and skills to create scientific papers so that they can increase their knowledge and increase their income as a consequence of their promotion. This service method consists of four stages of activity, namely planning, implementation, monitoring and evaluation. While the steps of this service activity consist of three core training material activities, namely training material on the preparation of PTK proposals, training material on the preparation of PTK reports, and training in making articles to be published in the journal. Target pengabdian ini adalah untuk meningkatkan kemauan guru menulis jurnal dan laporan penelitian, meningkatkan kemampuan guru menulis karya ilmiah, yaitu melalui pendampingan penulisan artikel jurnal bagi guru IPS SMP Kabupaten Batang sebagai wujud spirit konservasi UNNES. Manfaat dari kegiatan pengabdian ini diharapkan dapat membekali guru IPS SMP se-Kabupaten Batang mempunyai kemauan dan keterampilan untuk membuat karya tulis ilmiah sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan meningkatkan pendapatannya sebagai konsekuensi dari kenaikan pangkatnya. Metode pengabdian ini terdiri dari empat tahapan kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Sedangkan langkah-langkah kegiatan pengabdian ini terdiri dari tiga kegiatan inti materi pelatihan yaitu pelatihan materi tentang penyusunan proposal PTK, pelatihan materi tentang penyusunan laporan PTK, dan pelatihan pembuatan artikel yang akan dimuat dalam jurnal.
Pentingnya Pendidikan Karakter Melalui Keteladanan Guru
Harmony: Jurnal Pembelajaran IPS dan PKN Vol 4 No 1 (2019): Volume 4 Nomor 1 Mei 2019
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmony.v4i1.31153

Abstract

Character education for students is considered very important to be implemented immediately in the education unit. The implementation will be more effective if the teacher is able to place himself as an example for his students. Before character building for students, the teacher is emphasized to first have character. The character of the teacher who has character will have a positive effect on the development of the character of students both from speech, attitude, behavior, appearance, and habits in school and in the community. Pendidikan karakter bagi peserta didik dirasa sangat penting untuk segera dilaksanakan di satuan pendidikan. Pelaksanaanya akan lebih efektif apabila guru mampu menempatkan diri sebagai teladan bagi peserta didiknya. Sebelum melakukan pembinaan karakter kepada peserta didik maka guru ditekankan untuk terlebih dahulu berkarakter. Sosok guru yang berkarakter akan memberi efek positif bagi perkembangan karakter peserta didik baik dari tutur kata, sikap, perilaku, penampilan, dan kebiasaan di sekolah maupun di lingkungan masyarakat.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN PPKN DI KELAS VII
Harmony: Jurnal Pembelajaran IPS dan PKN Vol 4 No 1 (2019): Volume 4 Nomor 1 Mei 2019
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmony.v4i1.31516

Abstract

This study aims to determine the independence of learning in the civic education area in class VII at 92 Junior High School between before the implementation of group investigation (GI) learning model after the implementation of group investigation (GI) learning model. This research uses experimental method. This experimental study used the Pretest-Posttest Control Design design. The design consists of two groups, namely the experimental group and the control group. Both groups were given pre and post test but only one group was given treatment (treatment). With this design, there are differences in the achievement of independence between the experimental group and the achievement of the independence of the control group. Data collection uses questionnaires to collect data on learning independence. The population of this study are all students of class VII at 92 Junior High School from class VII A to class VII F. While technique used for this research use Simple Random Sampling with obtained class VII F as experiment class and class VII C as control class. The study was conducted from early March 2017 to early May 2017. The data collected were analyzed using statistical analysis technique. Testing the research hypothesis using T-test. Hypothesis testing showed that: 1) The sample of the experimental class and the control class came from the normally distributed population. 2) Based on the data analysis both samples are homogeneous; 3) There is a higher change in terms of learning independence in the class that received treatment compared with the class that did not receive treatment. The conclusion of this research there is a higher influence of the use of group investigation model (GI) of student independence learning in the civic education at 92 Junior High School Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemandirian belajar di bidang pendidikan kewarganegaraan di kelas VII di 92 SMP antara sebelum penerapan model pembelajaran investigasi kelompok (GI) setelah penerapan model pembelajaran investigasi kelompok (GI). Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Penelitian eksperimental ini menggunakan desain Desain Kontrol Pretest-Posttest. Desain terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok diberikan pre dan post test tetapi hanya satu kelompok yang diberi perlakuan (treatment). Dengan desain ini, ada perbedaan dalam pencapaian kemandirian antara kelompok eksperimen dan pencapaian kemandirian kelompok kontrol. Pengumpulan data menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan data tentang kemandirian belajar. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas VII SMP Negeri 92 dari kelas VII A sampai kelas VII F. Sedangkan teknik yang digunakan untuk penelitian ini menggunakan Simple Random Sampling dengan diperoleh kelas VII F sebagai kelas eksperimen dan kelas VII C sebagai kelas kontrol . Penelitian dilakukan dari awal Maret 2017 hingga awal Mei 2017. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan uji-T. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa: 1) Sampel kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal. 2) Berdasarkan analisis data, kedua sampel homogen; 3) Ada perubahan yang lebih tinggi dalam hal kemandirian belajar di kelas yang menerima pengobatan dibandingkan dengan kelas yang tidak menerima pengobatan. Kesimpulan dari penelitian ini ada pengaruh yang lebih tinggi dari penggunaan model investigasi kelompok (GI) pembelajaran kemandirian siswa dalam pendidikan kewarganegaraan di 92 SMP Jakarta
IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEGIATAN KEPRAMUKAAN
Harmony: Jurnal Pembelajaran IPS dan PKN Vol 4 No 1 (2019): Volume 4 Nomor 1 Mei 2019
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmony.v4i1.32648

Abstract

This study aims to find out about: (1) the implementation of the scout program activities in Madrasah Aliyah Al Asror (2) the role of scouts in implementing Pancasila values ​​in Madrasah Aliyah Al Asror (3) Factors that support and hinder the implementation of scout education in the implementation of scout values the value of Pancasila in Madrasah Aliyah Al Asror. This type of research is a qualitative study, the findings are not obtained through statistical procedures or quantification. The informant in this study was the scoutmaster of Madrasah Aliyah Al Asror. Data collection techniques used were observation, interviews and documentation. The results of this study indicate that: (1) the implementation of the scout program in Madrasah Aliyah Al Asror has two types of scout activities, namely outdor and indor. To outdor with the existence of PBB (Line Regulation Line) and explore nature. As for indor with material and games in the room. (2) The application of the divine value can be seen from the obedience of members of scouts in practicing the teachings of Religion. The application of human values ​​can be seen from the love between Scout members. Application of the value of unity seems to be carried out activities always prioritize to foster a sense of togetherness. The application of popular values ​​can be seen from the preservation of democracy in scouting activities. The value of Justice can be seen from the tolerance level of Scout members. (3) Supporting factors for the implementation of Pancasila values ​​in scouting activities are influenced by several factors, including having a program, providing infrastructure, and supervising and guiding by a scoutmaster. The inhibiting factor of the implementation of Pancasila values ​​is derived from 2 factors, namely individual factors and supporting environment. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang: (1) pelaksanaan program kegiatan pramuka di Madrasah Aliyah Al Asror (2) peran pramuka dalam mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila di Madrasah Aliyah Al Asror (3) Faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan pendidikan pramuka dalam implementasi nilai-nilai Pancasila di Madrasah Aliyah Al Asror. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yaitu hasil temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau cara kuantifikasi. Informan dalam penelitian ini adalah pembina pramuka Madrasah Aliyah Al Asror. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara serta dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) pelaksanaan program kegiatan pramuka di Madrasah Aliyah Al Asror memiliki dua jenis kegiatan pramuka, yaitu outdor dan indor. Untuk outdor dengan adanya PBB (Peraturan Baris Berbaris) dan menyusuri alam. Sedangkan untuk indor dengan materi dan permainan didalam ruangan. (2) Penerapan nilai ketuhanan tampak terlihat dari ketaatan anggota pramuka dalam mengamalkan ajaran-ajaran Agama. Penerapan nilai kemanusiaan tampak dari rasa kasih sayang antar anggota Pramuka. Penerapan nilai persatuan tampak kegiatan yang dilakukan selalu mengedepankan untuk memupuk rasa kebersamaan. Penerapan nilai kerakyatan tampak dari terjaganya demokrasi dalam kegiatan kepramukaan. Nilai Keadilan tampak dari tingkat toleransi anggota Pramuka. (3) Faktor pendukung implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan pramuka dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya mempunyai program, menyediakan sarana prasarana, dan pengawasan dan pembinaan oleh pembina pramuka. Faktor penghambat implementasi nilai-nilai Pancasila bersumber dari dua faktor, yakni faktor individu dan lingkungan penunjang.
POLA ADAPTASI MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR DI KECAMATAN KALIDONI SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 5 PALEMBANG
Harmony: Jurnal Pembelajaran IPS dan PKN Vol 4 No 1 (2019): Volume 4 Nomor 1 Mei 2019
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmony.v4i1.34919

Abstract

The problem in this study is how the adaptation patterns of the community to flooding in the kalidoni sub-district as a source of eleventh grade learning for the purpose of this study to be used as learning. This research method uses descriptive qualitative research methods. Data collection techniques in this stud were observation, interviews and documentation. Based on observations and interviews it can be concluded the truth of the adaptation patterns of the community to the flood disaster in the kalidoni sub-district can be used as teaching materials for teachers in sosial studies next class (XI) of sosial science knowledge to facilitate the learning process and can be used as a learning resource. Masalah dalam penelitian ini bagaimanakah pola adaptasi masyarakat terhadap bencana banjir di kecamatan kalidoni sebagai sumber belajar kelas XI SMA Tujuan penelitian ini untuk di jadikan pembelajaran. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. berdasarkan hasil observasi dan wawancara dapat disimpulkan kebenaran pola adaptasi masyarakat terhadap bencana banjir di kecamatan kalidoni dapat di jadikan bahan ajar guru dalam kegiatan pembelajaran kelas XI IPS untuk memudahkan proses belajar serta dapat dijadikan sumber belajar.
Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Pada Peserta Didik Kelas XI IPS Di SMA N 1 Talang Ubi Kab. PALI
Harmony: Jurnal Pembelajaran IPS dan PKN Vol 4 No 1 (2019): Volume 4 Nomor 1 Mei 2019
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmony.v4i1.34920

Abstract

This study aims to find out how the effect of project-based learning on creative thinking skills in students of class XI IPS in SMA N 1 Talang Ubi KAB. PALI, the research method used is the experimental method. There are two classes used for the research sample, namely class XI IPS 3 as an experimental class and class XI IPS 2 as a control class, each class has 32 students, the material used in this study is natural disaster mitigation by giving treatment to the experimental class in the form of making projects about natural disaster mitigation is made in groups and presented to the class, it aims to create a brave and confident attitude of students and trigger students to think creatively, while in the control class only using conventional models or lectures, the results which can be obtained is that there is an influence of the application of the project-based learning model on the creative thinking ability of students of class XI IPS SMA N 1 Talang Ubi Kab. PALI with an average score of 79.5 for the experimental class and 67.1 for the control class. Penelitian ini bertujan untuk mengetahui bagaimana pengaruh pembelajaran berbasis proyek terhadap kemampuan berpikir kreatif pada peserta didil kelas XI IPS di SMA N 1 Talang Ubi KAB. PALI, metode penelitian yang di gunakan adalah metode eksperimen. Terdapat dua kelas yang di gunakan untuk sampel penelitian yaitu kelas XI IPS 3 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPS 2 sebagai kelas kontrol, kedua kelas masing masing berjumlah 32 peserta didik, materi yang di gunakan pada peneltian ini adalah mitigasi bencana alam dengan memberikan perlakuan pada kelas eksperimen berupa pembuatan proyek tentang mitigasi bencana alam dibuat perkelompok dan di presentasikan ke depan kelas,hal ini bertujuan untuk menimbulkan sikap berani dan percaya diri peserta didik dan mimicu peserta didik untuk berpikir kreatif , sementara pada kelas kontrol hanya menggunakan model konvensional atau ceramah, hasil yang di dapat adalah ada pengaruh penerapan model pembelajaran berbasis proyek terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik kelas XI IPS SMA N 1 Talang Ubi Kab. PALI dengan hasil rata rata kelas eksperimen 79,5 dan kelas kontrol 67,1.
PELATIHAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN LOKAL BAGI GURU IPS SMP KABUPATEN SEMARANG SEBAGAI WUJUD KONSERVASI SOSIAL UNTUK MENGHADAPI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0
Harmony: Jurnal Pembelajaran IPS dan PKN Vol 4 No 1 (2019): Volume 4 Nomor 1 Mei 2019
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmony.v4i1.35801

Abstract

The objectives of community service are as follows: (1) providing knowledge about Local Wisdom-Based Character Education to Social Sciences teachers in Semarang Regency; (2) training Local Wisdom-Based Character Education in Social Sciences teachers in Semarang Regency. The methods for carrying out this service include outlining priority issues; detailing the justification of problems and solutions; approaching service through lectures, group discussions, questions and answers, brainstorming, and demonstrations; detail work procedures. The results of community service activities, namely the Semarang MGMP Social Sciences teacher, were given material about Presidential Regulation No. 87 of 2017 concerning Strengthening Character Education and material on the implementation of Presidential Regulation No. 87 of 2017 concerning Strengthening Character Education in social studies learning. The conclusion in this community service is that the enthusiasm of the trainees makes its own optimism for the development of science and teaching in schools. Tujuan dalam pengabdian masyarakat sebagai berikut: (1) memberikan pengetahuan tentang Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal pada guru IPS SMP Kabupaten Semarang; (2) melatihkan Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal pada guru IPS SMP Kabupaten Semarang. Metode pelaksanaan pengabdian ini antara lain memaparkan persoalan prioritas; merinci justifikasi permasalahan dan solusi; melakukan pendekatan pengabdian melalui ceramah, diskusi kelompok, tanya jawab, curah pendapat, dan demonstrasi; merinci prosedur kerja. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat yaitu guru IPS MGMP Kabupaten Semarang diberi materi tentang Perpres No. 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter dan materi tentang implementasi Perpres No. 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter dalam pembelajaran IPS. Simpulan dalam pengabdian masyarakat ini yaitu Antusias para peserta pelatihan menjadikan optimisme tersendiri bagi pengembangan keilmuan dan pengajaran di sekolah.
PELATIHAN PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL BAGI GURU MGMP IPS SMP KOTA SEMARANG SEBAGAI WUJUD KONSERVASI SOSIAL UNTUK MENGHADAPI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0
Harmony: Jurnal Pembelajaran IPS dan PKN Vol 4 No 1 (2019): Volume 4 Nomor 1 Mei 2019
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmony.v4i1.35802

Abstract

The objectives of community service are as follows: (1) providing knowledge about the making of learning media based on local wisdom for MGMP IPS teachers of SMP Semarang City as a form of social conservation to face the era of the industrial revolution 4.0; (2) train the making of learning media based on local wisdom for MGMP IPS teachers of Semarang City Junior High School as a form of social conservation to face the era of the industrial revolution 4.0. The methods for carrying out this service include outlining priority issues; detailing the justification of problems and solutions; approaching service through lectures, group discussions, questions and answers, brainstorming, and demonstrations; detail work procedures. The results of community service activities, namely the Semarang MGMP Social Sciences teacher, were given material about social studies learning media and material on social science learning media based on local wisdom. The conclusion in this community service is that the enthusiasm of the trainees makes its own optimism for the development of science and teaching in schools. Tujuan dalam pengabdian masyarakat sebagai berikut: (1) memberikan pengetahuan tentang pembuatan media pembelajaran berbasis kearifan lokal bagi guru MGMP IPS SMP Kota Semarang sebagai wujud konservasi sosial untuk menghadapi era revolusi industri 4.0; (2) melatihkan pembuatan media pembelajaran berbasis kearifan lokal bagi guru MGMP IPS SMP Kota Semarang sebagai wujud konservasi sosial untuk menghadapi era revolusi industri 4.0. Metode pelaksanaan pengabdian ini antara lain memaparkan persoalan prioritas; merinci justifikasi permasalahan dan solusi; melakukan pendekatan pengabdian melalui ceramah, diskusi kelompok, tanya jawab, curah pendapat, dan demonstrasi; merinci prosedur kerja. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat yaitu guru IPS MGMP Kota Semarang diberi materi tentang media pembelajaran IPS dan materi tentang media pembelajaran IPS berbasis kearifan lokal. Simpulan dalam pengabdian masyarakat ini yaitu Antusias para peserta pelatihan menjadikan optimisme tersendiri bagi pengembangan keilmuan dan pengajaran di sekolah.
PELATIHAN PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPS BERORIENTASI PADA PERPRES NOMOR 87 TAHUN 2017 BAGI GURU MGMP IPS SMP PEKALONGAN SEBAGAI WUJUD KONSERVASI SOSIAL
Harmony: Jurnal Pembelajaran IPS dan PKN Vol 4 No 1 (2019): Volume 4 Nomor 1 Mei 2019
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmony.v4i1.35805

Abstract

The objectives of community service are as follows: (1) analyzing knowledge about providing training in the development of social studies learning tools oriented to Perpres Number 87 of 2017 for MGMP IPS teachers in Pekalongan Middle School as a Form of Social Conservation; (2) train IPS-oriented learning tools in Perpres Number 87 of 2017 for MGMP IPS teachers in Pekalongan Middle School. The methods for carrying out this service include outlining priority issues; detailing the justification of problems and solutions; approaching service through lectures, group discussions, questions and answers, brainstorming, and demonstrations; detail work procedures. The results of community service activities, namely community service participants, were very enthusiastic about the Presidential Regulation no. 87 of 2017 concerning Strengthening Character Education. In the second stage of service, namely implementing the Presidential Regulation No. 87 of 2017 concerning Strengthening Character Education in learning tools. The conclusion in this community service is the Development of Social Studies Learning Tools Oriented to Perpres Number 87 of 2017 For Teachers' Teachers Social Sciences MGMP Pekalongan Middle School as a Form of Social Conservation. Tujuan dalam pengabdian masyarakat sebagai berikut: (1) menganalisis pengetahuan tentang pemberian pelatihan pengembangan perangkat pembelajaran IPS berorientasi pada Perpres Nomor 87 Tahun 2017 bagi guru MGMP IPS SMP Pekalongan Sebagai Wujud Konservasi Sosial; (2) melatihkan perangkat pembelajaran IPS berorientasi pada Perpres Nomor 87 Tahun 2017 bagi guru MGMP IPS SMP Pekalongan. Metode pelaksanaan pengabdian ini antara lain memaparkan persoalan prioritas; merinci justifikasi permasalahan dan solusi; melakukan pendekatan pengabdian melalui ceramah, diskusi kelompok, tanya jawab, curah pendapat, dan demonstrasi; merinci prosedur kerja. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat yaitu peserta pengabdian sangat antusias pada materi Perpres No. 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter. Pada tahap kedua pengabdian yaitu melaksanakan implementasi Perpres No. 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter dalam perangkat pembelajaran. Simpulan dalam pengabdian masyarakat ini yaitu terdapat Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPS Berorientasi Pada Perpres Nomor 87 Tahun 2017 Bagi Guru MGMP IPS SMP Pekalongan Sebagai Wujud Konservasi Sosial.
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS HAMBATAN GURU IPS DALAM IMPLEMENTASI STANDAR PROSES DAN STANDAR PENILAIAN KURIKULUM 2013 DI SMP (STUDI DI BEBERAPA SMP NEGERI KOTA SURAKARTA)
Harmony: Jurnal Pembelajaran IPS dan PKN Vol 4 No 1 (2019): Volume 4 Nomor 1 Mei 2019
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmony.v4i1.36123

Abstract

A Process Standard and an Assessment Standard of Curriculum 2013 have requirements to ensure the objective of education maximally achieved. This study aims to investigate social science teacher’s barriers in implementing of process standard and assessment standard of Curriculum 2013 in Junior High School as well as find out its factors. This type of research is qualitative research in three Junior High Schools in Surakarta. The results of the study revealed that in implementing the Process Standard of Curriculum 2013, the barriers experienced by social science teacher namely calculate the week and hours effectively, analyze the syllabus and learning implementation plan, manage the allocation of time, and implement learning activities. While in implementing the Assessment Standard of Curriculum 2013, the barriers experienced by social science teacher namely the preparation, planning, implementation of the assessment, and processing of value. Such constraints occur because teachers and students are not quite ready to implement the curriculum 2013. However, teachers have been trying to implement the demands of Process Standard and Assessment Standard in Curriculum 2013 with a good. Standar Proses dan Standar Penilaian Kurikulum 2013 mempunyai tuntutan-tuntutan agar tujuan pendidikan dapat tercapai dengan maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hambatan yang dialami guru IPS dalam implementasi standar proses dan standar penilaian kurikulum 2013 di SMP beserta penyebabnya. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif di tiga SMP yang berada di Kota Surakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam implementasi standar proses Kurikulum 2013, hambatan yang dialami guru IPS meliputi menghitung minggu dan jam efektif, menganalisis silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran, mengelola alokasi waktu, dan menerapkan kegiatan pembelajaran. Sedangkan dalam implementasi standar penilaian kurikulum 2013, hambatan yang dialami guru IPS meliputi persiapan penilaian, perencanaan penilaian, pelaksanaan penilaian, dan pengolahan nilai. Hambatan tersebut terjadi karena guru maupun peserta didik belum begitu siap untuk menerapkan kurikulum 2013. Akan tetapi, guru sudah berusaha melaksanakan tuntutan standar proses dan standar penilaian Kurikulum 2013 dengan baik.