cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
JHECDs: Journal of Health Epidemiology and Communicable Diseases
ISSN : 25020447     EISSN : 25035134     DOI : -
Core Subject : Health,
JHECDs accept and publish 5 (five) original and review papers within health epidemiology and communicable diseases subject. Any other papers broader than previously mentioned but still related to communicable diseases (e.g economic or policy study related to communicable diseases) are considerable. JHECDs is scheduled publishs twice a year (June and December).
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 7 No 1 (2021): JHECDs Vol. 7, No. 1, Juni 2021" : 6 Documents clear
Prevalensi diare pada santri pondok pesantren di Kota Medan Tri Bayu Purnama; Riyan Rahmat R Tanjung; Waridah Santi Siregar
JHECDs: Journal of Health Epidemiology and Communicable Diseases Vol 7 No 1 (2021): JHECDs Vol. 7, No. 1, Juni 2021
Publisher : Balai Litbangkes Tanah Bumbu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/jhecds.v7i1.4559

Abstract

Pondok pesantren merupakan ranah pembelajaran, pengembangan karakter dan pendidikan agama islam dengan meninjau berbagai aspek termasuk aspek kesehatan. Pesantren menjadi tempat berkumpulnya siswa dari berbagai kelompok usia dan latar belakang sosial ekonomi yang berbeda beda sehingga berada pada kondisi rawan terhadap berbagai permasalahan kesehatan terutama Diare. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi diare pada santri pondok pesantren di Kota Medan. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan simple random sampling secara acak sederhana. Populasi penelitian ini adalah seluruh santri yang tersebar di Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara dengan sampel sebanyak 436 santri yang berasal dari 7 pesantren di Kota Medan. Instrumen pengumpulan data berupa selfreport questionnaire dengan uji Uji chi square. Penelitian ini menemukan bahwa prevalensi diare pada santri di Kota Medan sebesar 48,6% dan bervariasi antar pesantren (20-80%). Berdasarkan hasil uji statistic diketahui bahwa Jenis kelamin memiliki perbedaan yang signifikan (p-value 0,000 < 0,005) dengan Prevalens Risk (PR) pada 95% CI 1,995 (1,362 – 2,922) yang menunjukkan bahwa laki-laki berisiko 2 kali lebih besar terinfeksi diare dibandingkan perempuan, Proporsi santri yang diare dan tidak rutin cuci tangan pakai sabun lebih besar dibandingkan yang diare dan rutin cuci tangan pakai sabun. Edukasi secara menyeluruh terutama pada kelompok laki-laki menjadi rekomendasi dalam memutuskan rantai penularan diare di pesantren.
Evaluasi penyelenggaraan surveilans COVID-19 di UPTD Puskesmas Pare Kabupaten Kediri Forman Novrindo Sidjabat; Rafika Erriz Arthameivia
JHECDs: Journal of Health Epidemiology and Communicable Diseases Vol 7 No 1 (2021): JHECDs Vol. 7, No. 1, Juni 2021
Publisher : Balai Litbangkes Tanah Bumbu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/jhecds.v7i1.4810

Abstract

Surveilans adalah bagian penting dari praktik kesehatan masyarakat. Identifikasi kasus COVID-19 baru yang diduga atau dikonfirmasi merupakan hal penting untuk intervensi kesehatan masyarakat yang efektif dan dasar perencanaan pencegahan pandemi di masa mendatang. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati penerapan sistem surveilans COVID19 di Puskesmas di pedesaan Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan observasional pada pelayanan kesehatan primer masyarakat pedesaan Indonesia. Responden penelitian adalah petugas surveilans epidemiologi di Puskesmas. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan dibandingkan dengan keputusan menteri dan pedoman surveilans. Penerapan sistem surveilans COVID-19 sudah mendapat dana khusus dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri, kegiatan pendataan aktif, penyajian data dalam bentuk tabulasi, variasi penyajian data dan interpretasi tidak dilakukan, sistem survei sederhana, dapat diterima, pelaporan tepat waktu, nilai prediksi positif dapat dihitung, sistem sensitif karena dapat mendeteksi kasus dan dapat mewakili kejadian kasus di wilayah kerja Puskesmas. Tantangan epidemiologi surveilans COVID-19 di pedesaan di Indonesia adalah jumlah personel surveilans yang terbatas sementara harus menangani beberapa kegiatan surveilans epidemiologi penyakit lainnya. Petugas surveilans perlu mendapatkan pelatihan tentang variasi penyajian data dan cara menafsirkan data.
Keragaman nyamuk tersangka vektor Filariasis di tiga Kecamatan Kabupaten Brebes Provinsi Jawa Tengah Shavira Nur Fadhilla; Arum Siwiendrayanti
JHECDs: Journal of Health Epidemiology and Communicable Diseases Vol 7 No 1 (2021): JHECDs Vol. 7, No. 1, Juni 2021
Publisher : Balai Litbangkes Tanah Bumbu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/jhecds.v7i1.4748

Abstract

Filariasis limfatik merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh cacing filaria dan ditularkan melalui berbagai jenis nyamuk, penyakit ini masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Dampak kesehatan dari penyakit filariasis adalah rasa sakit, kecacatan serta menghambat produktivitas. Berdasarkan profil Kesehatan Kabupaten Brebes 2019 diketahui bahwa terdapat 61 kasus filariasis. Kasus filariasis tertinggi ditemukan pada Kecamatan Ketanggungan, Paguyangan dan Bantarkawung. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keragaman spesies nyamuk yang diduga menjadi vektor filariasis di tiga kecamatan Kabupaten Brebes. Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pengambilan sampel secara purposive. Pengumpulan data dilakukan dengan survei entomologi. Data dianalasis secara deskriptif berdasarkan kelimpahan nisbi, frekuensi dominansi nyamuk dan keberadaan mikrofilaria pada nyamuk. Hasil penelitian menemukan enam spesies yaitu Culex quinquefasciatus, Cx. vishnui, Cx. tritaeniorhyncus, Cx. bitaeniorhyncus, Armigeres sp dan Aedes aegypti. Spesies nyamuk yang dominan di tiga kecamatan tersebut adalah Culex quinquefasciatus, dengan angka dominansi sebesar 73,04 di Kecamatan Ketanggungan, 50 di Kecamatan Bantarkawung dan 43,75 di Kecamatan Paguyangan. Kondisi lingkungan fisik suhu dan lingkungan di lokasi tersebut yaitu 19-31,7oC dan 59-99%. Simpulan penelitian ini yaitu nyamuk yang berpotensi sebagai vektor filariasis adalah Culex quinquefasciatus dengan lokasi terbanyak di Kecamatan Ketanggungan.
The determinants of anemia severity and BMI level among anemic women of reproductive age in Indonesia Lea Masan; Abi Rudi; Yunida Hariyanti; Hairil Akbar; Maretalinia Maretalinia; Abubakar Yakubu Abbani
JHECDs: Journal of Health Epidemiology and Communicable Diseases Vol 7 No 1 (2021): JHECDs Vol. 7, No. 1, Juni 2021
Publisher : Balai Litbangkes Tanah Bumbu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/jhecds.v7i1.4760

Abstract

Indonesia is one developing country with vary of social and culture forms, especially in Eastern part. As the vulnerable group, women of reproductive age are still facing the malnutrition, including anemia. This study aimed to examine the determinants of severity of anemia and BMI (Body Mass Index) level among anemic women. Methods: This study used the secondary data IFLS East (Indonesia Family Life Survey East) with totally 1,021 anemic women as a sample based on sampling method of SUSENAS 2010. The sample has been chosen by multi-stage random sampling with completeness of hemoglobin, weight, and height data. The dependent variables are level of anemia and level of BMI. This study tested for the univariate, bivariate (chi-square), and multivariate (ordinal logistic regression) by using STATA software. Results: The determinants of severity of anemia are BMI (AOR 1,32), place of resident (AOR 0,73), pregnancy status (AOR 0,22), and involvement in community activity (AOR 0,64). The determinant of BMI is anemia status (AOR 0.53), place of resident (AOR 0,46), educational level (AOR 0,46), pregnancy status (AOR 7,76), breastfeeding status (AOR 2,.54), ethnicity (AOR 2,42), being a Protestant (AOR 1,62), being a Chatolic (AOR 2,31), miscarriage history (AOR 5,05), and egg consumption (AOR 1,50). Conclusions: Pregnancy status is the strongest variables related to severity of anemia and pregnancy status, breastfeeding status, and ethnicity are the strongest variables related to BMI.
Survei nyamuk Culex sp. pada lingkungan sekitar penderita filariasis di Kabupaten Brebes Ulfatul Magfiroh; Arum Siwiendrayanti
JHECDs: Journal of Health Epidemiology and Communicable Diseases Vol 7 No 1 (2021): JHECDs Vol. 7, No. 1, Juni 2021
Publisher : Balai Litbangkes Tanah Bumbu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/jhecds.v7i1.4992

Abstract

Jumlah kasus filariasis di Kabupaten Brebes meningkat dari tahun ke tahun. Penderita filariasis pada tahun 2016, 2017, dan 2018 berturut-turut terdapat 25, 54, dan 61 kasus filariasis di Kabupaten Brebes. Pada tahun 2018 Kabupaten Brebes menempati urutan kedua kasus filariasis terbanyak di Provinsi Jawa Tengah. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran kondisi lingkungan sekitar penderita, kepadatan nyamuk, angka dominasi, dan angka infeksi mikrofilaria nyamuk Culex sp. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode total sampling. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat. Lingkungan fisik yang berisiko adalah genangan air, selokan, kandang ternak, dan semak-semak. Kepadatan nyamuk di tempat penelitian yang belum memenuhi persyaratan Permenkes No. 50 Tahun 2017 adalah Kecamatan Ketanggungan (Desa Ketanggungan, Dukuhturi, Karangmalang, Baros, Cikeusal Lor, dan Jemasih) serta Kecamatan Paguyangan (Desa Taraban). Nyamuk yang paling dominan adalah nyamuk Culex quinquefasciatus dengan angka dominasi sebesar 85,25%. Berdasarkan hasil pembedahan semua spesies nyamuk tidak mengandung mikrofilaria. Kami menyarankan dinas kesehatan setempat untuk melakukan pengelolaan lingkungan dan tindakan preventif untuk mencegah penularan filariasis.
JHECDs, Vol 7. No. 1, Juni 2021 jhecds managerxot
JHECDs: Journal of Health Epidemiology and Communicable Diseases Vol 7 No 1 (2021): JHECDs Vol. 7, No. 1, Juni 2021
Publisher : Balai Litbangkes Tanah Bumbu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Page 1 of 1 | Total Record : 6