cover
Contact Name
Vincent Wenno
Contact Email
vincentkalvin@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal.kenosis@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota ambon,
Maluku
INDONESIA
KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi
ISSN : 24606901     EISSN : 26564483     DOI : -
Jurnal Kenosis bertujuan untuk memajukan aktifitas dan kreatifitas karya tulis ilmiah melalui media penelitian dan pemikiran kritis analitis di bidang kajian Teologi serta ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan Teologi yang diterbitkan oleh Fakultas Ilmu Sosial Keagamaan Institut Agama Kristen Negeri Ambon.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 1 (2018): KENOSIS : JURNAL KAJIAN TEOLOGI" : 6 Documents clear
MUSIK DAN TARIAN KONTEMPORER DALAM RITUAL IBADAH GEREJAWI (Analisis Literer Mazmur 150) JUSUF HARIES KELELUFNA
KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi Vol 4, No 1 (2018): KENOSIS : JURNAL KAJIAN TEOLOGI
Publisher : IAKN Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37196/kenosis.v4i1.48

Abstract

Tulisan ini dilatarbelakangi oleh perbedaan pendapat di antara denominasi gereja mengenai jenis alat musik apa yang boleh dan yang tidak boleh digunakan, serta aliran musik apa yang boleh dan yang tidak boleh dimainkan dalam ritual ibadah gerejawi. Kitab Mazmur 150 mengemukakan berbagai aspek mengenai memuji TUHAN termasuk penggunaan berbagai alat musik, itulah sebabnya penelitian ini dilakukan dengan pendekatan analisis literer meliputi analisis leksikal dan gramatikal terhadap Mazmur 150 dengan tujuan memberikan argumentasi biblis tentang berbagai aspek dalam memuji TUHAN yang terdiri atas; Arti memuji TUHAN, tempat memuji TUHAN, alasan memuji TUHAN, cara memuji TUHAN, serta para pemuji. Hasil analisis terhadap teks Mazmur 150 kemudian didialogkan dengan ritual ibadah gerejawi saat ini. Hasil analisis mengungkapkan beberapa hal yaitu; Pertama, kata Ibrani halelûyāh  (pujilah TUHAN) adalah suatu tindakan yang kontinu, melampaui batasan kebiasaan, bersifat pribadi, serta merupakan ekspresi spontanitas dan kegembiraan jemaat. Memuji TUHAN seperti ini dimungkinkan apabila dilakukan dalam bentuk ritual ibadah gereja yang menggunakan musik dan tarian kontemporer. Kedua, tempat memuji TUHAN adalah gereja tetapi juga suatu tempat di mana saja. Hal ini berarti musik dan tarian adalah sesuatu yang “netral” untuk digunakan dalam ritual ibadah gerejawi maupun digunakan di luar gereja. Ketiga, alasan kenapa seseorang memuji Tuhan adalah sebagai bentuk ucapan syukur atas karya penyelamatan dan pemeliharaan TUHAN. Hal ini menekankan perbedaan mendasar antara penyanyi lagu rohani Kristen dengan pemuji TUHAN. Keempat, cara memuji TUHAN adalah dengan aktifitas menyanyi diiringi permainan seperangkat set alat musik modern (band), disertai dengan tari-tarian. Kelima, Para pemuji adalah pribadi-pribadi dengan seluruh eksistensinya tetapi juga semua orang dalam satu komunitas (jemaat). Sifatnya sebagai hubungan pribadi menjadikan musik dan tarian kontemporer jika digunakan dalam ritual ibadah gerejawi maka ibadah tersebut akan lebih ekspresif dan dinamis serta memberikan ruang bagi jemaat untuk lebih intim dengan TUHAN.
MEMAHAMI MAKNA RELASI DAN KEBERADAAN MANUSIA DALAM FILM “HER” Berdasarkan Perspektif Filsafat Fenomenologi Emmanuel Levinas MEFIBOSED RADJAH PONO
KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi Vol 4, No 1 (2018): KENOSIS : JURNAL KAJIAN TEOLOGI
Publisher : IAKN Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37196/kenosis.v4i1.50

Abstract

Film “Her” menceritakan tentang upaya manusia memenuhi kebutuhannya akan relasi dengan menggantikan peran manusia sebagai mitra relasi dengan produk budaya populer. Namun hal itu tidaklah mampu menjawab kebutuhan manusia, malah justru membawa manusia semakin jauh ke dalam keterasingan. Dengan menggunakan filsafat fenomenologi Emanuel Levinas, penulis mencoba menemukan makna keberadaan dan relasi manusia. Manusia sendiri memiliki kecenderungan untuk menjadi egosentris, sehingga bisa menjadikan manusia sebagai individu yang terpisah dan tidak peduli terhadap orang lain. Padahal kehadiran orang lain sebenarnya justru memunculkan tanggung jawab “aku” terhadap diri orang lain. Dengan demikian, manusia terhindar dari sikap egois dan keterasingan dalam relasinya. Kebutuhan manusia untuk berelasi dengan sesama sebenarnya telah dipenuhi sejak Allah menciptakan penolong yang sepadan bagi manusia. Akibat dosa, relasi itu menjadi rusak. Allah sendiri memperbaiki relasi itu dengan mengutus Yesus Kristus ke dalam dunia. Dalam menghadapi rusaknya relasi, individualism, dan keterasingan manusia, gereja sebagai persekutuan orang yang berelasi harus menjadi keluarga yang nyaman, di mana setiap pribadi dapat saling berelasi dan bertanggungjawab terhadap sesama.
MASYARAKAT VIRTUAL, MITOS DAN PERILAKU KONSUMTIF MARLIN CHRISTINA LAIMEHERIWA
KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi Vol 4, No 1 (2018): KENOSIS : JURNAL KAJIAN TEOLOGI
Publisher : IAKN Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37196/kenosis.v4i1.49

Abstract

Perkembangan besar teknologi digital telah melahirkan berbagai perangkat media sosial dan telah membentuk masyarakat virtual juga. Masyarakat virtual mewakili model interaksi sosial baru. Interaksi sosial ini menghasilkan heterogenitas makna, sementara makna telah berubah. Keberadaan makna ditentukan oleh respon masyarakat virtual, bagaimana mereka melestarikan, menolak dan menghasilkan makna. Oleh karena itu, masyarakat virtual menjadi produsen, agen, dan konsumen makna sekaligus, wacana makna berubah menjadi mitos kemudian. Mitos mempengaruhi cara orang berpikir dalam mengambil realitas virtual sebagai realitas sejati. Ini menunjukkan masalah epistemik sesuai dengan asal mula realitas. Fenomena ini sangat terlihat di pasar digital. Tulisan ini bertujuan untuk menunjukkan hubungan antara masyarakat virtual, produksi mitos, dan dampaknya terhadap perilaku konsumtif. Dalam mengambil perspektif dalam filsafat, perspektif postmodern digunakan untuk menjelaskan dan menganalisis kondisi masyarakat virtual, mitos dan perilaku konsumtif. Makalah ini menjelaskan beberapa poin dari perspektif filosofis: pertama, komunitas virtual sebagai produsen, agen dan konsumen pengetahuan dan mitos; Kedua, perilaku konsumtif adalah salah satu hasil mitos. Selain itu, tulisan ini menunjukkan perlunya kesadaran kritis untuk dapat mengidentifikasi motif tersembunyi dari modal dalam menjual komoditas.
FACEBOOK : A Product Of Popular Culture And The Virtual Interreligious Dynamics NELSON SEMOL KALAY
KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi Vol 4, No 1 (2018): KENOSIS : JURNAL KAJIAN TEOLOGI
Publisher : IAKN Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37196/kenosis.v4i1.51

Abstract

Popular Culture especially Facebook has become a part our everyday life. Religious communities such as church is also using this media of communication to support its ministerial purposes. In this article, I try to explore about the ideas of Facebook in order to see to what extend this media has already contributed not merely for any particular religion, but also for strengthening interreligious relations. This article begins with a consideration on why we should pay attention on Facebook in our theological discourses, followed by a brief description why it has been said as a form of popular culture. In the next section, I will analyze social, existential or hermeneutical, and transcendent dimensions functions of Facebook setting out from Gordon Lynch’s theory. In the end, I will specifically highlight how Facebook can contribute for interreligious dynamics. This part ends up with three considerations that Facebook has built an online interreligious community, increased public awareness on social and political issues, and bridged the gap in the spatially-segregated community.
PUISI SEBAGAI MEDIA PENGINJILAN WIROL HAURISSA
KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi Vol 4, No 1 (2018): KENOSIS : JURNAL KAJIAN TEOLOGI
Publisher : IAKN Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37196/kenosis.v4i1.52

Abstract

Pemberitaan Injil adalah kabar baik, karena tidak hanya didasarkan pada nilai-nilai kristen semata melainkan juga nilai-nilai kristen yang bersifat universal, yaitu cinta kasih. Ini merupakan latar belakang yang menarik perhatian saya untuk menganalisis puisi Duang e, dengan melihat hubungan antara teks puisi dan fungsi puisi sebagai media penginjilan. Puisi ini merupakan representasi pilihan nilai universal dari estetika teologis dan estetika konkret realitas empiris. Selain itu, ada unsur nilai kontekstual budaya, agama, dan seluruh anasir nilai-nilai sosial, dimensi hidup, manusia, alam, dan Allah. Model analisis yang digunakan adalah semiotika dalam studi misiologi yang berfokus pada teks dan pengalaman kreatif, sikap emosional tekstur. Ini bertujuan untuk memahami dan mengungkapkan makna, memberikan nilai-nilai pertanda dari teks tanda, penanda, dan sistem tanda yang ada di dalam medium bahasa, serta menggarap teks pada suatu konstruksi tanda, sedangkan puisi selalu berubah-ubah sejalan dengan evolusi selera. Fokkelman menegaskan bahwa selama ini puisi sudah mewarnai literatur sastra Alkitab, yaitu seluruh kitab Mazmur, Amsal, Kidung Agung, Ratapan, Ayub, Nabi-Nabi. Ada pula puisi-puisi yang berkisah tentang sejarah, mulai dari kitab Kejadian sampai kitab Raja-Raja (Kejadian 49, Ulangan 31; 32, Hakim-Hakim 5, Keluaran 15, I Samuel 2: 1-10, II Samuel 1: 19-27, II Samuel 22).Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Lokasi penelitian di sekitar Kota Ambon. Penelitian dilakukan selama satu bulan. Sumber data utama (primer) adalah puisi yang akan diklasifikasi, sedangkan hasil-hasil wawancara dan buku-buku yang berhubungan dengan penelitian sebagai sumber sekunder. Penulis menyimpulkan dari tulisan ini bahwa media komunikasi tidak pada satu subjek dari pengertian akademik yang normal, tetapi area studi multidisipliner nilai-nilai imperatif penginjilan yang diartikulasikan menjadi bermakna, dan satuan nilai Injil yang berhubungan dengan estetika penciptaan seluruh ciptaan. Tujuannya untuk mewujudkan Kerajaan Allah sebagai kabar baik tanpa ada sekat dan pembatas dalam rangkaian estetika karya Allah, serta sifat keilahian Allah yang nyata dalam misi gereja.
CINTA YANG MEMULIHKAN Weldemina Yudit Tiwery
KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi Vol 4, No 1 (2018): KENOSIS : JURNAL KAJIAN TEOLOGI
Publisher : IAKN Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37196/kenosis.v4i1.18

Abstract

Puisi adalah salah satu karya seni yang memiliki makna mendalam termasuk makna spiritualitas, baik oleh pengarangnya maupun oleh para pembaca. Bahkan bagi para pembaca, puisi memiliki horizon yang luas, ia terbuka atas pemaknaan malampaui maksud si pengarang. Melalui puisi, seseorang dapat mengungkapkan emosinya entah kekaguman, kemarahan, cinta, benci, protes, kritikan, sedih ataupun gembira. Salah satu karya seni dari W.S. Rendra, “Nyanyian Angsa”, adalah kritik jumawa Rendra sekaligus pesan spiritualitas universal kepada semua orang beragama yang memiliki harapan sama bahwa Tuhan adalah Sang Adil yang memberikan cinta-Nya untuk memeluk, merawat, memulihkan dan mengangkat semua umat manusia tanpa memandang latarbelakangnya yang penuh noda dan dosa. Hal ini dipertegas dalam salah satu bait nyanyian angsa ‘ Lelaki itu membungkuk mencium bibirnya. Ia merasa seperti minum air kelapa, belum pernah ia merasa ciuman seperti itu. Maria Zaitun menciumi seluruh tubuh lelaki itu. Tiba-tiba ia berhenti. Ia jumpai bekas-bekas luka di tubuh pahlawannya. Di lambung kiri, di dua tapak tangan, di dua tapak kaki. Ini adalah ungkapan spiritualitas yang paling murni yakni ketulusan cinta Tuhan yang berbeda dengan cinta manusia. Cinta yang telah lebih dahulu merasakan penderitaan manusia, Ia mencintai sampai terluka dan mati untuk memulihkan yang dicintai-Nya.

Page 1 of 1 | Total Record : 6