cover
Contact Name
Febby J. Polnaya
Contact Email
febbyjpolnaya@yahoo.com
Phone
-
Journal Mail Official
jbdpunpatti@yahoo.com
Editorial Address
-
Location
Kota ambon,
Maluku
INDONESIA
JURNAL BUDIDAYA PERTANIAN
Published by Universitas Pattimura
ISSN : 18584322     EISSN : 2620892X     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
JURNAL BUDIDAYA PERTANIAN (Journal of Agriculture) first published in 2003 by the Department of Agriculture, Faculty of Agriculture, Pattimura University. Jurnal Budidaya Pertanian is an official publication of the Agriculture Faculty, Pattimura University, publishes primary research paper, review article, policy analysis, and research notes and preliminary results in all areas of agronomy. Manuscripts could be written either in English or in Indonesia.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 15 No 1 (2019): Jurnal Budidaya Pertanian" : 8 Documents clear
Status Kesuburan Tanah Berdasarkan Aspek Kimia dan Fisik Tanah di DAS Wai Ela, Negeri Lima, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku Hetti May Rini Pintu Batu; Silwanus M Talakua; Adelina Siregar; Rafael M Osok
JURNAL BUDIDAYA PERTANIAN Vol 15 No 1 (2019): Jurnal Budidaya Pertanian
Publisher : Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/jbdp.2019.15.1.1

Abstract

Soil fertility problems in Wai Ela Negeri Lima are caused by 1) natural factors such as geology, soil, topography, and land uses; 2) land management system, such as shifting cultivation and deforestation; and (3) land degradation due to a natural disaster such as the fast flood in Wai Ela watershed. The objectives of the study were 1) to study soil chemical and physical characteristics of Wai Ela watershed; 2) to determine the soil fertility status of Wai Ela watershed; and 3) to provide some recommendations to improve the soil fertility. Soil properties used in determining soil fertility status included CEC, BS, C-organic, available P2O5, N-total, pH, soil depth, soil textures, and soil permeability rates. The soil fertility status was determined by using PPT’s criteria. Data preparation and analysis were conducted by using Geographic Information System. The study results showed that the soil fertility status of Wai Ela watershed ranged from the low-class 217.74ha (14.50%) to medium class 899.56 ha (60.21%) and high-class 303.35ha (20.31%). The recommended soil fertility status improvements in Wai Ela include balanced-fertilization management, increasing soil organic matter by applying manure and compost at soil tillage stage, neutralizing the soil pH and applying irrigation water management. Keywords: chemical and physical aspects, Negeri Lima, soil fertility, Wai Ela Watershed ABSTRAK Masalah kesuburan tanah di DAS Wai Ela Negeri Lima disebabkan oleh: 1) faktor alami yaitu geologi, jenis tanah, topografi dan penggunaan lahan; 2) pola pemanfaatan lahan, yaitu perladangan berpindah dan penebangan hutan; dan 3) degradasi lahan akibat bencana alam berupa banjir bandang di danau Wai Ela. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengkaji data kimia dan fisika tanah di DAS Wai Ela; 2) Menetapkan status kesuburan tanah di DAS Wai Ela; dan 3) Menentukan arahan perbaikan kesuburan. Sifat kimia tanah yang berpengaruh terhadap penetapan status kesuburan tanah adalah KTK, KB, C-organik, P2O5 tersedia, N total dan pH tanah. Sifat fisika tanah seperti kedalaman tanah, tekstur dan laju permeabilitas tanah. Penentuan status kesuburan tanah ditetapkan berdasarkan kriteria penentuan tingkat kesuburan tanah PPT (1983) dan kriteria kombinasi kesuburan fisika tanah (Sitorus, 1985). Tahap persiapan sampai pengolahan data status kesuburan tanah adalah berbasis SIG. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status kesuburan tanah total pada lokasi penelitian yaitu kelas rendah 216,74 ha (14,50%), kelas sedang 899,56 ha (60,21%) sampai kelas tinggi 303,35 ha (20,31%). Arahan perbaikan kesuburan tanah di DAS Wai Ela adalah manajemen pemupukan berimbang, penambahan bahan organik (pupuk kandang, pupuk hijau) pada tahapan pengolahan tanah, manajemen pH tanah yang sesuai dan pengaturan air irigasi yang tepat. Kata kunci: aspek kimia dan fisik, DAS Wai Ela, kesuburan tanah, Negeri Lima
Identifikasi Degradasi Tanah dan Pengaruh Faktor Penggunaan Lahan Terhadap Degradasi Tanah Pada Kebun Campuran Dan Semak Belukar Di Kecamatan Kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat Propinsi Maluku Silwanus M Talakua
JURNAL BUDIDAYA PERTANIAN Vol 15 No 1 (2019): Jurnal Budidaya Pertanian
Publisher : Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/jbdp.2019.15.1.13

Abstract

Soil degradation on scrub is higer than the mixed planting with indicators of soil degradation are pedestal, root plant exposure, rill and gully. Individually, the extent of land use, the density of upper vegetation and the density of lower vegetation have significant effect on the soil degradation at mixed plantation and scrub. Simultaneously, the extent of land use, the density of upper vegetation and the density of lower vegetation have significant effect on the soil degradation at mixed plantation and scrub. The factors that has the greatest effect on the soil degradation at mixed plantation are the extent of land use and density of lower vegetation, att the scrub, those factors are the density of upper and lower vegetation. Key words: Soil degradation, the extent of landuse, density of upper vegetation, density of lower vegetation, mixed plantation and scrub. ABSTRAK Besar degradasi tanah pada semak belukar lebih tinggi dibandingkan kebun campuran dengan indikator degradasi tanah adalah pedestal, akar terekspos, alur dan parit. Secara tunggal, luas penggunaan lahan, kerapatan vegetasi atas dan kerapatan vegetasi bawah berpengaruh nyata terhadap degradasi tanah pada penggunaan lahan kebun campuran dan semak belukar. Secara serempak, luas penggunaan lahan, kerapatan vegetasi atas dan kerapatan vegetasi bawah berpengaruh nyata terhadap degradasi tanah pada penggunaan lahan kebun campuran dan semak belukar. Faktor yang paling berpengaruh terhadap degradasi tanah pada kebun campuran adalah luas penggunaan lahan dan kerapatan vegetasi bawah, sedangkan pada semak belukar adalah kerapatan vegetasi atas dan kerapatan vegetasi bawah. Kata Kunci: degradasi tanah, luas penggunaan lahan, kerapatan vegetasi atas, kerapatan vegetasi bawah, kebun campuran dan semak belukar.
Pengujian Karakter-Karakter Kuantitatif Tajuk dan Umbi Klon-Klon Ubi Jalar (Ipomea batatas L.) Asal Maluku Genesis Pattiserlihun; Meitty L Hehanussa
JURNAL BUDIDAYA PERTANIAN Vol 15 No 1 (2019): Jurnal Budidaya Pertanian
Publisher : Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/jbdp.2019.15.1.21

Abstract

This study aimed to examine the quantitative characters of crowns and tuber of sweet potato clones from Maluku. The research was conducted on the field near the building of the Research Institute of Pattimura University, in Rumahtiga Village, from March to August 2017. This research was done as a single factor experiment, that tested 21 sweet potato clones. The experimental design used was a completely randomized block design. The experiment was conducted with 3 replications so that there were 63 experimental units. Data analysis was carried out by analysis of variance with the F test, and if there was a significant effect, the analysis was continued with the Duncan New Multiple Range Test at an α = 0,05. The variables observed included stem length, number of green leaves, stem length, individual leaf area, number of branches, length of the tuber, tuber diameter, number of tuber per plant and weight of fresh storage roots per plant. From this study, it was found that vegetative variables including stem segment length, number of branches, number of leaves and leaf area showed very significant differences among 19 local clones of sweet potatoes from Maluku and 2 clones of national superior varieties tested. Yield variables of tuber length, tuber number per plant and fresh tuber weight per plant showed very significant differences among 19 local sweet potato clones from Maluku and two national superior varieties clones tested, meanwhile tuber diameter showed significant differences. B9, BR5, H1, A13, AR1, and A15 clones produced average fresh tuber weight per plant above the national varieties of Cilembu and Antin 2. Keywords: local clones, Maluku, sweet potato, vegetative character, yield ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji karakter-karakter kuantitatif tajuk dan umbi klon-klon ubi jalar asal Maluku. Penelitian dilaksanakan di lahan di belakang gedung Lembaga Penelitian Universitas Patimura Ambon, Desa Rumahtiga pada bulan Maret sampai bulan Agustus 2017. Percobaan ini merupakan percobaan faktor tunggal, yaitu pengujian 21 klon ubi jalar. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap berblok. Percobaan dilakukan dengan 3 ulangan, sehingga terdapat 63 satuan percobaan. Analisis data pengamatan dilakukan dengan analysis of variance dengan uji F, dan apabila terdapat pengaruh yang nyata maka analisis diteruskan dengan uji lanjut menggunakan uji pembandingan rata-rata Duncan New Multiple Range Test pada taraf nyata α = 0,05. Peubah-peubah yang diamati meliputi panjang ruas batang, jumlah daun hijau, panjang batang, luas individu daun, jumlah cabang, panjang umbi, diameter umbi, jumlah umbi per tanaman dan bobot umbi segar per tanaman. Dari penelitian ini didapatkan bahwa peubah-peubah vegetatif yang meliputi panjang ruas batang, panjang batang, jumlah cabang, jumlah daun dan luas daun menunjukkan adanya perbedaan yang sangat nyata di antara 19 klon lokal ubi jalar asal Maluku dan dua klon varietas unggul nasional yang diuji. Peubah-peubah produksi panjang umbi, jumlah umbi per tanaman dan berat umbi segar per tanaman menunjukkan adanya perbedaan yang sangat nyata di antara 19 klon lokal ubi jalar asal Maluku dan dua klon varietas unggul nasional yang diuji, sedangkan diameter umbi menunjukkan adanya perbedaan yang nyata. Klon-klon B9, BR5, H1, A13, AR1 dan A15 menghasilkan rata-rata berat umbi segar per tanaman di atas varietas nasional Cilembu dan Antin 2. Kata kunci: karakter vegetatif, klon-klon lokal, produksi, ubi jalar, Maluku
Produktivitas Cengkih Hutan (Syzygium obtusifolium L.) di Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah Herman Rehatta; Dessy A Marasabessy; Safril H Sopalauw
JURNAL BUDIDAYA PERTANIAN Vol 15 No 1 (2019): Jurnal Budidaya Pertanian
Publisher : Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/jbdp.2019.15.1.31

Abstract

Clove trees (Syzygium obtusifolium L.) have a significant role in supporting efforts to increase state revenue. The purpose of this study was to obtain a productivity data of the forest clove in the Leihitu Sub-district, Central Maluku District, from a case study in Hitu Lama, Hitu Mesing, Mamala, and Morela villages. The research method used was a survey method. The results showed that variations in the yield level in each study location were influenced by the factor of the proportion of immature trees, productive trees, and damaged old trees. The average productivity of forest clove in the study location was 5603.5 kg/ha or equivalent to 5.6 tons/ha. Keywords: forest clove, production, productivity, tree conditions ABSTRAK Tanaman cengkih (Syzygium obtusifolium L.) mempunyai peranan yang cukup besar dalam menunjang upaya peningkatan pendapatan negara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan data produktivitas cengkih hutan di kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah, dari studi kasus di desa-desa Hitu Lama, Hitu Mesing, Mamala, dan Morela. Metode penelitian menggunakan metode survey. Hasil penelitian menunjukkan adanya variasi tingkat produksi pada masing-masing lokasi penelitian, dipengaruhi oleh faktor proporsi tanaman belum menghasilkan, tanaman menghasilkan, dan tanaman tua rusak. Menunjukkan rata-rata produktivitas cengkih hutan di lokasi penelitian adalah 5603,5 kg/ha atau setara dengan 5,6 ton/ha. Kata Kunci: cengkih hutan, produksi, produktivitas, kondisi tanaman
Pengaruh Curah Hujan dalam Pembentukan Bunga dan Buah Jambu Bol (Syzygium malaccense) Kuswandi Kuswandi; Mega Andini; Sri Hadiati
JURNAL BUDIDAYA PERTANIAN Vol 15 No 1 (2019): Jurnal Budidaya Pertanian
Publisher : Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/jbdp.2019.15.1.38

Abstract

Information about the flowering and fruiting of Syzygium malaccense is required in production planning and plant maintenance. The research objective was to study the effects of rainfall on the formation of flowers and fruits of S. malaccense. The research was conducted at the Aripan Experimental Garden, Indonesian Tropical Fruit Research Institute, from August 2015 till February 2016. Observations were made on three flowering periods. This research was a descriptive experiment, the results were shown in the form of the average data and growth charts. Flowering initiation of S. malaccense was stimulated by the length of the dry period. The highest percentage of fallen out flowers occurs during the rainy season. Fruit size increases along with heavy rainfall. Total soluble solids decrease when rainfall is high. Keywords: flowering, rainfall, Syzygium malaccense ABSTRAK Informasi tentang pembungaan dan perkembangan buah jambu bol dibutuhkan dalam merencanakan produksi dan perawatan tanaman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh curah hujan pada pembentukan bunga dan buah jambu bol. Penelitian telah dilaksanakan di Kebun Percobaan Aripan Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika, dari Bulan Agustus 2015 sampai dengan Februari 2016. Pengamatan dilakukan pada tiga periode pembungaan. Kegiatan ini merupakan penelitian deskriptif, hasil penelitian ditampilkan dalam bentuk rataan dan grafik pertumbuhan. Inisiasi pembungaan pada tanaman jambu bol dirangsang oleh lamanya periode kering. Kerontokan bunga tertinggi terjadi selama musim hujan. Nilai total padatan terlarut menurun ketika curah hujan tinggi. Kata Kunci: curah hujan, jambu bol, pembungaan
Pengembangan Padi Sawah Melalui Pendekatan Pengelolaan Ramah Lingkungan di Kabupaten Merauke Fransiskus Palobo; Siska Tirajoh; Muhammad Thamrin
JURNAL BUDIDAYA PERTANIAN Vol 15 No 1 (2019): Jurnal Budidaya Pertanian
Publisher : Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/jbdp.2019.15.1.44

Abstract

Most of the paddy rice farmers have not provided an appropriate response to the innovation of environmentally friendly rice management, because the ability or capacity owned by farmers has not been able to support the production of environmentally friendly and sustainable farming products. The capacity of farmers to manage environmentally friendly paddy rice is closely related to individual behavior towards technological innovations that are applied and disseminated. This study aims to determine the productivity of paddy rice with an environmentally friendly management approach. The research was conducted in Merauke Regency, Papua Province, from July to November 2018 during the gadu planting season (MT II). The design used was a factorial Randomized Block Design (RBD) with 4 child factors, each variety used was Bawor 9, Black Madras, M70, Sertani 8. The results showed that the treatment of four varieties differed on plant height, number of tillers , panicle length, weight 1000 Grains, harvest grain weight, grain dry grain weight, empty grain amount, rice grain amount and heavy stover. Keywords: Management, Paddy rice, Environmental friendly Sebagian besar petani padi sawah belum memberikan respon yang tepat atas inovasi pengelolaan sawah yang ramah lingkungan, karena kemampuan atau kapasitas yang dimiliki petani belum mampu mendukung dalam menghasilkan produk-produk usahatani yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Kapasitas petani dalam mengelola padi sawah ramah lingkungan berhubungan erat dengan perilaku individu terhadap inovasi teknologi yang diterapkan dan didesiminasikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produktivitas padi sawah dengan pendekatan pengelolaan ramah lingkungan. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Merauke Provinsi Papua sejak bulan Juli sampai Nopember 2018 pada musim tanam gadu (MT II). Rancangan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok (RAK) satu faktorial dengan 4 anak faktor, masing-masing varietas yang digunakan yaitu Bawor 9, Black Madras, M70, Sertani 8. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan empat varietas memberikan perbedaan terhadap tinggi tanaman, jumlah anakan, panjang malai, bobot 1000 butir, bobot gabah panen, bobot gabah kering giling, jumlah gabah hampa, jumlah gabah bernas dan berat brangkasan. Kata Kunci : Pengelolaan, Padi Sawah, Ramah Lingkungan
Keragaan Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Berbasis Padi Gogo pada Lahan Kering di Maluku Irfan Ohorella; Sheny Kaihatu; Edwen D Waas
JURNAL BUDIDAYA PERTANIAN Vol 15 No 1 (2019): Jurnal Budidaya Pertanian
Publisher : Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/jbdp.2019.15.1.51

Abstract

Upland rice-based cropping pattern is a form of multiple cropping including intercropping, sequential planting, and relay planting where upland rice as a base crop can be preceded and/or rotated with other food crops as a secondary crop. The research was aimed to provide recommendations for upland rice-based cropping pattern technology in dryland agroecosystems in Maluku that would be able to increase land productivity > 1.00 (MCI = Multiple Cropping Index > 100%) compared to existing cropping patterns. The study used a Randomized Block Design (RCBD) with four treatments and repeated five times (farmers as replications). Four treatments for upland rice-based planting pattern technology assemblies, namely: 1) Pattern-A (Farmer A Pattern); 2) Pattern-B (Farmer B Planting Pattern B); 3) Pattern C (Farmer Improvement Cropping Pattern); and 4) Pattern D (Introduced Plant Pattern). The results showed that upland rice was planted double (multiple cropping) through intercropping and/or sequential cropping, namely Improved Cropping Patterns (Pattern C = Upland Rice + Corn - Peanuts) and Introducing Cropping Patterns (Pattern D = Upland Rice + Corn/Cassava - Green Beans - Peanuts) can increase land productivity with a double-cropping index 1.35 - 1.80 (IPG = 135% - 180%) compared to upland rice grown in monoculture (Farming Patterns). Multiple cropping (Upland Rice + Corn/Cassava - Green Beans - Peanuts) can be recommended as Upland Rice-Based Planting Technology Package on dry land in Maluku, because it can increase land productivity> 1.00 with an MCI (Multiple Cropping Index) of 180%. Keywords: dry land, performance, upland rice ABSTRAK Pola Tanam berbasis padi gogo merupakan bentuk pola bertanam ganda meliputi tumpangsari, tumpang gilir (runtun) dan tanaman sisipan dimana padi gogo sebagai komoditi pokok (base crop) yang bisa didahului dan atau digilir dengan tanaman pangan lainnya sebagai komoditi ikutan (secondary crop). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatan rekomendasi paket teknologi pola tanam berbasis padi gogo pada agroekosistem lahan kering di Maluku yang mampu meningkatan produktivitas lahan > 1.00 (IPG = Indeks Pertanaman Ganda >100 %) dibandingkan dengan pola tanam petani eksisting. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan empat macam perlakuan dan diulang lima kali (petani sebagai ulangan). Empat perlakukan rakitan teknologi pola tanam berbasis padi gogo, yaitu: 1) Pola-A (Pola Tanam Petani A); 2) Pola-B (Pola Tanam Petani B); 3) Pola C (Pola Tanam Petani Perbaikan); dan 4) Pola D (Pola Tanaman Introduksi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa padi gogo ditanam secara ganda (multiple cropping) melalui tumpangsari dan atau tumpanggilir, yaitu Pola Tanam Petani Perbaikan (Pola C = Padi Gogo + Jagung - Kacang Tanah) dan Pola Tanam Introduksi (Pola D = Padi Gogo + Jagung/Ubikayu - Kacang Hijau - Kacang Tanah) dapat meningkatkan produktivitas lahan 1.35 – 1.80 (IPG = 135% - 180%) dibandingkan jika padi gogo ditanam secara monokultur (Pola Tanam Petani). Pola bertanam ganda (Padi Gogo+Jagung/Ubikayu - Kacang Hijau - Kacang Tanah) dapat direkomendasikan sebagai Paket Teknologi Pola Tanam Berbasis Padi Gogo pada lahan kering di Maluku, karena dapat meningkatkan produktivitas lahan >1.00 dengan nilai IPG (Indeks Pertanaman Ganda) 180%. Kata Kunci: keragaan, lahan kering, padi gogo
Preferensi Serangga Herbivora Henosepilachna sp (Coleoptera: Coccinellidae) terhadap Beberapa Jenis Tanaman Budidaya Rein Estefanus Senewe
JURNAL BUDIDAYA PERTANIAN Vol 15 No 1 (2019): Jurnal Budidaya Pertanian
Publisher : Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/jbdp.2019.15.1.61

Abstract

Herbivorous insects and plants have a very complex interaction relationship, where plants play an important role in shaping the behavior and development of herbivorous insects. Nutrients contained in plants in the form of secondary compounds also determine whether or not plants were selected by insects. The objective of the research was to study the preferences of Henosepilachna sparsa herbivorous insects on several cultivated plants. The study was conducted in October 2013 at the Toxicology Laboratory, Department of Plant Protection, Faculty of Agriculture, Bogor Agricultural University. The steps of the experiments were: a) Extracting plant materials such as takokak, eggplant, tomatoes, and broccoli using hexane and methanol solvents; and b) imago H. sparsa preference of plant was takokak plant extract with methanol solvent, takokak plant material with Hexane solvent, tomato plant with Methanol solvent, tomato plant material with Hexane solvent, eggplant plant material with Methanol solvent, eggplant material with Hexane solvent, broccoli with Methanol solvent), broccoli plant material with Hexane solvent was carried out using a three-branched olfactometer (Y form). Imago H. sparsa of plant extract was taken from around the taro plant in Bogor. The results of the study show that the imago H. sparsa insect preference test for extraction of test plants using hexane solvents was better than methanol solvents. Extraction of eggplant plants with hexane solvents has the highest retention value (Rf) of 0.751 cm with the assumption that the higher the Rf value, the more metabolites are detected. Keywords: allelochemics, attractants, broccoli, eggplant, repellent, tomatoes, takokak ABSTRAK Serangga herbivora dan tanaman memiliki hubungan interaksi yang sangat kompleks, dimana tanaman mempunyai peran yang penting dalam membentuk perilaku dan perkembangan serangga herbivora. Nutrisi yang dikandung tanaman berupa senyawa sekunder juga menentukan dipilih atau tidak dipilih suatu tanaman oleh serangga. Penelitian bertujuan untuk mempelajari preferensi serangga herbivora Henosepilachna sparsa pada beberapa tanaman budidaya. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 di Laboratorium Toksikologi, Departemen Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Tahapan penelitian meliputi: a) Ekstraksi bahan-bahan tanaman seperti takokak, terung, tomat, dan brokoli dengan menggunakan pelarut heksana dan metanol; dan b) Preferensi imago H. Sparsa terhadap ekstrak bahan tanaman takokak dengan pelarut Metanol, bahan tanaman takokak dengan pelarut Heksana, bahan tanaman tomat dengan pelarut Metanol, bahan tanaman tomat dengan pelarut Heksana, bahan tanaman terung dengan pelarut Metanol, bahan tanaman terung dengan pelarut Heksana, bahan tanaman brokoli dengan pelarut Metanol, bahan tanaman brokoli dengan pelarut Heksana dilakukan menggunakan olfaktometer yang bercabang tiga (bentuk Y). Imago H. sparsa diambil dari sekitar pertanaman talas di Bogor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji preferensi serangga imago H. sparsa terhadap ekstraks tanaman uji menggunakan pelarut heksana lebih baik dari pelarut metanol. Ekstraksi tanaman terung dengan pelarut heksana memiliki nilai retensi tertinggi (Rf) 0,751 cm dengan dugaan bahwa semakin tinggi nilai Rf maka semakin banyak senyawa metabolit yang terdeteksi. Kata Kunci: allelokemik, atraktan, brokoli, repelen, takokak, terung, tomat

Page 1 of 1 | Total Record : 8