cover
Contact Name
Saskiyanto Manggabarani
Contact Email
lppm@helvetia.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
duniafarmasi@helvetia.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
Jurnal Dunia Farmasi
ISSN : -     EISSN : 25483560     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
Jurnal Dunia Farmasi secara resmi yang dikelola oleh Program Studi S1 Farmasi Institut Kesehatan Helvetia (IKH) yang artikelnya dapat diakses dan unduh secara online oleh publik. Jurnal ini adalah jurnal review nasional, yang terbit 3 (tiga) kali dalam setahun pada bulan Desember, April dan Agustus dengan topik-topik keunggulan hasil penelitian di bidang pelayanan dan praktek kefarmasian, pengobatan masyarakat, teknologi kefarmasian serta disiplin ilmu kesehatan yang terkait erat. Jurnal ini memfokuskan pada tema meliputi Farmasi Klinis, Farmasi Komunitas, Farmasetika, Kimia Farmasi, Farmakognosi, Fitokimia.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 6, No 3 (2022): Edisi Agustus" : 6 Documents clear
Pelaksanaan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) di PBF PT. Nareco Lestari Jambi Trya Sukma Wati
Jurnal Dunia Farmasi Vol 6, No 3 (2022): Edisi Agustus
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v6i3.5158

Abstract

Pendahuluan: PBF merupakan perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran, perbekalan farmasi dalam jumlah besar sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan. PBF bertugas untuk menyalurkan obat baik sesama PBF lain seperti apotek, puskesmas, hingga rumah sakit. Setiap PBF harus memiliki apoteker sebagai penanggung jawab yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan ketentuan pengadaan, penyimpanan dan penyaluran obat atau bahan obat. Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) adalah cara distribusi atau penyaluran obat dan atau bahan obat yang bertujuan untuk memastikan mutu sepanjang jalur distribusi atau penyaluran yang sesuai persyaratan dan tujuan penggunaannya. Tujuan: Untuk mengetahui pelaksanaan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) di PBF PT. Nareco Lestari Jambi. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif berupa hasil ceklis kuisioner dan observasi langsung. Hasil: Dari hasil penelitian PBF Nareco Lestari tentang pelaksanaan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) aspek yang belum memenuhi persyaratan diantaranya aspek rantai dingin (Cold Chain Product), dan aspek ketentuan narkotika, psikotropika dan prekursor dikarenakan tidak adanya sediaan farmasi pada aspek tersebut. Kesimpulan: Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan cara distribusi obat yang baik (CDOB) PBF PT. Nareco Lestari Jambi telah sesuai dengan peraturan BPOM Tahun 2020 yaitu 73,95% yang dikategorikan baik.
Bioteknologi Kombucha Bunga Telang (Clitoria ternatea L) dengan Variasi Gula Stevia sebagai Antikolesterol pada Bebek Pedaging Firman Rezaldi; Usman Setiawan; Kusumiyati Kusumiyati; Desi Trisnawati; M. Fariz Fadillah; Diyan Yunanto Setyaji
Jurnal Dunia Farmasi Vol 6, No 3 (2022): Edisi Agustus
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v6i3.5279

Abstract

Pendahuluan: Hiperkolesteromia merupakan salah satu penyakit yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan manusia. Faktor pemicu terjadinya kadar kolesterol tinggi bisa berupa rutinnya dalam mengkonsumsi protein hewani, salah satu sumber protein hewani adalah daging bebek. Tujuan: Untuk menghasilkan daging bebek yang rendah kolesterol. Penelitian ini menggunakan bebek pedaging sebanyak 20 ekor dengan usia 3 bulan yang diberi perlakuan kombucha bunga telang pada konsentrasi gula stevia yang berbeda-beda sebagai substratnya yang telah difermentasi selama 2 minggu pada suhu 26oC. Metode: Secara Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan selama 1 bulan. Pengulangan pada setiap perlakuan dilakukan sebanyak 5 kali. Komposisi perlakuan adalah sebagai berikut: P0 yaitu kontrol tanpa mengandung kombucha bunga telang dengan substrat gula stevia. P1, P2, dan P3 yaitu air minum yang mengandung fermentasi kombucha bunga telang dengan konsentrasi gula stevia masing-masing sebesar 20%, 30%, dan 40%. Parameter yang diukur dalam penelitian ini diantaranya adalah kadar kolesterol, bobot tubuh, dan konsumsi air minum. Data yang dihasilkan dianalisis menggunakan ANOVA serta dilanjutkan dengan uji Duncan pada taraf kepercayaan 95%. Hasil: Menunjukkan bahwa pemberian kombucha bunga telang dengan substrat gula stevia berpotensi dalam menurunkan kadar kolesterol pada bebek pedaging secara nyata. Kesimpulan: Konsentrasi gula stevia sebesar 40% pada fermentasi kombucha bunga telang merupakan konsentrasi terbaik dalam menurunkan kadar kolesterol, menurunkan bobot tubuh, dan air minum.
Analisis Kadar Natrium Benzoat pada Kecap Produksi Lokal di Kota Jambi dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) Armini Hadriyati; Mukhlis Sannudin; Rahmatalia Rahmatalia
Jurnal Dunia Farmasi Vol 6, No 3 (2022): Edisi Agustus
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v6i3.5192

Abstract

Pendahuluan: Kecap merupakan salah satu produk yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Salah satu cara agar kecap dapat terjaga dalam waktu yang lama yaitu dengan penambahan pengawet natrium benzoat. Batas maksimum penggunaan natrium benzoat menurut peraturan BPOM RI Nomor 11 Tahun 2019 yaitu 600 mg/kg. Tujuan: Untuk mengetahui adanya kandungan dan kadar natrium benzoat dalam kecap produksi lokal di Kota Jambi. Metode: Menggunakan KCKT fase terbalik. Fase gerak yang digunakan asetontril: akuabidest (20:80), fase diam oktadesil silika, laju alir 0,8 ml/menit dan panjang gelombang 225 nm. Hasil: Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kadar natrium benzoat pada sampel kecap A1 sebesar 89,08 mg/kg, sampel kecap A2 sebesar 101,79 mg/kg, sampel kecap B1 62,648 mg/kg dan sampel kecap B2 sebesar 90,054 mg/kg. Kesimpulan: Hal ini menunjukkan bahwa keempat sampel kecap terbukti mengandung natrium benzoat yang tidak melebihi batas maksimum yang telah ditetapkan sehingga aman untuk dikonsumsi.
Hubungan Kepatuhan Minum Obat dengan Keberhasilan Terapi pada Pasien Hipertensi Geriatri di Puskesmas Ulu Kabupaten Sitaro Greety Millenia Kahiking; Mitra Wyne Timburas
Jurnal Dunia Farmasi Vol 6, No 3 (2022): Edisi Agustus
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v6i3.5228

Abstract

Pendahuluan: Hipertensi merupakan salah satu indikator Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) untuk menilai apakah penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur atau tidak. Kepatuhan merupakan hal yang dapat menunjang keberhasilan terapi dari pasien. Tujuan: untuk mengetahui hubungan kepatuhan minum obat dengan keberhasilan terapi pada pasien hipertensi geriatri peserta Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) di Puskesmas Ulu Kabupaten Sitaro. Metode: Penelitian bersifat observasional (non eksperimental) dengan pengambilan data dilakukan secara prospektif dengan memberikan kuesioner MMAS-8 pada pasien hipertensi geriatri peserta Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK). penelitian ini diambil secara Purposive Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 38 pasien. Hasil: penelitian menunjukan bahwa pasien hipertensi geriatri pada Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) di Puskesmas Ulu sebagian besar memiliki tingkat kepatuhan minum obat yang rendah yaitu sebanyak 44,73%, dan tingkat kepatuhan sedang sebanyak 31,58%, dan tingkat kepatuhan tinggi yaitu sebanyak 23,69%. Keberhasilan terapi dapat dilihat dari penurunan tekanan darah. 26 responden menunjukan terapi berhasil (68,42%), dan 12 responden terapi tidak berhasil (31,58%).  Kesimpulan: Hasil uji Chi Square menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kepatuhan minum obat dengan keberhasilan terapi dengan nilai p value 0,002.
Hubungan Pengetahuan dengan Kontrol Glikemik Pasien Diabetes Tipe 2 di Rumah Sakit Swasta Buleleng Bali Pande Made Desy Ratnasari; Agustina Nila Yuliawati; Mahadri Dhrik
Jurnal Dunia Farmasi Vol 6, No 3 (2022): Edisi Agustus
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v6i3.5216

Abstract

Pendahuluan: Kontrol glikemik merupakan kunci utama dalam menurunkan kejadian dan keparahan komplikasi serta mortalitas pada pasien diabetes melitus (DM) tipe 2. Pencapaian kontrol glikemik yang baik membutuhkan pengetahuan mengenai managemen terapi, penyakit dan perawatan diri. Tujuan: Penelitian bertujuan untuk menganalisis hubungan tingkat pengetahuan terhadap kontrol glikemik pasien DM tipe 2. Metode: Rancangan penelitian adalah cross-sectional yang dilaksanakan di salah satu Rumah Sakit Swasta Kabupaten Buleleng Bali pada bulan September 2020. Diperoleh 150 responden yang memenuhi kriteria inklusi diantaranya pasien DM tipe 2 rawat jalan periode Juli-September 2020, berusia ≥18 tahun, memperoleh antidiabetik yang sama minimal selama 3 bulan, serta bersedia mengisi kuesioner. Pasien dalam kondisi lemah, hamil atau menyusui tidak diikutsertakan dalam penelitian ini. Instrumen penelitian berupa lembar pengumpul data dan kuesioner pengetahuan Diabetes Knowledge Questionnaire 24 (DKQ-24). Kontrol glikemik menggunakan glukosa darah sewaktu (GDS) yang dikategorikan menjadi terkontrol dan tidak terkontrol. Hubungan tingkat pengetahuan dengan kontrol glikemik dianalisis menggunakan uji Kendall’s tau-c. Hasil: Mayoritas gambaran profil pasien berumur 40 tahun (94%), berjenis kelamin pria (51%), mengenyam pendidikan SD (34%), tidak bekerja (80,7%), mengidap DM ≤5 tahun (56%), mengidap komplikasi makrovaskuler dan penyakit penyerta hipertensi (46%) serta memperoleh antidiabetik kombinasi (74%). Sebesar 66% tingkat pengetahuan responden termasuk dalam kategori sedang dan 67,3% memiliki kontrol glikemik yang tidak terkontrol. Analisis hubungan tingkat pengetahuan dengan kontrol glikemik menunjukkan hasil yang tidak signifikan (p=0,954;r=-0,004). Kesimpulan: Pasien dengan tingkat pengetahuan yang lebih baik menunjukkan kontrol glikemik yang baik pula, maka dari itu peran edukasi di fasilitas kesehatan sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan pasien.
Potensi Senyawa Baikalein sebagai Inhibitor Tumor Necrosis Factor Alpha Converting Enzyme (Tace) melalui Molecular Docking I Putu Rizki Karisma Parta Wiratama
Jurnal Dunia Farmasi Vol 6, No 3 (2022): Edisi Agustus
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v6i3.5234

Abstract

Pendahuluan: Tumor Necrosis Factor-α (TNF-α) berperan dalam beberapa penyakit seperti peyakit jantung, dan metabolik termasuk gagal jantung, hipertensi, arterosklerosis, stroke, infeksi paru, diabetes melitus dan pelepasan sitokin tidak terkontrol pada infeksi SARS-CoV-2.  Tumor Necrosis Factor-α Coverting Enzyme (TACE) berperan dalam pemotongan tmTNF-α dan melepas sTNF-α yang memberi sinyal melalui TNFR1 dan TNFR2 sehingga penghambatan TACE berpotensi sebagai pendekatan terapi beberapa penyakit tersebut. Tujuan: Untuk mengetahui potensi baikalein dalam penghambatan TACE melalui pendekatan in silico molecular docking. Metode: Penelitian ini meliputi beberapa tahapan yaitu preparasi protein, optimasi struktur 3 dimensi baikalein, validasi molecular docking dan docking baikalein. Hasil: Metode docking dinyatakan valid dengan nilai RMSD 0,61. Nilai energi ikatan hasil docking baikalein (-8,46 kkal/mol) lebih negatif dibandingkan native ligand Q283 (-7,86 kkal/mol). baikalein berinteraksi dengan TACE melalui ikatan hidrogen pada residu asam amino yang sama dengan native ligand Q283 (LEU348 dan GLY349). Kesimpulan: Baikalein berinteraksi lebih kuat pada situs ikatan yang sama dengan native ligand sehingga secara molecular docking senyawa baikalein berpotensi dalam menghambat TACE.

Page 1 of 1 | Total Record : 6