cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
Jurnal Penelitian Teknologi Industri
ISSN : 2085580X     EISSN : 26144069     DOI : -
Jurnal Penelitian Teknologi Industri (JPTI), adalah jurnal ilmiah yang bertujuan untuk mempublikasikan hasil-hasil penelitian dan pengembangan, tinjauan ilmiah, paket ilmiah dan kajian dalam bidang kimia proses dan teknologi yang dilakukan oleh para peneliti/perekayasa baik yang berasal dari Balai Riset dan Standardisasi Industri Manado maupun instansi lainnya.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol. 12 No.1 Juni 2020" : 6 Documents clear
PRODUKSI DAN KARAKTERISASI BIODIESEL BERBAHAN BAKU MINYAK JELANTAH Ardi Kurniawan Makalalag; Doly Prima Silaban
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 12 No.1 Juni 2020
Publisher : Balai Riset Dan Standardisasi Industri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33749/jpti.v12i1.6428

Abstract

Biodiesel is an alternative fuel that produced from renewable material alkyl esthers and fatty acids. This research aimed to characterize biodiesel production from used cooking oil. This research method was mixing used cooking oil and methanol with molecule weight ratio (1:4; 1:6; 1:8) by using KOH 0.75% as catalyst. Reaction temperature were (oC) 50, 60 and 70 at 80 minutes reaction time. Next, top layer was heated at 50oC for 30 minutes. Density, viscosity, acid value and yield of biodiesel were observed. Data obtained from testing result were analyzed descriptively. Biodiesel density value were (kg/m3) 898-1095; viscosity were (cSt) 6,4-8,6; Acid value were (mg KOH/g) 0,6-1,1 with biodiesel yield were (%) 76,2-81,6.Keywords: biodiesel, used cooking oil, KOH
PLASTIK EDIBLE BERANTIOKSIDAN YANG DIEKSTRAK DARI BAWANG HITAM Shinta W Apriyani; Jalmi Sulistyorini; Alim M Nuryadi
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 12 No.1 Juni 2020
Publisher : Balai Riset Dan Standardisasi Industri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33749/jpti.v12i1.6446

Abstract

Biopolimer seperti polisakarida, protein dan lipida dapat dimanfaatkan sebagai bahan edible film atau edible coating, yang sering digunakan sebagai pelengkap atau pengganti kemasan tradisional. Pada edible film/coating juga sering ditambahkan active filler yang bersifat antimikroba dan atau antioksidan untuk meningkatkan kemampuannya melindungi bahan makanan yang dibungkus. Bawang hitam adalah bawang putih yang telah difermentasi dengan suhu dan kelembapan tinggi, cirinya dapat dilihat dari warnanya yang hitam, tekstur yang kenyal dan baunya yang tidak sekuat bawang putih segar. Proses fermentasi ini akan menghasilkan senyawa S-allyl sistein yang disebut sebagai antioksidan kuat. Penelitian ini ingin melihat karakteristik edible film yang ditambahkan antioksidan dari ekstrak bawang hitam. Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap, yaitu pembuatan ekstrak bawang hitam dilanjutkan dengan pembuatan edible film yang ditambahi ekstrak bawang hitam. Bawang hitam diperoleh setelah dipanaskan dalam suhu 70-80ºC selama 7 hari. Ekstrak bawang hitam yang diperoleh mempunyai aktivitas antioksidan 5 kali lebih tinggi dari bawang putih segar. Rancangan penelitian yaitu perlakuan penambahan ekstrak bawang hitam sebesar 0%, 1%, 2% dan 3% (v/v). Kemudian diuji dengan cara mengemas minyak kelapa tradisional dalam kemasan edible film untuk mengetahui kerusakan minyak selama penyimpanan. Pengemasan yang diuji adalah P0 (minyak dikemas dalam botol plastik), P1 (minyak dikemas dalam plastik klip), P2 (minyak dikemas dalam edible film tanpa penambahan bawang hitam), P3 (minyak dikemas dalam edible film penambahan bawang hitam 1%), P4 (minyak dikemas dalam edible film penambahan bawang hitam 2%) dan P5 (minyak dikemas dalam edible film penambahan bawang hitam 3%). Minyak kelapa tradisional diuji kadar air, asam lemak bebas dan bilangan peroksidanya pada hari ke-0, 5 dan 10. Edible film yang ditambahkan ekstrak bawang hitam dapat melindungi minyak kelapa tradisional dibandingkan kemasan botol plastik atau plastik klip. Dilihat dari parameter kadar air, asam lemak bebas dan bilangan peroksidanya, edible film yang ditambah ekstrak bawang hitam mempunyai beda nyata dibanding kemasan plastik.Kata kunci : asam lemak bebas, bilangan peroksida, edible film, ekstrak bawang hitam, kadar air, minyak kelapa tradisional
INDEKS KATA KUNCI Meity Tampinongkol
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 12 No.1 Juni 2020
Publisher : Balai Riset Dan Standardisasi Industri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33749/jpti.v12i1.6781

Abstract

Penerapan Produksi Bersih di Sentra IKM Kelapa Terpadu Kota Bitung Jalmi Sulistyorini; Ahmad Sukron; Broerie Pojoh; Sjamsiwarni Reny Sjarif
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 12 No.1 Juni 2020
Publisher : Balai Riset Dan Standardisasi Industri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33749/jpti.v12i1.6594

Abstract

Sulawesi Utara terkenal sebagai Negeri Nyiur Melambai seiring banyak ditemukannya tanaman kelapa di daerah ini. Kelapa dikenal sebagai pohon kehidupan karena seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan. Sentra IKM Kelapa Terpadu Kota Bitung merupakan sentra industri yang mengolah produk kelapa dan turunannya. Saat ini produk utama yang dihasilkan adalah VCO. Industri pembuatan VCO adalah salah satu industri yang menghasilkan limbah dalam volume yang besar. Produksi bersih bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dengan meningkatkan efisiensi penggunaan bahan baku serta energi, serta mengurangi sumber-sumber pencemar. Penerapan produksi bersih dilakukan melalui tiga tahapan yaitu identifikasi aliran bahan, identifikasi potensi limbah yang dihasilkan, kemudian tahapan akhirnya yaitu penyusunan opsi produksi bersih yang dapat dilakukan di perusahaan. Identifikasi aliran bahan pada proses produksi dilakukan untuk mempermudah identifikasi keluaran bukan produk, sehingga memudahkan identifikasi potensi limbah yang dihasilkan pada setiap tahapan proses produksi. Sumber limbah padat berasal dari sabut kelapa, tempurung kelapa, ampas kelapa, serta blondo. Adapun limbah cair berasal dari air kelapa, air sisa santan serta air sisa pencucian alat dan bahan. Selama ini limbah padat yang dihasilkan belum dimanfaatkan secara optimal. Limbah cair yang dihasilkan juga dibuang begitu saja dalam instalasi pengolahan limbah. Opsi penerapan produksi bersih yang dapat dilakukan yaitu reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali), recycle (menggunakan kembali) dan good housekeeping (praktek operasi yang baik). Produksi bersih memberikan keuntungan tambahan berupa pemberian nilai tambah dengan pemanfaatan kembali sabut, tempurung, air kelapa, ampas kelapa, serta blondo. Selain itu juga membantu mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan pada industri, dalam hal ini sebanyak 841.556 kg limbah padat serta 658.756 liter limbah cair.
PENENTUAN TINGKAT KETENGIKAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI PADA PRODUK PANGAN BERWARNA MELALUI METODE EKSTRAKSI ASAM CAIR Umi Laila; Sri Indriani; Rifa Nurhayati
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 12 No.1 Juni 2020
Publisher : Balai Riset Dan Standardisasi Industri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33749/jpti.v12i1.6259

Abstract

Bilangan TBA (2-thiobarbituric acid) merupakan salah satu parameter dalam penentuan tingkat ketengikan produk pangan. Prinsipnya adalah malonaldehid yang merupakan komponen penyebab ketengikan direaksikan dengan reagen 2-thiobarbituric acid sehingga dihasilkan kromogen yang akan terdeteksi secara spektrofometri. Salah satu aspek visual produk pangan adalah warna. Namun, warna produk pangan menjadi salah satu faktor penginterfensi (pengganggu) pada penentuan bilangan TBA. Sementara itu, metode preparasi sampel yang digunakan untuk mengekstrak malonaldehid dengan efektivitas waktu dan tenaga yang baik adalah metode ekstraksi asam cair. Namun metode ekstraksi asam cair tersebut belum teruji dalam mengkoreksi adanya penginterensi warna produk pangan.  Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melakukan investigasi mengenai peluang penentuan bilangan TBA pada produk pangan berwarna dengan metode preparasi sampel berupa ekstraksi asam cair disertai dengan adopsi formula untuk mengkoreksi warna produk pangan. Sampel yang dianalisis bilangan TBAnya adalah tempe bacem dalam kaleng, empal gentong dalam kaleng, dan kacang oven. Hal yang dikaji dalam penentuan bilangan TBA menggunakan metode preparasi sampel berupa ekstraksi asam cair adalah akurasi metode yang meliputi reproduktifitas dan pengulangan. Pengkajian reproduktifitas metode preparasi sampel dilakukan melalui analisis bilangan TBA sampel kacang oven yang dilakukan sesegera setelah sampel terekstrak (intraday). Sementara itu, pengkajian pengulangan dilakukan melalui analisis bilangan TBA sampel empal gentong yang juga dilakukan sesegara setelah sampel terekstrak (intraday). Pengkajian beda waktu analisis terhadap angka TBA yang dihasilkan juga dilakukan pada sampel tempe bacem dalam kaleng dan empal gentong dalam kaleng yang meliputi analisis yang dilakukan sesegera setelah sampel terekstrak yaitu pada hari yang sama dengan ekstraksi (intraday) serta analisis yang dilakukan sehari setelah sampel terekstrak (interday). Bilangan TBA yang didapat melalui metode ekstraksi asam cair dievalusi dengan membandingkannya dengan bilangan TBA yang didapat melalui metode distilasi.  Dari hasil penelitian diperoleh metode ekstraksi asam cair memberikan parameter pengulangan dan reproduktifitas yang baik jika analisis bilangan TBA dilakukan langsung setelah sampel terekstrak malonaldehidnya (intraday). Akurasi metode ekstraksi asam cair yang dilanjutkan dengan analisis TBA secara intraday tersebut didukung oleh data nilai TBA yang dihasilkan dalam kisaran yang hampir sama dengan metode distilasi.Kata kunci: bilangan TBA, malonaldehid, ekstraksi, akurasi
FIBER FOOD CONTENT AND ANALOG RICE FAVOR LEVEL WITH TALAS FLOUR AND COCONUT FLOUR Nova P Kumolontang; Mariati Edam
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 12 No.1 Juni 2020
Publisher : Balai Riset Dan Standardisasi Industri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33749/jpti.v12i1.6264

Abstract

Analog rice can be made from various types of flour containing carbohydrates, such as taro flour or a mixture of several types of flour. Carbohydrate content in taro flour is expected to be a food source of alternative carbohydrate food. Taro flour has high amylopectin which gives a high stickiness, for that it is necessary to add coconut flour which has fiber and amylose content so that it can produce analog rice which is preferred. The purpose of this study was to determine the effect of taro flour and coconut flour composition on food fiber content and panelist preference level of analog rice This research uses  method with experimental design that is Completely Randomized Design (CRD) with the treatment of taro flour and coconut flour as many as six levels of treatment made in the form of formulations namely A (taro flour 90%: 10% coconut flour), B (flour 85% taro: 15% coconut flour), C (80% taro flour: 20% coconut flour), D (75% taro flour: 25% coconut flour), E (70% taro flour: 30% coconut flour). The results showed that the content of insoluble food fiber ranged from 4.95 to 7.39% while the soluble food fiber ranged from 2.13 to 2.72%. Organoleptic assessment of analog rice includes color (3.41-3.68), texture (3.23-3.59), appearance (3.30-3.59) while assessment of rice from analog rice is texture (3, 41-3.66), taste (3,50-3,91), color (3,25-3,42) and odor (3,50-3,83). Analog rice made from taro flour and coconut flour contains dietary fiber, which is soluble and insoluble fiber, which is beneficial to health as well as the panelists' preference level for the best analog rice, namely composition of taro flour 75%: 25% coconut flour.Keywords: analog rice, coconut flour, taro flour

Page 1 of 1 | Total Record : 6