cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
MediaTor: Jurnal Komunikasi
ISSN : 14115883     EISSN : 25810758     DOI : -
Core Subject : Education,
Mediator: Jurnal Komunikasi focuses on communication studies and media. Although centered on communication, Mediator is open and welcomes the contribution of many disciplines and approaches that meet at crossroads with communication studies. Type of writing is in the form of scientific articles (the results of field research, conceptual articles, or desk studies). This journal is intended as a medium of scientific study to communicate vision, reflection, conceptual thinking, research results, interesting experiences in the field, and critical analysis-studies on contemporary communication issues.
Arjuna Subject : -
Articles 14 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 2 (2004): Seorang Periset yang Baik Mesti Memiliki Sikap Enteng" : 14 Documents clear
Teknik-Teknik Penelitian Kuantitatif dalam Ilmu Sosial Zulfebriges Zulfebriges
MediaTor (Jurnal Komunikasi) Vol 5, No 2 (2004): Seorang Periset yang Baik Mesti Memiliki Sikap Enteng
Publisher : Pusat Penerbitan Universitas (P2U) LPPM Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/mediator.v5i2.1158

Abstract

Dalam ilmu-ilmu sosial, pun ilmu komunikasi, dikenal dua pendekatan yang penting untuk memahami dan menjelaskan gejala-gejala sosial, yakni pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif biasanya dikaitkan dengan paradigma positivisme sedangkan pendekatan kualitatif dikaitkan dengan paradigma pos-positivisme. Akhir-akhir ini kritik memang sering ditujukan pada paradigma positivisme ini karena ia dinilai mereduksi manusia menjadi sekadar angka-angka dan data-data kuantitatif. Namun, ternyata pendekatan ini pun tetap bermanfaat, bertolak dari cara manusia menghasilkan pengetahuan yang biasanya menggabungkan abstraksi dan observasi empiris  Di sin, fokus pembahasan, di antaranya, pada pengkonstruksian skala-skala pengukuran dan cara membuat beberapa jenis skala yang cukup akrab dalam pendekatan kuantitatif.
Perilaku Simbolis Santri dalam Praktik Keagamaan di Pesantren Daarut Tauhid Bandung Arimah Arimah
MediaTor (Jurnal Komunikasi) Vol 5, No 2 (2004): Seorang Periset yang Baik Mesti Memiliki Sikap Enteng
Publisher : Pusat Penerbitan Universitas (P2U) LPPM Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/mediator.v5i2.1163

Abstract

Dulu, orang malu-malu menggunakan simbol-simbol “santri”. Sekarang, pemakaian jilbab, pakaian koko, gamis, peci, surban, menjadi satu identitas diri. Perubahan trend “santrinisasi“ ini sangat menarik jika diamati lewat pendekatan komunikasi. Lewat teori interaksi simbolik,yang dirangkai dalam suatu proses komunikasi antarpersona, maka kehadiran simbol—verbal dan nonverbal— ini menjadi semakin kental terlihat dalam setiap interaksi santri di Pesantren Daarut Tauhid Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Objek penelitian ini adalah simbol dan perilaku keagamaan yang digunakan dan ditafsirkan para santri. Untuk mendapatkan data, digunakan observasi berperanserta, wawancara takerstruktur, dan penggunaan dokumentasi. Informan penelitian ini adalah santri perempuan yang dipilih secara purposif pada tiga kriteria santri, yakni santri karya, santri mukim, dan santri beasiswa. Penelitian ini menemukan simbol verbal dan nonverbal keagamaan, meliputi slogan-slogan dan ekspresi nonverbal dalam perilaku santri yang ramah, sopan, santun, penuh persaudaraan, kebersamaan, bersih, muhasabah dan berpakaian muslimah. Simbol keagamaan digunakan santri dengan mengacu pada konsep manajemen qalbu. Santri ber-riyadhah menggunakan simbol untuk mencapai pribadi yang berakhlaq mulia. Dari temuan yang ada, peneliti memunculkan tiga kategori perilaku beragama santri: kategori kesalehan individual, kesalehan sosial, dan perilaku MQ. Dari ketiga kategori kesalehan ini, ditemukan bahwa santri masih dalam kategori kesalehan individual sambil bergerak ke arah kesalehan sosial dan perilaku MQ.
Kampanye Publik tentang Antikorupsi Idi Subandy Ibrahim
MediaTor (Jurnal Komunikasi) Vol 5, No 2 (2004): Seorang Periset yang Baik Mesti Memiliki Sikap Enteng
Publisher : Pusat Penerbitan Universitas (P2U) LPPM Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/mediator.v5i2.1168

Abstract

Setelah reformasi bergulir sejak Mei 1998, muncul harapan praktik penyelenggaraan pemerintahan yang lebih memberikan harapan, baik di tingkat pusat maupun daerah. Namun, harapan itu belum sepenuhnya menjadi kenyataan, karena masih berakar-kuatnya praktik KKN(korupsi, kolusi, dan nepotisme) dalam pemerintahan, parlemen, dan kehidupan publik. Untuk itu, diperlukan langkah-langkah “kampanye publik antikorupsi” untuk melawan praktik KKN ini. Kampanye publik harus dilakukan secara terencana dan sistematis. Ia juga harus bersifat informatif, persuasif, dan edukatif, dengan memanfaatkan media komunikasi konvensional maupun inkonvensional secara optimal agar kampanye bisa mendorong publik berpartisipasi secara aktif dalam kampanye antikorupsi.
Teori dan Metodologi Penelitian “Public Relations” Elvinaro Ardianto
MediaTor (Jurnal Komunikasi) Vol 5, No 2 (2004): Seorang Periset yang Baik Mesti Memiliki Sikap Enteng
Publisher : Pusat Penerbitan Universitas (P2U) LPPM Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/mediator.v5i2.1159

Abstract

Artikel Public Relations (PR) yang banyak tersaji di media massa atau pun jurnal, lebih banyak membahas tentang PR is Art atau PR is Practice. Paparan kali ini mencoba membahas tentang PR is Science, sebagai kajian keilmuan, dengan mengemukakan tentang teori dan model Public Relations, serta teori kontemporer yang diadopsi menjadi teori dan model PR, serta membahas pula bentuk penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif PR. Tulisan ini diakhiri dengan rekomendasi komisi pendidikan yang teregabung dalam satu konsorsium asosiasi organisasi komunikasi/public relations seperti Public Relations Association of Amerika (PRSA), International Public Relations Assocation (IPRA), The International Communication Association, dan lainnya. Komisi ini merekomendasikan kurkulum PR untuk program Sarjana (S1), program Master  (S2), dan program Doktor (S3).
Analisis “Brand Equity” Siaran Berita Stasiun Televisi Swasta Indonesia Arif Sugiono; Prima Mulyasari Agustina
MediaTor (Jurnal Komunikasi) Vol 5, No 2 (2004): Seorang Periset yang Baik Mesti Memiliki Sikap Enteng
Publisher : Pusat Penerbitan Universitas (P2U) LPPM Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/mediator.v5i2.1164

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keadaan berbagai merek siaran berita stasiun televisi swasta berdasarkan dimensi ekuitas mereknya, dengan memfokuskan pada empat dimensi ekuitas merek, yang meliputi loyalitas merek, kesadaran merek, persepsi kualitas, dan asosiasi merek. Metode yang digunakan metode deskriptif, dengan analisis data menggunakan tabulasi dan teknik skala. Hasil penelitian dari dimensi loyalitas merek tiga besar siaran berita secara berurutan adalah Buser, Patroli dan Liputan 6 Petang. Dari dimensi Kesadaran Merek tiga siaran berita yang disebut adalah Buser, Patroli dan Liputan 6 Petang. Dari segi asosiasi merek, Buletin Siang dan Liputan 6 Siang (44%), diasosiasikan sebagai siaran berita yang penyajiannya cepat. Patroli (62%) diasosiasikan siaran berita yang penyajiannya akurat (benar dan obyektif) Info Manca Negara (56%) diasosiasikan sebagai siaran berita yang penyajiannya cukup menarik. Dari dimensi persepsi kualitas yang dijadikan pedoman adalah, kecepatan berita 31%, keakuratan aberita 36%, penyajian berita 33%, dengan urutan merek siaran berita Liputan 6 Siang, Buser, dan Patroli.
Cross-Cultural Health Communication Deddy Mulyana
MediaTor (Jurnal Komunikasi) Vol 5, No 2 (2004): Seorang Periset yang Baik Mesti Memiliki Sikap Enteng
Publisher : Pusat Penerbitan Universitas (P2U) LPPM Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/mediator.v5i2.1169

Abstract

Setiap kebudayaan memiliki pandangan yang beragam tentang kesehatan atau penyakit, kehidupan atau kematian. Ada masyarakat yang menganggap penyakit sebagai nasib yang harus diterima secara fatalistik. Ada pula masyarakat yang memandangnya sebagai cobaan dari Tuhan, dsb. Selain itu, terdapat juga perbedaan konsep untuk menamai jenis penyakit tertentu pada sejumlah pengguna bahasa yang berbeda. Nama suatu penyakit dalam suatu bahasa tidak bisa diterjemahkan langsung ke dalam bahasa lain. Dokter berkebangsaan Amerika, misalnya, akan kebingungan bila menangani pasien orang Indonesia yang berpenyakti “raja singa”, karena nama penyakit itu tak bisa diterjemahkan langsung menjadi “king lion”. Keragaman budaya ini berimplikasi pada para petugas kesehatan, perawat, dokter, untuk memahami budaya pasien, yang ditanganinya, yang berasal dari komunitas budaya berbeda. Kekeliruan memahami latar belakang budaya pasien dapat menimbulkan kesalahan dalam mendiagnosis penyakit, menangani pasien, atau menentukan resep obat.
Peran Pers Islam dalam Upaya Mendorong Proses Demokratisasi di Indonesia Alex Sobur
MediaTor (Jurnal Komunikasi) Vol 5, No 2 (2004): Seorang Periset yang Baik Mesti Memiliki Sikap Enteng
Publisher : Pusat Penerbitan Universitas (P2U) LPPM Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/mediator.v5i2.1160

Abstract

Peran pers dalam mendorong proses demokratisasi adalah hal yang mutlak. Namun, pers Indonesia, terutama pers Islam, bagaimanapun diharapkan berperan lebih aktif dalammendudukkan reformasi dalam maknanya yang tepat, sambil tetap mencatat dan melaporkan sejumlah bahaya yang bisa membelokkan transisi demokrasi yang sedang berlangsung sekarang ini. Namun, ironisnya di negara yang penduduknya mayoritas Islam ini justru media pers lebih banyak didominasi oleh medis pers non-Islam. Lalu, bagaimana pers Islam bisa berperan di dalamnya? Dalam konteks ini, kehadiran pers Islam, atau pers yang Islami, yang maju dan bermutu, serta berdaya jangkau luas, mutlak dibutuhkan, agar ia bisa berperan dalam proses demokratisasi di Indonesia.
Ragam Etika Bahasa Komunikasi: Perspektif Qur’ani Wildan Yahya
MediaTor (Jurnal Komunikasi) Vol 5, No 2 (2004): Seorang Periset yang Baik Mesti Memiliki Sikap Enteng
Publisher : Pusat Penerbitan Universitas (P2U) LPPM Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/mediator.v5i2.1165

Abstract

Penyampaian pesan dengan tutur kata yang arif dan bijaksana akan membantu tercapainya tujuan. Di dalam al-Qur‘an, diungkapkan aneka ragam etika bahasa komunikasi yang dapat digunakan sesuai dengan kondisi dan situasi yang dihadapi. Aneka ragam etika bahasa itu adalah: (1) Qaulan ma’rûfâ, tutur kata yang baik sesuai dengan adat atau tradisi yang berlaku; (2) Qaulan sadîdâ, perkataan yang benar dan tepat; (3) Qaulan balîghâ, susunan bahasa yang efektif dan membekas; (4) Qaulan karîmâ, ungkapan kata yang santun dan mulia; (5) Qaulan layyinâ, tutur bahasa yang halus dan lemah lembut; (6) Qaulan maisûrâ, percakapan yang mudah dan sederhana; dan (7) Qaulan tsaqîlâ, perkataan yang menggetarkan dan berbobot.
Semiotika Teks: Sebuah Pendekatan Analisis Teks Yasraf Amir Piliang
MediaTor (Jurnal Komunikasi) Vol 5, No 2 (2004): Seorang Periset yang Baik Mesti Memiliki Sikap Enteng
Publisher : Pusat Penerbitan Universitas (P2U) LPPM Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/mediator.v5i2.1156

Abstract

Semiotika mempelajari relasi elemen-elemen tanda di dalam sebuah sistem berdasarkan aturan main dan konvensi tertentu, serta mengkaji peran tanda sebagai bagian dari kehidupan sosial. Semiotika teks adalah cabang semiotika, yang secara khusus mengkaji teks dalam berbagai bentuk dan tingkatannya. Analisis teks adalah cabang dari semiotika teks, yang secara khusus mengkaji teks sebagai sebuah ‘produk penggunaan bahasa’ berupa kumpulan atau kombinasi tanda-tanda. Teks didefinisikan sebagai pesan-pesan—baik yang menggunakan tanda verbal maupun visual; dan secara lebih spesifik, ia adalah pesan-pesan tertulis, yaitu produk bahasa dalam bentuk tulisan. Tanda merupakan bagian dari kehidupan sosial. Melalui konvensi sosial, ia menjadi punya makna dan nilai sosial. Menurut Saussure, ‘tanda’ merupakan kesatuan yang tak dapat dipisahkan dari dua bidang, yaitu bidang penanda (signifier) untuk menjelaskan ‘bentuk’ atau ‘ekspresi’; dan bidang petanda (signified), untuk menjelaskan ‘konsep’ atau ‘makna’. Sementara itu, Charles Sander Peirce mengelompokkan tipe tanda ke dalam tiga jenis, yaitu indeks, ikon, dan simbol. Indeks adalah tanda di mana hubungan penanda (signifier) dan petanda (signified) di dalamnya bersifat kausal, seperti hubungan antara asap dan api; ikon adalah tanda di mana hubungan antara penanda dan petandanya bersifat keserupaan (similitude); dan simbol adalah tanda yang hubungan penanda dan petandanya bersifat arbitrer atau konvensional. Analisis teks beroperasi pada dua jenjang: Pertama, analisis tanda secara individual, seperti jenis tanda, mekanisme atau struktur tanda, dan makna tanda secara individual. Kedua, analisis tanda sebagai sebuah kelompok atau kombinasi, yaitu kumpulantanda-tanda yang membentuk apa yang disebut sebagai ‘teks’. Analisis teks, menurut Roland Barthes, akan menghasilkan makna denotatif, yakni makna tanda yang bersifat eksplisit, dan makna konotatif, yaitu makna tanda lapis kedua yang bersifat implisit.
Menakar Kadar Kebebasan Pers Indonesia Awang Ruswandi
MediaTor (Jurnal Komunikasi) Vol 5, No 2 (2004): Seorang Periset yang Baik Mesti Memiliki Sikap Enteng
Publisher : Pusat Penerbitan Universitas (P2U) LPPM Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/mediator.v5i2.1161

Abstract

Seiring dengan transisi politik di Indonesia yang ditandai dengan pergantian kekuasaan ke arah yang lebih demokratis, muncul pertanyaan sampai sejauh mana kadar kebebasan yang telah dinikmati pers bisa diukur? Ini mengingat bahwa salah satu pilar penting tumbuhnyanegara atau masyarakat yang demokratis itu adalah adanya kebebasan pers. Dalam sektor publik, harus diakui bahwa masyarakat Indonesia sedang menuju kehidupan yang semakin demokratis. Namun, dalam sektor pers, ternyata agak berbeda arahnya. Pengalaman empirik selama enam tahun menunjukkan bahwa kebebasan politik belum cukup untuk membawa kehidupan pers yang lebih bebas. Beberapa kasus menunjukkan pers di Indonesia justru lagilagi mengalami ancaman. Ancaman itu muncul dari berbagai kekuatan politik atau ekonomi.

Page 1 of 2 | Total Record : 14


Filter by Year

2004 2004


Filter By Issues
All Issue Vol 15, No 2 (2022): (Accredited Sinta 2) Vol 15, No 1 (2022): (Accredited Sinta 2) Vol 14, No 2 (2021): (Accredited Sinta 2) Vol 14, No 1 (2021): (Accredited Sinta 2) Vol 13, No 2 (2020): (Accredited Sinta 2) Vol 13, No 1 (2020): Terakreditasi Sinta 3 Vol 13, No 1 (2020): (Accredited Sinta 2) Vol 12, No 2 (2019): (Accredited Sinta 3) Vol 12, No 1 (2019): (Accredited Sinta 3) Vol 11, No 2 (2018): (Accredited Sinta 3) Vol 11, No 1 (2018): (Accredited Sinta 3) Vol 10, No 2 (2017): (Accredited Sinta 3) Vol 10, No 1 (2017): (Accredited Sinta 3) Vol 9, No 2 (2008): Dari “Starbucks’ hingga Pembebasan Biaya Kesehatan Dasar Vol 9, No 1 (2008): Isu Komunikasi Kesehatan yang Ter-”Pojok”-kan Vol 8, No 2 (2007): Proses Berkesenian = Proses Berkomunikasi Vol 8, No 1 (2007): Berkomunikasi dengan Anak Vol 7, No 2 (2006): Bagaimana Kita Menafsirkan Komunikasi Pembangunan? Vol 7, No 1 (2006): Bagaimana Kita Menafsirkan Komunikasi Pembangunan? Vol 6, No 2 (2005): Bagaimana Kita Menjelaskan Penerapan Teknologi? Vol 6, No 1 (2005): Kontroversi Dakwah dan Politik Vol 5, No 2 (2004): Seorang Periset yang Baik Mesti Memiliki Sikap Enteng Vol 5, No 1 (2004): Filsafat Itu Ibarat Orang Bertanya Vol 4, No 2 (2003): Dari Politik, Media, sampai Lain-Lain Vol 4, No 1 (2003): Merayakan Wacana Kontemporer Vol 3, No 2 (2002): Memilih Pendekatan dalam Penelitian: Kuantitatif atau Kualitatif? Vol 3, No 1 (2002): Atas Dasar Apa: Mediator Kali ini Vol 2, No 2 (2001): 'Chaos' Komunikasi 'Nothing to Hide' Vol 2, No 1 (2001): “Publish or Perish!” Vol 1, No 1 (2000): Salam (Pembuka) More Issue