cover
Contact Name
Bambang
Contact Email
bambang.afriadi@yahoo.co.id
Phone
+6285692038195
Journal Mail Official
islamika@unis.ac.id
Editorial Address
Jl. Maulana Yusuf No.10 Babakan, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, 15118 Banten
Location
Kota tangerang,
Banten
INDONESIA
Islamika : Jurnal Agama, Pendidikan dan Sosial Budaya
ISSN : 26865653     EISSN : 18580386     DOI : https://doi.org/10.33592/islamika
ISLAMIKA publication of scientific works both scientific and the results of research, service and development of teaching materials related to religion, Islamic religious education and socio-cultural.
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 13 No 1 (2019): Januari-Juni" : 6 Documents clear
MEDIA PERSPEKTIF SEJARAH HUKUM DAN PRAKTIKNYA DI PENGADILAN INDONESIA ., Karmawan
Islamika : Jurnal Agama, Pendidikan dan Sosial Budaya Vol 13 No 1 (2019): Januari-Juni
Publisher : Universitas Islam Syekh Yusuf

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.519 KB) | DOI: 10.33592/islamika.v13i1.151

Abstract

Pada awalnya mediasi merupakan bagian dari alternatif penyelesaian sengketa yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang arbitrase dan alternatif Penyelesaian Sengketa. Arbitrase merupakan penyelesaian sengketa di luar pengadilan yang sudah sejak lama diakui keberadaannya. Sesuai dengan maknanya, mediasi berarti menengahi. Seorang mediator tidaklah berperan sebagai judge yang memaksakan pikiran keadilannya, tidak pula mengambil kesimpulan yang mengikat seperti arbitrer tetapi lebih memberdayakan para pihak untuk menentukan solusi apa yang mereka inginkan. Mediasi dianggap intrument efektif dalam penyelesaian sengketa yang lebih cepat dan murah, serta dapat memberikan akses yang lebih besar kepada para pihak menemukan penyelesaian yang memuaskan dan memenuhi rasa keadilan.
DALIL QATH’I DAN ZHANNI Mas'ud, Muhamad
Islamika : Jurnal Agama, Pendidikan dan Sosial Budaya Vol 13 No 1 (2019): Januari-Juni
Publisher : Universitas Islam Syekh Yusuf

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (469.293 KB) | DOI: 10.33592/islamika.v13i1.156

Abstract

Pembahasan qath’i dan Zhanni hanya dapat ditemukan di kalangan ahli ushul fiqh ketika mereka menganalisis kebenaran sumber suatu dalil serta kandungan makna dalil itu sendiri. Para ahli usul fiqh membagi dalil atas tiga bentuk, yaitu nas, zahir, dan mujmal. Dalil dalam kategori nas diartikan oleh jumhur ushul fiqh sebagai dalil yang tidak memiliki kemungkinan makna lain.  Sedangkan dalil dalam kategori zahir dan mujmal termasuk dalil yang bersifat Zhanni, karena makna dalil dalam kategori ini masih mengandung kemungkinan makna lain.
STUDI PERUMPAMAAN AL-QUR’AN Haromaini, Ahmad
Islamika : Jurnal Agama, Pendidikan dan Sosial Budaya Vol 13 No 1 (2019): Januari-Juni
Publisher : Universitas Islam Syekh Yusuf

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (870.792 KB) | DOI: 10.33592/islamika.v13i1.152

Abstract

Sebagai kitab suci, al-Qur’an mendudukkan posisinya sebagai pedoman bagi kehidupan manusia. Lalu apakah kedudukan tersebut mampu menjadi bermakna bagi manusia? Karena bila mereka dapat mampu memahami setiap pesan yang disampaikannya. Namun demikian pemahaman yang dimiliki setiap manusia yang dijumpainya memiliki ragam. Keragaman tersebut pada gilirannya mengharuskan al-Qur’an menempuh cara agar setiap pesan yang diutarakannya. Amtsal al-Qur’an sebagai sebuah metode dinilai mampu mendekatkan manusia mudah memahami setiap pesan tersebut. Peran itulah yang kemudian ditempu amtsal al-Qur’an membantu memahamkan tersebut, mulai dari amstal al-musharahhah, kaminah dan mursalah. Ketiga bentuk ini kemudian menjadi solusi efektif dan sangat membantu mereka yang sulit dan cenderung meragukan setiap ajaran yang disampaikan rasul. Menurut penulis amtsal al-Qur’an menjadi salah satu metodologi penyampaian setiap pesan di tengah masyarakat yang mengalami kesulitan memahami setiap pesan yang disampaikan
POTENSI MANUSIA DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN ., Irawan
Islamika : Jurnal Agama, Pendidikan dan Sosial Budaya Vol 13 No 1 (2019): Januari-Juni
Publisher : Universitas Islam Syekh Yusuf

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (447.568 KB) | DOI: 10.33592/islamika.v13i1.153

Abstract

Manusia menurut agama Islam adalah makhluk Allah yang berpotensi. Di dalam al-Quran ada tiga kata yang digunakan untuk menunjuk kepada manusia, kata yang digunakan adalah bashar, insan atau nas dan bani adam. Potensi itu meliputi: potensi jasmani (fisik), ruhani (spiritual), dan akal (mind). Ketiga potensi ini akan memberikan kemampuan kepada manusia untuk menentukan dan memilih jalan hidupnya sendiri. Manusia diberi kebebasan untuk menentukan takdirnya. Semua itu tergantung dari bagaimana mereka memanfaatkan potensi yang melekat dalam dirinya. Secara umum, macam-macam potensi manusia terdiri dari (1) Potensi fisik, merupakan organ fisik manusia yang dapat digunakan dan diberdayakan untuk berbagai kepentingan dalam pemenuhan kebutuhan hidup. (2) Potensi mental intelektual (intelectual quotient), merupakan potensi kecerdasan yang ada pada otak manusia (terutama otak belahan kiri). (3) Potensi sosial emosional (emotional quotient), merupakan potensi kecerdasan yang ada pada otak manusia (terutama otak belahan kanan). (4) Potensi mental spiritual (spiritual quotient), merupakan potensi kecerdasan yang bertumpu pada bagian dalam diri kita yang berhubungan dengan kearifan di luar ego atau jiwa sadar (bukan hanya mengetahui nilai, tetapi menemukan nilai). (5) Potensi ketangguhan (adversity quotient), merupakan potensi kecerdasan manusia yang bertumpu pada bagian dalam diri kita yang berhubungan dengan keuletan, ketangguhan, dan daya juang yang tinggi. Potensi-potensi tersebut, pada dasarnya masih merupakan kemampuan yang belum terwujud secara optimal. Oleh karena itu, dibutuhkan hal lain agar potensi tersebut dapat didayagunakan, tentu saja manusia mesti memiliki ambisi. Ambisi inilah yang mendorong orang untuk berusaha meraih keinginannya. Tanpa ambisi, orang hanya akan merasa puas dengan kondisi yang dimilikinya sekarang, tidak ada keinginan untuk mengubahnya menjadi lebih baik
PENDIDIKAN SEBAGAI KAPITAL SOSIAL (Sebuah Tinjauan Sosiologis) Suhaeni, Eny
Islamika : Jurnal Agama, Pendidikan dan Sosial Budaya Vol 13 No 1 (2019): Januari-Juni
Publisher : Universitas Islam Syekh Yusuf

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.937 KB) | DOI: 10.33592/islamika.v13i1.154

Abstract

Konsep pendidikan sebagai sebuah investasi dalam bentuk human capital (modal manusia) telah berkambang secara pesat dan semakin diyakini oleh setiap negara bahwa pembangunan sektor pendidikan menjadi hal yang penting dan menjadi prasyarat kunci bagi pertumbuhan sektor-sektor pembangunan lainnya. Pendidikan menjadi salah satu modal sosial karena dengan pendidikan seseorang akan memperoleh segala sumber daya sosial seperti jaringan, kepercayaan, nilai dan norma. Seiring bertambah banyaknya seseorang mengikuti pendidikan formal maupun informal, maka jaringan sosial yang dia dapat juga akan semakin banyak dan luas. Selain sebagai modal sosial, pendidikan juga sebagai modal budaya dan modal simbolik
PERUBAHAN SOSIAL MENURUT AL-QUR’AN ., Nasrudin
Islamika : Jurnal Agama, Pendidikan dan Sosial Budaya Vol 13 No 1 (2019): Januari-Juni
Publisher : Universitas Islam Syekh Yusuf

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (688.19 KB) | DOI: 10.33592/islamika.v13i1.155

Abstract

Manusia merupakan makhluq yang istimewa. Kehadirannya mengundang banyak pembahasan, mulai dari awal kejadian, kehidupan hingga kehidupannya di akhir. manusia dan perubahan sosial dalam perspektif Qur’an di atas, dapatlah disimpulkan bahwa manusia adalah makhluk theomorfis yang memiliki kecenderungan mendekatkan diri kepada Tuhan sebagai sang Maha Pencipta, termasuk dirinya. Manusia sebagai makhluk yang dianugerahi kesempurnaan (jasad, akal, dan ruh) harus berperan secara benar dan baik dalam menjalankan amanah Tuhan (Allah Swt.) kepadanya, baik sebagai khalifah maupun ‘abid. Sebagai khalifah di bumi, manusia harus berpandai-pandai memimpin dirinya, keluarganya, dan lingkungannya di dalam upaya memperoleh kebahagiaan/kesejahteraan hidup duniawi dengan berbekal ilmu pengetahuan; dan sebagai ‘abid, manusia harus taat dalam beribadah kepada Tuhannya, agar memperoleh ridhaNya dari apa yang dilakukannya di dunia sebagai khalifah dan ‘abid itu, sehingga memperoleh kebahagiaan hidup ukhrawi

Page 1 of 1 | Total Record : 6